Minggu, 09 Oktober 2016

SELEKSI DAN REKRUITMEN KADER TANI

1. LATAR BELAKANG

Secara kelembagaan WTM telah memilih petani dan kepentingannya sebagai pilihan advokasi baik dalam kebijakan maupun secara teknis pertanian. Berbagai pengalaman bersama petani telah menjadi pembelajaran menarik untuk disimak. Dalam menjalankan berbagai aktifitas lembaga dan program di tingkat lokal maupun regional, kader tani menjadi andalan WTM. Kader tani dipandangnya sebagai agen perubahan (agen of change) di tingkat desa.

Bagi yang belum mengenal apa peran dari kader WTM sering tidak mempercayai gagasan itu. Tetapi berdasar pada beberapa fakta yang dialami WTM selama ini, kader tani menjadi sebuah kelompok penting yang perlu dibentuk demi menjadi kekuatan pengimbang di kampung ataupun di regional. Kader tani dilihat sebagai community organizer (CO) yang terus bergerak dalam melakukan advokasi-advokasi kebijakan yang berpihak pada rakyat (petani) dan Community Development (CD) sebagai upaya mendorong pengembangan ekonomi rakyat terutama dalam memanfaatkan potensi lokal dalam membangun kualitas hidup yang layak.

Perpaduan kedua gagasan ini akan membawa dinamika kelompok tani dan wilayah setempat. Tidak heran, bila kader tani menjadi salah satu kelompok di lapangan yang akan membantu kerja-kerja advokasi dan teknis-teknis pertanian. Karena itu, seleksi dan rekruitmen yang kemudian diperkuat dengan adanya capacity building yang dilakukan lembaga terhadap kader tani dalam meningkatkan kemampuan teknis pertanian dan kemampuan lainnya agar membantu mengimplementasikan program-program yang dicanangkan WTM.

Kader tani yang diseleksi dan dikapasitasi tersebut diyakini mampu mengimplementasikan program-program yang dijalankan. Tanpa pengkapasitasan bagi kader tani maka pelaksanaan program tidak maksimal dilakukan di lapangan. Sebab itu menjadi satu kesatuan yang integral dengan program yang dijalankan lembaga dan menjadi nilai lebih yang akan meningkatkan barganing position.

2. KADER TANI

2.1. SIAPA ITU KADER TANI
Kader Tani adalah seorang petani yang kesehariannya melakukan kerja usaha tani seperti yang dilakukan petani lainnya. Kader tani adalah konsolidator sekaligus fasilitator. Artinya bahwa kader tani akan membawahi beberapa kelompok tani di suatu wilayah kemudian mengkonsolidasinya dengan Wahana Tani Mandiri. Kader tani dituntut harus memiliki kemampuan lebih dari petani lainnya, agar ia dipercayai para petani dan bila perlu ia adalah tauladan dan panutan bagi petani lainnya. Prinsipnya, kader tani memiliki kemampuan intelektual, emosional yang mendukung serta memiliki semangat keberpihakan kepada kelompoknya. Beberapa fungsi dan kriteria mejadi kader tani, adalah:

a) Sebagai Pemimpin Gerakan Petani dan Kelompok

Kader Tani berperan sebagai pemimpin gerakan petani dan kelompok tani serta pembina kelompok tani, maka harus: • Berkomunikasi yang baik;

• Merumuskan pendapat dan keinginan serta aspirasi dari para anggota kelompoknya; • Mengambil keputusan secara tepat, cepat dan bijaksana;

• Menjabarkan tujuan yang akan dicapai oleh petani dan kelompok tani dalam kegiatan-kegiatan;

• Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan dengan kesepakatan kelompok;

• Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan, yang berhubungan dengan kepentingan petani;

• Menjadikan dirinya sebagai teladan bagi para anggota kelompoknya.

b) Sebagai Simpul dalam Pembelajaran Bersama

• Menggali dan merumuskan keperluan belajar petani dan kelompok;

• Mengatur agar proses belajar baik antara petani dalam wilayah desa maupun ke wilayah lain dapat berjalan dengan baik; • Menumbuhkan motivasi untuk belajar petani dan anggota kelompok;

• Memfasilitasi manajemen organisasi tani agar dapat berkembang baik;

• Memahami keinginan, pendapat maupun masalah yang dihadapi petani dan anggota kelompok.

c) Sebagai Penggagas Organisasi Pengembangan Pertanian Untuk berperan sebagai penggagas pengembangan pertanian, pembinaan kader tani diarahkan untuk memiliki kemampuan dalam; • kelola kelompok tani; • Menganalisa kemungkinan perkembangan kemajuan di masa yang akan datang dan berani menerapkan inovasi baru dengan resiko sendiri; • Melakukan terobosan dengan memanfaatkan semua potensi sumber daya pertanian, baik yang ada di dalam maupun dari luar kelompoknya untuk kepentingan kesejahteraan para anggota kelompoknya.

d) Sebagai Mitra Kerja Stacholder Pertanian di Desa

Untuk dapat berperan sebagai mitra kerja stacholder petani, pembinaan kader tani diarahkan untuk memiliki kemampuan dalam: • Berkomunikasi melalui berbagai media penyampaian informasi;

• Menjadi penghubung antara pemerintah dengan petani dalam kegiatan pembangunan pertanian, meliputi aspek perencanaan, pelaksaan dan evaluasi; • Memahami kebijakan pemerintah dan pembangunan pertanian, meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi;

• Menyusun rencana kerja kelompok yang disesuaikan dengan kepentingan petani disesuaikan dengan kelender musim serta kepentingan nasional.

2.2. PENTINGNYA KADER TANI DALAM PROGRAM

Program Penigkatan Pendapatan Masyarakat dalam Mendukung Manajemen Ekosistem Berkelanjutan di Kawasan Egon merupakan sebuah program kerja sama antara Wahana Tani Mandiri dengan Critycal Ecosystem Partnership Fund (CEPF) yang akan dilaksanakan selama 2 tahun (Mei 2016 – April 2018). Salah satu tujuan program adalah peningkatan pengelolaan kawasan Egon Ili Medo yang diukur dengan: Pertama: 280 Ha hutan yang rusak dipulihkan. Kedua, Debit air dari 8 Sumber mata air meningkat dan ketiga, Masyarakat 4 Desa yang tinggal dalam kawasan mengalami pengingkatan kualitas hidup. Bila dilihat dari beberapa tujuan program dimaksud, secara sederhana disimpulkan bahwa program ini lebih diarahkan pada proses pemulihan dan penyelamatan ekologi kawasan Egon Ilimedo melalui pengelolaan pertanian. Berasas pada tujuan program tersebut, ada beberapa aktifitas telah dirancang untuk memenuhi tujuan program tersebut. Mengawali program tersebut, WTM mendiskusikannya secara kelembagaan dan kemudian ditugaskan tim untuk melakukan tugas pembentukan kelompok tani dan struktur organisasi yang telah dibentuk dan sedang berjalan agar dipastikan pelaksanaan program. Setelah dilakukan pembenahan organisasi tani, didorong agar adanya petani yang didoorong menjadi kader tani dalam implementasi program yang perlu mengetahui tentang implementasi program. Tidak menafikan peran kader tani, WTM bertanggung jawab dalam memperbaiki kualitas kader baik secara teknis pertanian dan kemampuan dirinya sebagai fasilitator dan konsolidator lapangan.

3. SISTEM PEREKRUTAN KADER TANI
Sesuai dengan apa peran kader tani dalam mencapai tujuan program WTM melakukan sistem perekrutan agar para kader yang terpilih adalah orang-orang yang kredibel. Lebih dari itu juga memiliki kapasitas diri yang dapat mendukung pengimplementasian program di di lapangan. Untuk itu, dilakukan sosialiasi program kepada kelompok sasar yang akan menjadi penerima project (partisipan). Kunjungan ini dipimpin oleh Kristofus Gregorius (Koordinator Pertanian) bersama Will (Koordinator Advokasi dan Pengelolaan Lingkungan) serta 3 Fasilitator Lapangan yakni; Gabriel Maryanto, Marianus Yolis dan Mus Mulyadi). Untuk itu sejak tanggal 3 – 7 Mei 2016, Tim WTM melakukan pertemuan dengan pemerintahan desa di Mapitara, diantaranya: Pemerintah Desa Hebing, Pemerintah Desa Nata Koli, Hale dan Egon Gahar. Selain dilakukan pertemuan dengan beberapa pemerintah desa, Tim WTM juga melakukan pertemuan dengan beberapa kelompok tani sekaligus sebagai wujud sosialisasi program. Wilayah Mapitara bukanlah sebuah wilayah baru bagi Wahana Tani Mandiri. Tidak ada masalah yang signifikan muncul, karena itu semua berjalan lancar seperti yang diharapkan. Dari beberapa aktifitas yang dilakukan Tim WTM bersama Pemerintah Desa dan Masyarakat Mapitara, ada beberapa hal yang ditemukan. Dari hasil pertemuan kampung di kelompok tani direkomendasikan 20 orang sebagai kader (Lih. Tabel 1).

Tabel. 1. Data Kader Tani Kec. Mapitara NO NAMA JENIS KELAMIN WILAYAH KELOMPOK TANI HALE 1 Robertus Sadi Nong Heri Marten L Glak Da’an Dadin 2 Gervasius Alfred L Glak Gading Pani 3 Antonius Tesen L Glak Ru Reo 4 Maria Kasmin P Natar Mage Natar Mage 5 Albertus Ruben L Napun Kontas HKM Napun Kontas EGON GAHAR 6 Bernadus Gete L Welin Watu HKm 2 7 Anselmus Gogu L Lere Lero Bekor 1 8 Masias Merimo L Lere HKM 1 9 Yonisius Suli Soge L Baokrenget HKM 4 10 Romanus Gleko L Baokrenget HKM 3 HEBING 11 Hermanus Peong L Hebing Ru Laling 12 Margaretha Oktaviana P Hebing Cinta Sesama 13 Ambrosius Nong Bona L Watubaler Gawer Gahar 14 Servasiun Nong Epi L Hebing Watuwawit 15 Maksesius Edison L Galit Watu Kogang NATAKOLI 16 Kristina Kris P Umatawu Kojawair 17 Firginus L Umatawu Popo Wolot 18 Rikardus Soge Laka L Wolomotong Tukeler 19 Ferdinandus Hedung L Wolomotong Bola Wair 20 Ignasius Irianto L Natakoli Namang Hebar Sumber: Dok. Wahana Tani Mandiri (WTM), Mei 2016 Para kader yang merupakan utusan dari setiap kelompok yang diseleksi agar kemudian WTM secara kelembagaan bertanggung jawab meningkatkan kapasitas mereka. Dalam kepentingan itu, Wahana Tani Mandiri kemudian sebagai langka awal program, maka seluruh komponen dikonsolidasi di lapangan dan kapasitas beberapa komponen juga perlu ditingkatkan. Para kader yang telah teridentifikasi di lapangan itu diundang untuk dikapasitasi sesuai kebutuhan program yang telah disepakati antara WTM dan CEPF. Secara kelembagaan kemudian melihat bahwa dua pelatihan yang penting diberikan di awal kegiatan adalah Pelatihan untuk Pelatih (Traing of Trainer) dan Pelatihan Konservasi Tanah dan Air. Kedua pelatihan ini diberikan pada awal program, yakni tanggal 6 – 11 Juni. Keduapuluh orang ini diundang dalam rangka kapasitasi diri para kader dalam persiapan penerapan program lapangan. Dari dua pelatihan ini kemudian dihadiri oleh 15 kader yang hadir (Lihat Tabel 2. )

Tabel 2. Data Kader Tani yang hadir dalam Peningkatan Kapasitas Petani, (Periode Pertama) NO NAMA JENIS KELAMIN TEMPAT TANGGAL LAHIR ASAL KAMPUNG KELOMPOK TANI HEBING 1 MARGARETA OKTAVIANA N. H. P HEBING, 21 OKTOBER 1979 HEBING CINTA SESAMA 2 MAKSENSIUS EDISON L GALIT, 14 JANUARI 1978 HEBING 3 HERMENUS PEONG L HEBING, 12 SEPTEMBER 1967 HEBING RULALING EGON GAHAR 4 MESIAS MERIMO L LERE, 1 OKTOBER 1982 LERE 5 ANSELMUS GOGU L LERE, 17 AGUSTUS 1970 KLOANGBOLAT LERO BEKOR 1 6 YONISIUS SULI SOGE L MAUMERE, 20 APRIL 1992 BAOKRENGET 7 ROMANUS GLEKO L LERE, 21 DESEMBER 1981 BAOKRENGET NATAKOLI 8 IGNASIUS WARAT L BORA, 4 FEBRUARI 1974 UMATAWU 9 KRISTINA KRIS P UMATAWU, 28 AGUST. 1973 UMATAWU 10 IGNASIUS IRIANTO L NATAKOLI, 2 NOVEMBER 1970 NATAKOLI NAMANG HEBAR HALE 11 GERVASIUS ALFRED L GLAK, 30 AGUSTUS 1983 GLAK 12 ROBERTUS SADI NONG HERI L GLAK, 10 NOVEMBER 1984 GLAK 13 ALBERTUS RUBEN L HALE, 18 DESEMBER 1980 NAPUN KONTAS NAPUN KONTAS 14 MARIA KASMIN P HALE, 24 DESEMBER 1979 NATAR MAGE WATUWOLOD 15 ANTONIUS TEYSSEN L GLAK, 5 AGUSTUS 1972 GLAK Sumber: Dok. Wahana Tani Mandiri (WTM), Juni 2016 Realitas kehadiran tidak mencapai apa yang ditargetkan karena berbagai alasan yang dialami kader, yakni ada yang sakit di rumah sakit, ada yang keluarganya meninggal. WTM kemudian memaknai ini sebagai dinamika organisasi tetapi bukan berarti bahwa kader yang tidak hadir adalah sebuah keputusan final agar tidak menjadinya sebagai kader tani.

4. KESIMPULAN

Prinsipnya, peran kader dibutuhkan sebagai bentuk kaderisasi petani yang berkualitas dalam kemampuan teknis dan advokasi yang mana akan mendukung pertanian organik dan penyelamatan ekologi di akhir program. Sejauh pengalaman bahwa bila para pelaku program itu diambil dari luar kampung akan tidak memberi nilai kontiniutas konsep program. Tetapi peran kader tani akan berkontribusi positif pada pascah projek yang mana mereka menjadi kelompok yang dapat mengkampanyekan nilai-nilai program yang ingin dicapai. Selain itu, bahwa kader tani dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah lokal agar berpihak pada kepentingan petani di tingkat lokal

Tidak ada komentar:

<marquee>WTM LAKUKAN VAKSIN AYAM DI 3 KELOMPOK TANI DI EGON GAHAR</marquee>

Ansel Gogu (Kader Tani WTM) sedang Vaksin ayam anggota Kel. Tani Egon Gahar, KN , Dalam rangka mendorong sebuah pola budi daya ternak t...