Sabtu, 07 Mei 2016

WTM dan MASIPAG Kawin Silang Padi

Senin, 21 Maret 2016 - 08:49:18 WIT | dibaca: 165 pembaca
WTM dan MASIPAG Kawin Silang Padi

KAREL PANDU/TIMEX

MAUMERE, TIMEX-Petani Wahana Tani Mandiri (WTM) bersama Masipag Filipina melakukan perkawinan silang padi pada sejumlah desa di Kabupaten Sikka. Desa tersebut diantaranya di Puskolap Jiro Jaro, Tanali Desa Bhera Kecamatan Mego, sejak 14-16 Januari lalu.

Hal ini disampaikan Direktur WTM, Carolus Winfridus Keupung kepada Timor Express, Jumat (18/3) di Maumere.

Carolus menjelaskan, program peningkatan kapasitas masyarakat tani dalam adaptasi perubahan iklim melalui pendekatan usaha tani berbasis konservasi. Hal ini merupakan kerja sama WTM bersama Miserior Jerman. Salah satu aktivitas yang dilakukan adalah pemulihan benih. Pemulihan benih dimaksudkan untuk kembali mengidentifikasi benih-benih padi lokal yang hampir punah setelah masuknya varietas-varietas baru yang dibawa oleh korporasi dan Dinas Pertanian.

Kegiatan yang berlangsung tiga hari itu difasilitasi Yuni (petani Masipag-Filipina, Elisabet (konsultan People Led Development Miserior Jerman), Kristof (Satu Nama) didampingi Herry Naif (koordinator Advokasi, Riset, Lingkungan dan Pengelolaan Hasil).

"WTM bersama Masipag Filipina melakukan kerja sama untuk melakukan perkawinan silang padi agar bisa menemukan benih padi unggulan bagi para petani," ungkap Carolus.

Ia menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Miserior sebagai penyokong dana kepada WTM dan kepada para fasilitator. Kegiatan tersebut penting untuk dilakukan oleh petani, yang mana petani bisa melakukannya (mempraktekan) di kebun masing-masing.

Diharapkan, beberapa tahun ke depan para petani dampingan WTM di tiga kecamatan (Magepanda, Mego dan Tanawawo) pastinya memberi sebuah nilai baru dalam proses pemulian benih lokal.

"Kegiatan ini juga merupakan kesempatan untuk menaikan bargaining potition petani yang selama ini hanya menjadi penanam tetapi tidak menjadi peneliti. WTM bersama petani melakukan kaji banding dan uji terap yang pelakunya juga adalah para kader tani. Kami melihat bahwa saatnya petani harus didorong untuk merebut kembali kedaulatan benih yang lama hilang," ujarnya.

Sementara itu Direktur Walhi NTT, Hery Naif mengatakan, kegiatan penelitian ini dilakukan dalam dua metode yakni in class untuk mengetahui apa dan tujuan penelitian dilakukan serta langkah-langkah yang perlu dilakukan dan out class adalah untuk mempraktikkan teori-teori yang disampaikan. Dengan dua metode itu akan mempermudah proses pemahaman petani dalam melakukan praktik kawin silang benih.

Kegiatan praktik kawin silang lanjut Hery, diawali dengan penjelasan soal persiapan kawin silang setelah itu para peserta bersama fasilitator menuju lokasi persahawan Lowolo, Bhera untuk pengambilan sampel padi yang siap kawin. Jenis padi yang dijadikan sampel perkawinan adalah pare Kupang dan pare Chiherang. setelah pengambilan benih dilanjutkan dengan penjelasan tentang bagaimana melakukan kawin silang.

Dari penjelasan itu, para peserta kemudian melakukan praktik pemotongan benih yang siap kawin.

Semua peserta serius mengikuti praktik tersebut, kendati harus dilakukan dalam beberapa tahapan penerjemahan dari bahasa tagalog, Inggris dan Indonesia. Sebaliknya bila dari peserta, maka harus diterjemahkan dari bahasa Indonesia, Ingris dan Tagalog.

Setelah melakukan praktik pemotongan malai betina yang siap kawin, ditutup dengan kertas minyak dan dilanjutkan dengan penjelasan tentang bagaimana melakukan perkawinan. Namun perkawinan ini harus memperhatikan waktu (jam) birahi dari padi jantan.

Menurut fasilitator waktu kawin padi adalah pukul (09.00-11.00).

Setelah dilakukan perkawinan silang benih, para peserta kembali ke kelas dan melakukan evaluasi tahapan dan proses serta membuat perencanaan bersama tentang apa yang dilakukan setelah acara praktik tersebut. Kegiatan ini dinilai cocok karena hampir sebagian besar padi ladang dan sawah di wilayah Magepanda, Mego dan Tanawaso belum berbulir.

"Ini adalah kesempatan bagi kami para peserta untuk melakukan kawin silan", kata Siprianus Rehing, salah seorang petani asal Bu Selatan. (kr5/ays)

Sumber: http://www.timorexpress.com/20160321084918/wtm-dan-masipag-kawin-silang-padi#ixzz47yCEQMul

Tidak ada komentar:

<marquee>WTM LAKUKAN VAKSIN AYAM DI 3 KELOMPOK TANI DI EGON GAHAR</marquee>

Ansel Gogu (Kader Tani WTM) sedang Vaksin ayam anggota Kel. Tani Egon Gahar, KN , Dalam rangka mendorong sebuah pola budi daya ternak t...