Selasa, 10 Mei 2016

BEATRIKS RIKA, SUKSES KAWINKAN PADI

Beatriks Rika, Lahir di Lekebai 29 April 1968. Ia adalah petani perempuan yang dipercaya oleh Wahana Tani Mandiri sebagai salah satu kader tani yang mengurusi(memfasilitasi) tiga kelompok tani di Lekebai.

Dalam program kerja sama WTM dengan Miserior Jerman,ada satu aktifitas penelitian yang dilakukan oleh para kader tani dan petani. Beatriks kemudian mengikuti pelatihan pemulian benih melalui perkawinan silang. I melakukan perkawinan silang padi Chiherang dan Kupa sebagai wujud real dari ilmu yang diperolehnya
Beatriks Rika sedang
 Memperhatikan Panen yang ada di Persawahannya

Sebagai uji coba pribadi,  saya buat agar bila sukses, saya akan kemudian menularkannya kepada kelompok tani dampingan WTM yang dikoordinasinya (Kelompok Tani Sinar Tani, St. Yosep, Moretau Mbombe, Usaha Bersama). Ternyata dari perkawinan padi yang ia lakukan telah menghasilkan 8 bulir padi hasil perkawinan yang siap ditanam atau disemaikan agar kemudian mendapatkan benih padi (F1).

Dari padi (F1) ini akan ditanam dan kemudian akan diikuti terus agar melihat apa sifat dan ciri padi ini seperti yang diinginkannya atau tidak? ujarnya saat ditemui di kediamannya. Tambahnya, saya punya catatan yang lengkap soal perkembangan penelitian kawin silang ini. Akan saya serahkan kepada WTM untuk dibuat buku saku atau apalah, ulas Beatriks.

Saya mengawali kegiatan ini dengan menanam dan memantau perkembangan padi. Dari beberapa pohon padi yang siap kawin dipindahkan dari persawahan ke polibag agar memudahkan pemantauan. 


Ada beberapa polibag yang ditanam padi itu kemudian digunting malai jantannya, dan dibungkus. Setelah sehari, dilakukan pengchekan apakan hasil peguntingan tersebut berhasil. dari beberapa tangkai yang digunting itu semuanya siap kawin.

Bulir padi hasil kawin silang
Dari hasil pemantauan tersebut semua malai yang digunting itu siap kawin maka dikawinkan dengan sel jantan yang sudah disiapkan. Perkawinan silang ini menyita banyak perhatian, yang mana pagi dan sore harus dipantau perkembangannya, ujar Beatriks.

Bekat jeri payah dan ketekunannya, uji coba perkawinan silang padi chiherang dan Kupa ternyata sukses, yang mana ada 8 bulir padi yang diperoleh dari satu tangkai (hasil pantau, 12 April).

Kedelapan bulir ini dibiarkan sampai masa panennya dan kemudian dijemur dengan beralaskan kertas minyak kemudia setelah kering dibungkus dengan kain basah selama 2-3 hari. Pada pada tanggal 3 Mei 2016, saya membungkusnya dan tanggal 5, saya chek ternyata sudah muncul kecambah maka saya pindahkan ke polibag untuk disemaikan. 

Sementara saya dalam perawatan agar benih hasil kawin ini dikembangkan, ulas Ketua Seksi Pemberdayaan Perempuan Paroki st. Maria Imaculata Lekebai. 

Ini adalah sebuah pengalaman yang membanggakan secara kelembagaan bersama wahana Tani Mandiri dan secara pribadi, demikian ungkapnya.

Saya akan terus mengikuti perkembangannya, sampai pada adanya sebuah varietas baru yang akan saya beri nama pare 3S (Sega, Sela Sona). Nama ini saya beri sesuai dengan nama leluhur kami di Lekebai, demikian harapan perempuan peneliti yang terlibat dalam banyak kegiatan di desa baik dari institusi agama dan LSM


Tidak ada komentar:

<marquee>WTM LAKUKAN VAKSIN AYAM DI 3 KELOMPOK TANI DI EGON GAHAR</marquee>

Ansel Gogu (Kader Tani WTM) sedang Vaksin ayam anggota Kel. Tani Egon Gahar, KN , Dalam rangka mendorong sebuah pola budi daya ternak t...