Kamis, 28 Januari 2016

EVALUASI BULANAN DAN KEPANITIAN HUT WTM


Herry, Erry dan Tinus sedang Mendengar sharing
Dalam kesibukan para staf Wahana Tani Mandiri, evaluasi bulanan tetap menjadi rutinitas kelembagaan. Evaluasi bulanan yang dilakukan itu untuk mengechek perkembangan advokasi lapangan. Evaluasi kali ini tidak dihadiri Direktur (Carolus Winfridus Keupung) karena sedang berada di luar daerah. Untuk itu, evaluasi dipimpin oleh Herry Naif, Selaku Koordinator Advokasi, Riset, Organisasi dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Wahana Tani Mandiri di Pusat Sekolah Lapangan (PUSKOLAP) Jiro-Jaro, (28-29/01). 

Dalam pengantar, Herry menegaskan bahwa kesibukan dalam mempersiapkan HUT WTM tidak menghalangi rutinitas kelembagaan. Evaluasi menjadi kewajiban yang harus dilakukan. Tanpa evaluasi, kita tidak mengetahui seberapa perkembangan di komunitas.  Metode evaluasi yang digunakan adalah dengar pendapat dari para fasilitator lapangan dan staf WTM secara keseluruhan

Erry Muda (Fasilitator lapangan) di wilayah kecamatan Magepanda. Ia menginformasikan bahwa setelah petani dalam penantian yang lama  karena ketidakstabilan hujan, sekarang para petani sedang melakukan penanaman padi sawah, setelah hampir seminggu diguyur hujan terus. Pada kesempatan itu, ia menyampaikan mengenai beberapa aktifitas soal perlindungan kawasan air dimana warga berinisiasi melakukan penanaman pohon lokal di kawasan sumber mata air. 

Berbeda dengan, Dedy Aleks Bambang (Fasilitator Lapangan) wilayah Kecamatan Tanawawo yang lebih menekankan soal petani peneliti. Bahwa keempat peneliti asal kecamatan Tanawawo telah melakukan penanaman pada blok penelitian mereka. Yang menarik bahwa pada persiapan dan penanaman warga utusan dari setiap kelompok dampingan di desa hadir dalam persiapan dan penanaman. Keterlibatan mereka merupakan bagian dari belajar bersama, demikian ujar putra batak yang tinggal di Dobonuapuu. 

Sedangkan, Martinus Maju yang dikenal sebagai penjaga jantung puskolap Jiro-Jaro menekankan bahwa kendatipun dalam kesibukannya menyiapkan segala yang perlu tentang HUT WTM tetapi ia juga menyempatkan diri ke kampung-kampung. Ia lebih menekankan soal pendataan mata air lokal di desa agar diketahui dan kemudian direspons. Panas panjang tahun ini menjadi pembelajaran untuk perbaikan kualitas hutan terutama daerah penyanggah. Malah dengan lelucon ia katakan bahwa orang di dataran Mego punya jantung lagi kontrol oleh orang Poma dan Napu Gera. Kalau mereka nakal, maka yang ada di datara Mego akan mengalami banyak masalah terutama permasalah air.

Di sela-sela kegiatan itu juga hadir, Kristoforus Gregorius. Dari evaluasi itu ia menakankan bahwa kru WTM harus tampil dengan pendekatan yang menarik empati dan teknis usaha tani. Secara kelembagaan WTM telah memiliki kapasitas untuk itu. Karena itu diharapkan para fasilitator tidak ambigu dalam menyampaikan teknis. Karena itu kekuatan dan kekhasan WTM. Kita bukan pencatat data lapangan yang datang dan melaporkan jumlah anggota, tetapi kita hadir untuk membantu petani dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi rakyat, demikian ujarnya.

Setelah itu, Herry mengajak untuk mengevaluasi kepantian HUT WTM. Dari hasil identifikasi persiapan, Herry yang selaku ketua Panitia Perayaan Syukur ke-20 WTM menyatakan bahwa persiapan disimpulkan sudah 70%. Karena itu, para kru WTM berjuang agar mensukseskan acara ini. Kita tidak mau, mengundang orang lalu persiapanya morat-marit, demikian ujar putra TTU. 

Selain itu, disinggung juga mengenai perawatan varietas padi lokal yang sudah ditanam di kebun contoh WTM. Menurut Tinus, bahwa sudah dua kali dilakukan penanaman, kita berharap dengan normalnya hujan sekarang memberi pertumbuhan yang baik agar cita-cita WTM sebagai pusat belajar dan laboratorium benih padi tercapai.




Tidak ada komentar:

<marquee>WTM LAKUKAN VAKSIN AYAM DI 3 KELOMPOK TANI DI EGON GAHAR</marquee>

Ansel Gogu (Kader Tani WTM) sedang Vaksin ayam anggota Kel. Tani Egon Gahar, KN , Dalam rangka mendorong sebuah pola budi daya ternak t...