Sabtu, 28 Oktober 2017

AMAN LAKUKAN RAPAT KERJA – KONSOLIDASI KOMUNITAS ADAT DI WILAYA FLORES BAGIAN TIMUR

John Bala sedang memfasilitasi Kegiatan AMAN Flores Bag. Timur
Wairbleler, KN. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) wilayah Florens Bagian Timur,  dalam rangka menyelenggarakan Rapat Kerja dan konsolidasi komunitas adat di wilayah Flores Bagian Timur menghadirkan komunitas adat dari kabupaten Sikka, Flores Timur dan Lembata yang telah tercatat sebagai anggota AMAN. Kegiatan ini dihadiri oleh Lorens Sius Nadus (Ketua BPH Aman Wilayah Flores Bagian Timur), para pemangku adat dan para pengurus komunitas adat. Selain itu, para undangna yang sempat menghadiri kegiatan tersebut diantaranya: Yosep Ansar Rera (Bupati Sikka), Paulus Nong Susar (Wakil Bupati Sikka), Wakapolres Sikka dan Dan Lanal Maumere.

Kegiatan Raker ini dibuka oleh Yosep Ansar Rera (Bupati Sikka). Dalam sambutannya, Ansar mengemukakan bahwa Pemerintah Kabupaten Sikka sangat mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini.
Bahwa beberapa bulan lalu kami sudah bertemu dengan beberapa Pengurus Nasional Aman untuk membicarakan mengenai pembuatan Peraturan Daerah tentang pengakuan terhadap masyarakat adat. Hanya memang ini dibutuhkan kajian Akademis sebagai tuntutan sebuah peraturan daerah, ujar Bupati Sikka.

Pada kesempatan itu juga dilakukan dialong interaktif dengan peserta. Beberapa peserta mempertanyakan tentang eksistensi masyarakat adat yang harus diakui Negara.

Yakobus Juang, Masyarakat Adat dari Likong Gete menyampaikan tentang konflik agraria yang dialami antar komunitas adat dengan PT. Diag. Pemerintah Kabupaten harus menyelesaikannya dengan memperhatikan aspek keberpihakan terhadap komunitas adat yang di sana.

John Bala (Direktur Bapikir) salah satu tokoh aktifis dari Gerakn Sosial yang telah lama berkiprah  mengatakan bahwa sejak awal terbentuknya Aliansi Masyarakat Adat Nusantara saya terlibat di dalamnya. Bahwa awalnya perjuangan ini dilakukan karena termarginalisasinya masyarakat adat di seputaran kawasan-kawasan lindung hampir di seluruh NTT.

Karena itu, kami (PBH Nusra) mengorganisir masyarakat adat untuk adanya sebuah kebijakan yang berpihak pada masyarakat. Bahwa konflik pal batas 84 dan 32 itu lama terjadi. Harus dicarikan solusi agar masyarakat bebas beraktifitas.

Pada kesempatan itu juga tampil sebagai pembicara mengemukakan bahwa ada empat kekuatan yang menjadi potensi dari masyarakat adat. Pertama. Kepemilikan Sumber Daya Alam (hutan, tanah, air dll). Kedua, aturan main atau tata kelola sesuai dengan nilai-nilai lokal. Ketiga, Organisasi. Bahwa secara historis ada sebuah kepemimpinan lokal yang sungguh punya nilai yang mana mengatur tentang kehidupan masyarakat. Keempat, Ritus-ritus sosial yang dijalankan sebagai wujud solidaritas antar sesama dan alam. 

Peserta Raker AMAN Flores Bagian Timor (27/10)
Keempat kekuatan ini menjadi cikal bakal yang kemudian akan dinilai mengganggu proses investasi yang akan dijalankan negara. Karena itu tidak heran bila kemudian muncul undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang pemerintahan desa gaya baru. Bahwa pada masa orde baru terjadi penyeragaman yang kemudian desa hanya menjalankan tugas-tugas administrasi. 

Tetapi dalam perkembangannya, dalam Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 sebetulnya ada sebuah nilai lebih yang ditawarkan dimana desa diberi kewenangan untuk mengatur. Karena itu, hendaknya ini dimanfaatkan oleh komunitas untuk mengatur tentang bagaimana sebuah pengelolaan yang berpihak pada kelompok-kelompok marginal. 

Setelah itu dilanjutkan dengan sidang komisi, yang mana peserta dibagi dalam 3 komisi. Pertama, Komisi Organisasi difasilitasi oleh Herry Naif (WTM), Kedua, Komisi Program difasilitasi oleh Piter Embu Gusi (PBH Nusra), dan Komisi Resolusi difasilitasi oleh Marcel Jagong (AMAN). Ketiga komisi ini kemudian merekomendasikan beberapa hal yang akan ditindaklanjuti oleh AMAN dalam pergerakannya ke depan.

Dalam penutupan acara, Lorensius Nadus (BPH AMAN Flores Bagian Timur) mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah hadir dan memberi dukungan agar proses ini berjalan lancar dan kemudian ditutup dengan ucapan adat dalam bahasa Sikka. (Ryn- KN)






Tidak ada komentar:

<marquee>WTM LAKUKAN VAKSIN AYAM DI 3 KELOMPOK TANI DI EGON GAHAR</marquee>

Ansel Gogu (Kader Tani WTM) sedang Vaksin ayam anggota Kel. Tani Egon Gahar, KN , Dalam rangka mendorong sebuah pola budi daya ternak t...