Sabtu, 27 Agustus 2016

Hendrikus Gedo, Petani Ulet dan Disiplin


 Kelompok Tani Kaju Naja O’a adalah salah satu kelompok yang berdomosili di dusun Nawuteu tepatnya di desa Kolisia B, Kecamatan Magepanda. Kelompok ini bergabung bersama WTM (Wahan Tani Mandiri) sejak tahun 2014. Kelompok ini beranggotakan 24 orang yang terdiri dari 15 orang laki dan 9 orang perempuan.

Tentunya di dalam sebuah komunitas pasti memiliki tipikal atau ciri yang berbeda dari masing-masing anggotanya. Berbeda dengan yang satu ini anggota dengan nama lengkapnya Hendrikus Gedo, lahir di sebuah kampung kecil Masekea, pada tanggal 6 Juli 1962 Ia mempunyai 3 orang, 1 putra dan 2 putri dan 4 orang cucu.

Hendrikus Gedo dengan sapaan akrabnya bapa Minggus dianugerahi sebagai seorang petani yang tulen. Sosok yang begitu semangat dan boleh dikatakan sangat aktif dan kreatif.

Kini, bapa Minggus dipercayakan sebagai salah satu pengurus yang mana bertugas sebagai operator mesin, karena kebetulan kelompok ini memiliki sumur bor yang dimanfaatkan oleh anggota untuk kebutuhan air minum dan siram sayur. Tugas yang dipercayakan kepada Bapa Minggus ia laksanakan dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab, tepat waktu sehingga aggota tetap semangat.  Apabila ada kemacetan atau kesalahan teknis dalam menggunakan mesin bor air, Bapa Minggus langsung menghadirkan tenaga ahli untuk memperbaikinya.
Hanya dalam kesehariannya di kelompok, bapa Minggus dikenal memiliki watak keras dan tegas sehingga anggota bisa belajar disiplin sehingga pada saat pertemuan anggota semuanya hadir.

Dalam setiap pertemuan selalu ada konsep baru yang ia lontarkan dan ternyata diterima baik oleh anggotanya.

Awalnya belum ada arisan kelompok, tiba-tiba dengan spontan dan nada begitu halus beliau menyampaikan “Bagaimana kalau  dibuat arisan kecil sehingga bisa membantu kita anggota“. Ungkapan spontan ini kemudian disepakati anggota untuk mengumpulkan uang (Iuran) yang mana setiap anggota duapuluh ribu rupiah  (Rp. 20.000) sebagai  dana awal kelompok.

Bagi Bapak yang mempunyai empat orang anak ini, menurutnya pendampingan WTM cukup bagus. Sangat berbeda dengan pendampingan-pendampingan yang sebelumnya dan sementara ini ia ikuti, ujarnya.

Walaupun hanya dengan ilmu dan teknik pola pertanian yang sederhana sudah cukup membantu para petani, tergantung pada petani  untuk melihatnya sebagai kesempatan emas untuk anggota terapkan.

Pada tanggal 1 Juni 2016, Fasilitator Maria Martha Muda (Fasilitator Lapangan Wilayah Magepanda)  bersama anggota melakukan praktek Teknik Olah Jalur di kelompok Kaju Naja O’a. Praktek ini langsung di kebunnya. Sebelumnya lahan sudah disiapkan dengan baik, kira-kira sekitar 20 mx 20 m luasnya. Bapa Minggus selama 2 minggu tidak pernah istirahat hanya karena mencangkul tanah sedalam 50cm, dengan lebar 1 m panjang 7 m untuk olah jalur ini. Dari lahan yang ada semuanya sudah dicangkul sesuai petunjuk yang diberikan. Jumlah olah jalur yang dicangkul berjumlah 20 lajur. 

Jangankan 2 atau 3 orang yang kerjakan, 5 orang pun pasti tidak sanggup bahkan tidak bisa menghabiskan waktu hanya dalam 2 minggu. Tetapi bagi bapa benar-benar mau ujicoba, apakah ilmu yang diberikan WTM bisa dibuktinyatakan? demikian ulasnya.
Ternyata benar, pada bulan berikutnya; yaitu bulan Agustus pada saat kunjungan ke kebunnya, lahan yang dijadikan praktek tersebut semuanya sudah dipenuhi dengan tanaman jagung. Jagung tumbuh subur, karena awalnya bahan organik yang disisihkan cukup padat.  Di samping sebelah atas lahan yang masih sisa, ia tanami dengan terung organik, tanahnya pun subur, daunnya hijau dan sudah mulai berbunga.
Mari kita belajar dari Bapa Minggus,  seorang petani yang tekun, ulet, aktif dan penuh sabar. Apa pun sesuatu yang baru, ia ingin mencobanya.


Tidak ada komentar:

<marquee>WTM LAKUKAN VAKSIN AYAM DI 3 KELOMPOK TANI DI EGON GAHAR</marquee>

Ansel Gogu (Kader Tani WTM) sedang Vaksin ayam anggota Kel. Tani Egon Gahar, KN , Dalam rangka mendorong sebuah pola budi daya ternak t...