Minggu, 28 Agustus 2016

SANGGO, PETANI SAYUR ORGANIK DARI MAGEPANDA

Selestina Sanggo, lahir di Duli sebuah dusun kecil, desa Rero Roja, Kecamatan Magepanda, pada tanggal 13 Maret 1976. Di kampung ini ia biasa sapa dengan nama Sanggo. Mama Sanggo memiliki 3 orang anak, 2 puteri dan 1 orang putera. Ibu berkacamata memiliki postur tubuh tinggi, dan ia pun selalu membantu siapa saja yang membutuhkannya. Mama sanggo juga aktif di bidang kerohanian, selain sebagai  tim relawan  dalam program-program bersama Plan dan Caritas. 

Sejak tahun 2015, ia bergabung dengan WTM sebagai salah satu kader. Beliau ini cukup aktif dalam melakukan advokasi, baik dalam kebijakan maupun secara teknis. Ia dimandatkan mendampingi  2 kelompok tani di desa Magepanda; yaitu Kelompok Rapa Laka dan kelompoknya sendiri Sinar Tani Kawa Su’a.  

Selestina Sanggo, Petani Sayur Organik di Pasar Alok-Mof
Dalam diskusi tentang pengembangan tanaman pangan dan sayuran, bersama Fasilitator Lapangan WTM, Maria Martha Muda yang mengutarakan tentang bagaimana seorang petani mampu merawat kebunnya sendiri dengan mengembangkan keanekaragaman tanaman pangan dan berbagai jenis sayuran. Diskusi topik ini membuat ia tertarik, dalam pikirannya mama Sanggo. Beliau kemudian bersama anggota kelompok dampingannya merencanakan  bahwa semua anggota harus memiliki lahan sayur. 

Dalam pertemuan itu juga sempat ia sampaikan bahwa untuk pengembangan sayur sangatlah tidak sulit, kita hanya beli bibitnya saja sedangkan pupuk dan pestisida organik  sudah tersedia di kebun sendiri tinggal saja kita mengelolah. Apa susahnya, kalau kita mulai mencoba. 

Diskusi topik ini menjadi titik awal yang memotifasi anggota kelompok dampingannya. Karena begitu penasaran  dan penuh semangat  mama Sanggo sampai menyewakan lahan kecil  dari keluarganya buat  usaha tanam sayur.  Walaupun miliki lahan berhektar-hektar tetapi diusahakan untuk tanam padi sawah dan ladang. 

Menurutnya,  tanaman itu untuk kita hidup. Sambil menunggu padi mending, saya manfaatkan tanaman sayur sehingga uang selalu ada.  Waktu yang begitu singkat untuk mengelola 12 bedeng.  Tetapi herannya, permasalahan waktu bukanlah menjadi sebuah tantangan maka waktu ini sunggu dimanfaatkan sehingga secara de facto, bedeng-bedeng ini sudah dipenuhi dengan sayur sawi dan kangkung karena memang jenis sayur ini masa panennya  lebih cepat.

Setiap 2 hari sekali, ia selalu mengunjungi usaha kecilnya itu sekaligus menyiramnya  dan tidak lupa memberi pupuk organik secara teratur. Dari hasil pupuk organik tersebut kondisi sayur sawi daunnya segar dan sehat, batangnya besar begitu pun kangkung. Pada awal panen pendapatan yang ia terima sekitar 3 jutaan rupiah, sejak itu panen sering dalam 2 hari sekali sehingga pendapatan yang ia terima sampai sekarang bisa mencapai belasan juta rupiah, (Rp 15.650.00). keberhasilan mama sanggo dalam waktu 5 bulan, ia sudah memperoleh pendapatan yang lumayan. Ini adalah sebuah pengalaman yang baginya adalah luar biasa dan menjadi motivasi bagi petani yang lain, ujar Sanggo. 

Dari hasil kerja kerasnya 6 anggota lainnya  mendapat kesejahtraan yang sama  pula, paling tidak bawang sekilo, gula sekilo dan kopi sekilo tersedia di dapur mami. Pada umunya rata-rata setiap anggota mengembangkan sayur sawi hijau dan kangkung. Hasil panen ia bawa jual ke pasar Alok-Maumere dan ada beberapa konsumen yang menjadi pelanggannya. 

Sayur dan kangkung organik dari kebunnya menjadi bahan pembanding bagi para konsumen di pasar Alok dan malah ditunggu oleh para pelanggannya. Gara-gara sayur organik membuat Ibu dengan ciri khas berkacamata ini bukan terkenal di kampungnya saja tetapi sudah familiar di kompleks pasar alok - Maumere karena sayurnya yang berorganik dan  berhigienis. Produksi sayur organik dari Magepanda menggeser daerah penghasil sayur lainnya seperti Waigete.

Anehnya apabila mama sanggo belum muncul di pasar pasti pelanggannya langsung menanyakan belum datangkah ibu yang kacamata itu. Sayurnya simpan lama tapi masih segar, kita makan tidak rasa nyiluk, enak dan gurih.

Tidak ada komentar:

<marquee>WTM LAKUKAN VAKSIN AYAM DI 3 KELOMPOK TANI DI EGON GAHAR</marquee>

Ansel Gogu (Kader Tani WTM) sedang Vaksin ayam anggota Kel. Tani Egon Gahar, KN , Dalam rangka mendorong sebuah pola budi daya ternak t...