Senin, 29 Februari 2016

PESTISIDA ORGANIK DAN MANFAATNYA


Salah satu penyebab menurunnya mutu dan jumlah hasil panen adalah serangan hama dan penyakit tanaman. Biasanya hama dan penyakit menyerang tanaman di kebun dan juga hasil panen yang disimpan di lumbung. Untuk mengatasi hal ini, kita dapat melakukan pengendalian hama dan penyakit dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal di sekitar kita. Informasi berikut ini merupakan pengalaman WTM bersama petani dampingannya dalam melakukan pembuatan dan pengendalian hama dengan menggunakan Pestisida Organik.
Pengertian
Pestisida organik adalah bahan pengendali hama dan penyakit tanaman yang diramu atau dibuat dari bahan tanaman lokal.
Keunggulan/Keuntungan
  1. Mampu mengendalikan berbagai jenis hama dan penyakit.
  2. Murah karena bahan baku ramuan mudah diperoleh di lingkungan sekitar
  3. Cara pembuatannya mudah (Dapat dibuat sendiri)
  4. Dapat tersedia setiap saat
  5. Aman, karena bahannya berasal dari tanaman yang dukenal
Alat
Parang, pisau, pemukul/batu, parut, lesung, alu, ember bak, gentong, terpal/karung, tali, masker dan kaos tangan.
Bahan
Ubi gadung, akar tuba dan sejenisnya, kulit rita, daun bunga terompet, terung hutan (akar, batang, daun), batang dan daun sambiloto, daun bunga putih, daun/buah paria, nimba, rimpang kaliraga, bawang merah/putih, lombok, daunpapaya, kole, denu, neta, sirih hutan, kecubung, pewau, terung, kulit/biji mahoni, kusi dan lain-lain yang berasal dari jenis tanaman apa saja yang penting bhan tersebut mengandung racun.
Cara pembuatan
  1. Siapkan alat dan bahan pembuatan pestisida organik pada tempat yang telah disiapkan atau ditentukan.
  2. Bahan yang berasal dari umbi dikupas kulitnya, kemudian yang berasal dari batang, akar, rimpang dan kulit dibersihkan lalu dipotong dimemarkan dengan batu atau dicincang. Sedangkan bahan yang berasal dari daun dipisahkan dari tangkainya lalu dicincang dan ditumbuk sampai halus. Bahan-bahan tersebut disimpan secara terpisah menurut jenisnya pada wadah yang telah disediakan.
  3. Ubi gadung diparut pada wadah yang tidak bocor
  4. Bahan yang berasal dari batang, akar, rimpang, dan kulit yang sudah tersedia dimemarkan dan ditumbuk hingga halus
  5. Bahan yang berasal dari daun-daun yang sudah ditumbuk diperas dan diambil airnya. Saat diperas tidak boleh menggunakan air dalam jumlah yang banyak. Air hanya dapat digunakan sebagai pemancing pada saat pemerasan
  6. Bawang merah, bawang putih dan lombok diulak hingga benar-benar halus.
  7. Setelah itu, masukan ubi gadung yang sudah diparut, dan air hasil perasan daun-daun di dalam ember bak atau gentong yang disiapkan untuk adonan bahan-bahan tersebut
  8. Masukan sedikit demi sedikit bahan-bahan tersebut menurut jenisnya ke dalam bak adonan, kemudian diaduk sampai merata.
  9. Ember bak atau gentong yang berisi adonan ditutup rapat dengan tutupannta atau bahan lainnya dan diikat dengan tali kemudian disimpan di tempat yang aman, lalu diperam selama dua minggu (14 hari)
  10. Setelah empat belas hari adonan tersebut dibuka untuk diperas dan disaring airnya. Cairan tersebutlah yang dinamakan pestisida organik. Pestisida organik dimasukan ke dalam jerigen atau botol-botol atau wadah lain yang telah disiapkan. Pestisida organik yang telah diisi pada wadah tersebut dapat bertahan hingga satu tahun.
Pengakiran
  1. Bersihkan sisa-sisa bahan kemudian dikumpulkan untuk dibenamkan di sekitar tanaman.
  2. Cuci alat dan kembalikan pada tempat semula.
  3. Simpan pestisida organik di tempat yang aman.

Dosis penggunaan
  1. Pencegahan.
Gunakan pestisida organik dengan takaran 8 sendok makan yang dicampurkan dengan 10 liter air. Penyemprotan dilakukan 2 kali dalam seminggu.
  1. Pemberantasan.
Gunakan pestisida organik dengan takaran 10 senduk makan yang dicampurkan dengan 10 liter air. Penyemprotan dilakukan 3 kali dalam seminggu.
Jenis hama yang dapat dikendalikan dengan pestisida organik
  1. Hama putih yang menyerang tanaman pangan, hortikutura dan tanaman perkebunan
  2. Penggerek batang yang menyerang padi
  3. Kutu hijau dan kutu putih yang menyerang tanaman kopi
  4. Hama walang sangit yang menyerang tanaman padi
  5. Hama helopestis, penggerek buah dan penggerek batang yang menyerang tanaman kakao
  6. Penyakit busuk akar dan jenis penyakit atau hama lainnya yang menyerang tanaman.
Petunjuk penggunaan
  1. Dilarang makan, minum atau merokok selama proses pembuatan dan penyemprotan pestisida organik
  2. Penyemprotan harus mengikuti arah angin
  3. Gunakan masker, kaus tangan, baju berlengan panjang.
SELAMAT MENCOBA

Informasi Selengkapnya, hubungi: 
Pusat Sekolah Lapangan (PUSKOLAP) \
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya JIRO JARO
Wahana Tani Mandiri (WTM)
Jln. Feondari, Tanali, Desa Bhera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka - 86153
No. Hp. 0813 3940 7729 (Win Keupung/Direktur)

Tidak ada komentar:

<marquee>WTM LAKUKAN VAKSIN AYAM DI 3 KELOMPOK TANI DI EGON GAHAR</marquee>

Ansel Gogu (Kader Tani WTM) sedang Vaksin ayam anggota Kel. Tani Egon Gahar, KN , Dalam rangka mendorong sebuah pola budi daya ternak t...