Minggu, 17 Januari 2016

BERSAMA PETANI, KITA BISA MAJU


Carolus Winfridus Keupung dilahirkan di Lela, 11 Maret 1969. Ia adalah seorang aktifis yang cukup familiar bagi masyarakat Sikka. Sejak menamatkan pendidikannya di Politani Kupang, ia mengabdikan diri dalam kerja-kerja sosial. Awalnya ia bergabung dengan Fado – Belgia yang bekerja di Wilayah Lio dalam isu pertanian. Beberapa tahun kemudian, Fado bubar lalu ia berinisiatif dengan berdiskusi kawan-kawannya tentang pembentukan sebuah yayasan untuk melanjutkan kerja-kerja sosial tersebut.

Atas insiatif dan gagasan itu, dibentuklah Yayasan Wahana Tani Mandiri (WTM) pada tanggal 29 Januari 1996. Bersama lembaga ini, beliau melakukan kerja-kerja program dan kemudian dinamika lembaga ia harus terdepak dari Wahana Tani Mandiri . Namun, karena kiat advokasinya kemudian dibentuklah Yayasan Pelita Rakyat (Yapera) pada tahun 1999.
Setelah 2 (dua) tahun berada di luar, Ia kemudian kembali ke WTM sebagai Direktur. Perjalanan panjang ini kemudian menempah dirinya menjadi aktifis yang matang dan bijaksana. Dalam semangat kepedulian dengan petani, ia membawa WTM bekerja di wilayah Hale Hebing dan Doreng. Pengalaman bekerja bersama petani dan beberapa penelitian yang dilakukan serta didukung kapasitas dirinya yang berlatar belakang pendidikan pertanian sejak di SPMA Bowae dan Politani kemudian ia bersama grup WTM mengembangkan sebuah pola pertanian usaha terpadu.
Bahwa pertanian itu harus memenuhi dirinya sendiri, mulai dari penciptaan pupuk organik hingga pestisida organik. Kapasitas inilah kemudian menjadikan WTM dan Krunya konsisten dengan advokasi pertanian organik. Atau sering disebutnya "Usaha Pertanian Terpadu"

Beberapa tahun lalu, ia pun bukan hanya mengembangkan advokasi pertanian tetapi mengadvokasi soal penanganan bencana di Sikka. Dari gagasannya kemudian lahirlah Forum Peduli Penanggulangan Bencana Sikka yang beranggotakan SKPD di Sikka dan beberapa lembaga sosial (LSM) lainnya.

Dalam kesibukannya, ia pun tak pernah lupa dengan keluarganya. Suami dari Maria Aviana Lengga dan tiga anak ini sangat akrab dengan anak-anaknya. Ia sangat bersahaja dengan kedua putranya (Charlos dan Chalvin) dan Putrinya (Charlin).

Selain itu, Win pernah menjadi Direktur Eksektif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) NTT (2008 – 2011). Selama menjadi Direktur WALHI, ia harus pergi ke Sumba, Lembata, Timor untuk urusan advokasi pertambangan, hutan dan berbagai kasus yang punya keterkaitan dengan lingkungan hidup. Malah sekarang menyongsong Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) WALHI yang akan berlangsung di Palembang Sumatera Selatan, beliau dipercaya sebagai salah satu Tim Penyelaras Statuta WALHI bersama beberapa teman lain di seluruh Indonesia.

Beberapa catatan pengalaman ini, Win dinilai banyak orang sebagai tokoh yang familiar dan konsisten. Sejak 1994, Ia banyak menawarkan konsep pemberdayaan pertanian organik. Ia mendorong untuk sampai pada kedaulatan pangan. Bahwa untuk mencapai kedaulatan pangan tentunya harus didukung dengan banyak varietas pangan yang dikembangkan petani. Karena itu WTM menolak pertanian dengan kimiawi dan varietas tunggal karena menurutnya ini semakin menjerat petani dalam berbagai permasalahan. Ia tak sungkan-sungkan bila berhadapan dengan dinas pertanian yang berbeda model pengembangan pertanian.

Karena konsistennya itu, Ia kemudian dinobatkan sebagai Pelopor Ketahanan Pangan di Kabupaten Sikka pada hari Pangan Sedunia, 3 Desember 2015. Seusai penerimaan penghargaan dari Bupati Sikka, Yosef Ansar Rera, ketika secara terpisah ditemuinya Win menyatakan bahwa penghargaan terhadap dirinya adalah sebuah wujud pengakuan negara terhadap kerja-kerja advokasi yang dilakukan lembaga. Itu berarti bahwa ke depan Dinas Pertanian dan Pemkab Sikka semestinya mengakomodiri beberapa konsep pertanian yang dikembangkan WTM, yang mana menjadikan petani subjek dalam pengelolaan pertanian. Malah kami di WTM  dalam kerja sama dengan Miserior Jerman lagi mendorong adanya “Petani Peneliti” sebagai upaya menaikan nilai tawar “bargaining potition” dari petani. Karena, petani pun bisa menjadi peneliti karena itu profesinya yang harus dihargai. Pengalamaan petani semestinya dihormati dan diakomodir sebagai model baru yang bisa dijadikan model pembejaran berbagai pihak. (Tim KN1)

Tidak ada komentar:

<marquee>WTM LAKUKAN VAKSIN AYAM DI 3 KELOMPOK TANI DI EGON GAHAR</marquee>

Ansel Gogu (Kader Tani WTM) sedang Vaksin ayam anggota Kel. Tani Egon Gahar, KN , Dalam rangka mendorong sebuah pola budi daya ternak t...