Selasa, 04 April 2017

MENJAJAKI AKTIFITAS WTM DI BULAN MARET 2017

Maumere, KN. Pertemuan staf yang dilakukan oleh Wahana Tani Mandiri setiap bulan yang terjadi pada tanggal 27 sampai 29 Maret 2017 lalu bertempat di kantor WTM Maumere. Pertemuan ini dihadiri oleh pimpinan lembaga, para koordinator serta para fasilitator lapangan. Kegiatan ini diikuti oleh 2 program dari Misereor dan CEPF.

Pertemuan ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja para staf mulai dari staf lapangan, para koordinator sampai pada pimpinan, yang dibuat selama sebulan penuh. Lebih khusus bahwa maksud dari evaluasi ini adalah menilai kembali proses kerja staf yang berjalan tidak pada rel yang sebenarnya atau belum tepat sasarannya. Sistim inilah yang bisa mencari solusi yang terbaik agar mengatasi berbagai persoalan yang terjadi di lapangan sehingga ke depannya sedikit ada perubahan.

Pertemuan selama 3 hari, yaitu pertemuan hari pertama tanggal 27 Maret 2017, dipersentasikan oleh teman-teman dari Wilayah Timur Mapitara, dibuka oleh Heri Naif, Coordinator program CEPF. ketiga fasilitator, Koordinator Advokasi serta Koordinator program CEPF melaporkan hasil kunjungan dengan baik. Hasil evalusi berjalan aman, ada ide/pendapat serta usul saran yang membangun. Pertemuan hari kedua yang terjadi pada tanggal 28 Maret 2017, membahas tentang program Misereor. Ketiga staf lapangan sudah siap untuk mempersentasikan hasil kunjungan dimasing-masing wilayah dampingannya. Kesiapan itu terkait dengan beberapa model laporan yakni laporan diskusi di kelompok-kelompok, praktek di kelompok, kunjungan kebun anggota serta rekapitulasi dari keseluruhan kegiatan yang dilakukan bersama kader tani desa dampingannnya.

Persentasi diawail oleh Yohanes Dawa, fasilitator dari kecamatan Tanawawo. Dengan wajah yang begitu serius, Yan begitu nama panggilannnya, mengatakan bahwa ada satu tradisi kearifan lokal yang dilakukan oleh masyarakat desa Poma yakni Soka Su. Tradisi ini dimaksudkan untuk mengusir penyakit tetelo yang akan menyerang ayam. Dan memang benar bahwa rata-rata ayam di sana tidak mati sehingga masyarakat Poma percaya sampai sekarang. Ujarnya lagi, dipertengahan bulan ini saya bertemu dengan kepala desa Poma terkait dengan rapat koordinasi yang akan berlangsung di bulan April mendatang. Pihak desa setuju kegiatan yang dilakukan oleh WTM, terpenting rancangan itu jelas karena kami siap bantu untuk kontribusinya, jelas Bapa desa. Oleh Martinus Maju fasilitator dari kecamatan Mego.

Tinus dengan sapaan manjanya, dengan semangat yang luar biasa menyampaikan bahwa kelompok dari desa Korobhera sudah membuat satu teknis khusus di kebun kakao yaitu rorak. Rorak ini dibuat dengan tujuan untuk menampung air pada musim hujan, apabila panas datang di dalam lahan sudah ada air,tendas Tinus. Di samping itu, di kelompok juga sementara melakukan pembibitan tanaman ara berjumlah 100 anakan yang akan dihijaukan di mata air. Kemudian dilanjutkan oleh fasilitatator dari sudut pantura alias pantai utara kecamatan Magepanda, Dodig Efendi, mempersentasekan laporan aktitas bersama di kelompok Kemasama desa Magepanda tentang pembuatan pestisida organik. Satu hal yang tidak dilupakan bahwa ada 1 kelompok baru yang mau didampingi dari desa Kolisia.

Lanjut kedua Coordinator Bidang, Aleksander Bambang dan Maria Martha Muda mempresentasikan hasil kerja mereka. Aleks Bambang, Coordinator bidang pertanian mengatakan sementara masih merancang materi-materi teknis usaha tani dan format-format laporan dari seluruh aktifitas lapangan. Beliau juga mengikuti kegiatan Study Farmer To Farmer di 4 kecamatan yaitu Talibura, Magepanda, Kangae dan Mapitara bersama dengan petani peneliti Betriks Rika, petani yang mendapat penghargaan sebagai perempuan pejuang pangan (Female Food Hero). Study Farmer To Farmer ini mendapat pujian dari petani-petani lain karena merupakan hal baru, apalagi sampai kepada teknis kawin silang padi, tutur aleks.

Menurutnya, permintaan dari kelompok ini sangat mendukung program kita. Ke depannya akan dibangun kerjasama yang baik, diberikan pelatihan tentang kawin silang jagung juga melakukan kunjungan silang bagi kelompok-kelompok wanita tani. Dilanjutkan oleh Maria Martha Muda, Coordinator bidang penelitian mengatakan bahwa konsep-konsep penelitian sudah dibuat, konsep kaji banding dan pemuliaan tanaman padi yang kemudian akan dipersentasikan ketiga fasillitator untuk dilanjutkan ke petani-petani peneliti yang ada dari 3 kecamatan.

Ada 8 orang petani peneliti diantaranya Beatriks Rika, Kanisius Garu, Siprianus Rehing, Said Naja, Hendrikus Hende, Siprianus Sarilus, Agustinus Tiga dan Herjon Webron. Kedelapan orang petani ini rencana akan mengembangkan penelitian kawin silang padi lokal dan kaji banding. Sekarang lahan yang ada masih di tanam padi sehingga kemungkinan di bulan april akhir atau awal mei baru dimulai persiapan untuk penelitian, Ujar Oa begitu sapaan manisnya. Mereka sangat semangat berharap hasil nanti cukup memuaskan. Hasil akan kami capai juga, tetapi proses itu yang lebih mahal, semoga kami tidak sia-sia, mudah-mudahan saya salah satunya petani berikut yang berhasil dikirim ke Filipina, ujar Hendrikus Hende si Raja dari desa Napugera. Sebelum mendengar persentasi dari Direktur Wahana Tani Mandiri, bresama-sama membahas kegiatan Workshop yang diadakan pada tanggal 06 sampai 09 Maret 2017 di PUSKOLAP JIRO JARO. Proses ini sungguh membawa hasil yang memuaskan. Dari persiapan tempatnya, peserta mitra, kunjungan lapangan di 2 desa, desa Bhera dan desa Dobonuapu, Penginapan serta konsumsinya tersedia dengan baik, pelayanan yang tepat waktu. Dari materi dan para fasilitatornya sangat menyentuh, metode yang dipakai kali ini cukup berbede dengan yang sebelumnya. Pemateri menyiapkan satu Elisabeth Cruzada, dengan panggilan akrabnya Ibu Bes, Konsultan Misereor, sangat senang sampai diluncurkan Deklarasi yang diberi nama Deklarasi JIRO JARO.

Deklarasi ini menjadi konsep bersama ke lima (5) lembaga mitra Misereor yakni WTM, Tananua Flores, Tananua Timor, Yakines, dan YPK DONDERS dalam pengembangan program mengedepankan pertanian berkelanjutan yang organik. Yang terakhir ini menjadi penutup dari rangkaian agenda evaluasi bersama, yaitu persentasi dari pimpinan, Carolus Winfridus Keupung, beliau merangkum dari beberapa hal-hal penting yang dihasilkan tadi. Pertama, kepada fasilitator lapangan Misereor diperhatikan kegiatan-kegiatan yang selama kurang lebih 2 bulan berjalan.

Data-data terkait diskusi dan praktek lapangan, data petani peneliti, data sumber mata air, data penghijauan mata air, data pembibitan tanaman perkebunan, pembibitan tanaman kehutanan, pembibitan tanaman penghijauan, data penanaman tanaman perkebunan, penanaman tanaman kehutanan, data RTL pembuatan pupuk dan pestisida organik, data pengguna pupuk dan pestisida organik, data petani organik, serta data-data terkait pengembangan organisasi kelompok. Semua data harus pasti dan akurat sehingga dalam membuat laporan data-data tersebut mudah diinput.

Lebih tegas Win mengatakan, untuk coordinator bidang harus mampu mengemas bidangnya sendiri, harus bisa menciptakan atau merancang model atau konsep-konsep baru sesuai dengan bidang tugasnya. Dibidang penelitian menyiapkan satu rancangan terkait dengan pupuk dan pestisida organik. Berlaku mulai bulan depan dan seterusnya pembuatan kedua bahan ini sesuai jumlahnya agar kita mampu menghitung kandungan yang ada didalam kedua bahan itu. Kemudian yang menjadi penting dan sangat penting untuk Misereor adalah mengenai indikator program yang menjadi point utama untuk keberlanjutan program ini. Indikator ini yang merupakan tujuan dan hasil pencapaian suatu program.

Penutur Cerita: Maria Martha Muda (Koordinator Advokasi, Riset dan Pengelolaan Lingkungan, Program Misereor

Tidak ada komentar:

<marquee>WTM LAKUKAN VAKSIN AYAM DI 3 KELOMPOK TANI DI EGON GAHAR</marquee>

Ansel Gogu (Kader Tani WTM) sedang Vaksin ayam anggota Kel. Tani Egon Gahar, KN , Dalam rangka mendorong sebuah pola budi daya ternak t...