Sabtu, 03 September 2016

MASSIPAG KUNJUNGI KEBUN PENELITIAN BEATRIKS RIKA

Kunjungan Masipag di Kebun Penelitian Beatriks Rika
Kegiatan evaluasi penelitian Kawin silang padi bersama Massipag Filipina yang akan dilaksanakan pada tanggal 20-21 Agustus itu diawali dengan kunjungan kebun ke area penelitian Beatriks Rika, pada tanggal 19 Agustus. Dorongan semangat karena kesuksesan Peneliti Beatriks Rika, Tim dipimpin oleh Elisabet (Konsultan Massipag), Darius Goranggo (Petani Peneliti Massipag), Lusia Ortiz (Koordinator Penelitian Massipag), Kristopel (Miserior Jerman) dan Diah (Mahasiswa UGM). Tim ini didampingi koordinator Advokasi, Penelitian dan Pengelolaan lingkungan dan Hasil (Herry Naif).

Kunjungan kebun ini dimaksud untuk memantau langsung padi F1 hasil kawin padi kupa dan ciherang yang dikawinkan oleh Beagriks Rika. Kedatangan tim disambut baik oleh Petani Peneliti Beatriks Rika di Sawahnya yang terletak di Lowo Lo'o, desa Bhera, Kecamatan Mego,Kabupaten Sikka.

Herry Naif, yang memandu kunjungan ini mengutarakan sekilas tentang apa yang telah dicapai oleh Beatriks dan kemudian diskusi dan tanya jawab para pengunjung dengan Beatriks Rika. Dari kunjunga itu ditemukan bahwa ada hama yang menyerang tanaman padi di Lokasi persawahan Lowo Lo'o. Dari pantauan itu, menurut Darius, bahwa semestinya tahun ini setelah panen Beatriks harus membiarkan lokasi persawahannya kering dan dijemur selama sebulan agar terjadi proses pemulihan dan pembasmian hama atau berbagai organisme pengganggu lain. Setelah itu, baru ibu Beatriks bisa melanjutkan dengan proses persiapan kebun untuk penanaman. Tambah Darius, setelah panen jerami padi dibakar lalu dicampur dengan kotoran ayam dan disiram di petak saya. Bila perlu ditambah dedaunan baru dibajak. Dengan demikian akan terjadi penambahan pasokan organik.

Selain itu juga perlu disiapkan pestisida organik. Malah lebih bagus, dibiarkan begitu saja agar diketahui hama apa saja yang menggangu dan bisa tumbuh juga organisme yang datang dan membantu menghalami masuknya hama.

Ibu Bess, sapaan Elisabet Curado mengapreseasi keberhasilan ibu beatriks dalam aktifitas kawin silang. Ia mengharapkan agar ke depan lebih bersemangat dan dicari padi lokal untuk dimuliahkan. Saran ini disambut baik oleh Beatriks bahwa pada musim tanam tahun ini, saya akan berusaha mendapatkan benih padi lokal untuk dimuliahkan, tutur Beatriks.

Hanya saja bahwa komunikasi yang terbangun di persawahan ini dalam tiga bahasa yakni: bahasa Tagalog, Ingris dan Indonesia.

Tidak ada komentar:

<marquee>WTM LAKUKAN VAKSIN AYAM DI 3 KELOMPOK TANI DI EGON GAHAR</marquee>

Ansel Gogu (Kader Tani WTM) sedang Vaksin ayam anggota Kel. Tani Egon Gahar, KN , Dalam rangka mendorong sebuah pola budi daya ternak t...