Jumat, 23 Juni 2017

WTM DAN KIARA KAPASITASI PEREMPUAN NELAYAN DI SIKKA

Mumere, KN. Wahana Tani Mandiri (WTM) dalam kerja samanya dengan Koalisi untuk Keadilan dan Perikanan Rakyat (Kiara) dalam Program Right to Food mengadakan  kegiatan pelatihan kepemimpinan bagi perempuan nelayan di Kabupaten Sikka. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di aula Puskolap P4S Jiro Jaro, Tanali, dihadiri 31 peserta dari beberapa desa yang berada di pesisir pantai Kabupaten Sikka. Desa  Kelurahan yang ikut kegiatan, yaitu: Waioti, Kota Uneng, Reroroja, Nangahale, Sikka, Lela, Mauloo, 20 – 22 Juni 2017.
Pembukaan acara itu, dihadiri oleh Konstantia Arankoja (Kadis P2KBP3A) Sikka dan Carolus Winfridus Keupung (Direktur WTM) dan dua fasilitator, yakni: Yohanes Suban Kleden (PBH Nusra) dan Raymundus Tiwa (Jurnalis) dan beberapa staf WTM.
Winfridus Keupung (Direktur WTM) mengatakan, selama ini nelayan selalu dilupakan dalam hal pendampingan karena kegiatan mereka yang memaksa mereka selalu berada di di laut. Oleh karena itu ada pemikiran untuk mempersatukan dan meningkatkan kapasitas nelayan melalui kaum perempuan. Ini menjadi pintu masuk untuk mencapai hal tersebut adalah melalui kaum perempuan nelayan.
Sedangkan, Konstantia Arankoja (Kadis P2KBP3A)  dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada WTM dan Kiara yang sudah menyelenggarakan kegiatan pelatihan dan memberikan ruang kepada mereka untuk hadir dalam kegiatan ini.
Menurut Konstantia, bahwa dalam proses pendampingan, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, namun harus ada dukungan dari semua pihak termasuk dukungan dari LSM yang ada di kabupaten Sikka ini.
Perempuan harus berpikir lebih rasional karena sudah diberikan ruang untuk belajar menjadi pemimpin agar bisa membangun daerah mereka. Ia juga menyampaikan bahwa pemerintahan sangat merespon baik perencanaan dari tingkat paling bawah, sehingga harapan beliau setelah kembali dari mengikuti kegiatan ini, meraka harus menginventarisir kebutuhan para nelayan serta harus mengikuti kegiatan musrembang karena itu adalah momen yang pas untuk  menyampaikan kebutuhan para nelayan, ujarnya.
Selama 3 hari ini,  para peserta menjadi lebih mengerti dan paham mengenai bagaimana menjadi seorang pemimpin dan menjadi seorang fasilitator yang baik.
Yohanes Suban Kleden, dalam materi mengenai Kepemimpinan, beliau membacakan sebuah cerita yang berjudul “Srikandi Air Bersih”. Cerita ini menggambarkan perjuangan seorang wanita yang berani melawan budayanya yang melarang wanita untuk menjadi pemimpin, serta mampu merubah lingkungannya menjadi lebih baik, dengan mendatangkan air bersih, menciptakan kehidupan gotong royong dan banyak anak – anak yang sudah rajin untuk ke sekolah.
Setelah membacakan cerita beliau memberikan pertanyaan penuntun agar peserta lebih rileks untuk berdiskusi, kemudian presentasi hasil diskusi. Dari hasil diskusi, Sun menyimpulkan bahwa hal yang paling mendasar ketika kita menjadi seorang pemimpin adalah  berani terima resiko.
Pada materi Teknik Memfasilitasi, Raymundus menjelaskan bahwa seorang fasilitator yang baik harus memiliki beberapa ketrampilan, seperti: mampu menganalisis  keadaan sosial, mampu melakukan negosiasi dengan pihak lain, melakukan konsultasi, mampu merangkul semua anggota. Selain itu juga disampaikan tentang langkah-langkah dalam membentuk suatu komunitas serta peran-peran dari seorang organizer.
Setelah peserta dibekali dengan berbagai materi, di hari ketiga peserta diberikan kesempatan untuk praktek memfasilitasi.
Pada sesi praktek ini, peserta sangat antusias bermain peran sebagai seorang fasilitator. Hal ini menunjukkan bahwa semua peserta yang hadir serius mendengarkan materi dan mereka mau membuat perubahan di lingkungan mereka.
Sebelum kegiatan pelatihan ini ditutup, Direktur WTM bersama Fasilitator, memfasilitasi peserta untuk membentuk organisasi Nelayan dengan nama “ Ikatan Perempuan Nelayan Sikka” (IPNES). Organisasi ini memiliki struktur sebagai berikut: Ketua: Margaretha Lenny Riti, Sekretaris: Agustina Nona, Bendahara: Dahlia, Publikasi: Novi, Kordinator wilayah Utara: Yaya, Koordinator Wilayah Selatan        : Elisabeth Noran Soge, Pemberdayaan: Katarina Dolorosa
Setelah selesai pembentukan organisasi Kegiatan pelatihan Kepemimpinan Perempuan Nelayan Program Right to Food” kerjasama dari Lembaga Kiara dengan WTM ditutup dengan resmi oleh direktur WTM, Winfridus Keupung



           


Tidak ada komentar:

<marquee>WTM LAKUKAN VAKSIN AYAM DI 3 KELOMPOK TANI DI EGON GAHAR</marquee>

Ansel Gogu (Kader Tani WTM) sedang Vaksin ayam anggota Kel. Tani Egon Gahar, KN , Dalam rangka mendorong sebuah pola budi daya ternak t...