Minggu, 07 Agustus 2016

WTM TERUS MEMBENAHI DIRINYA MELALUI SEBUAH SISTEM KELEMBAGAAN

Rapat Staf WTM di Kantor
Maumere, KN. Setiap akhir bulan telah dijadikan sebagai kesempatan untuk pertemuan yang mana banyak hal substansial tentang pelaksanaan program yang tentunya dikitari banyak problem dibahas di sana. Kegiatan evaluasi bulan Juli yang dipimpin Herry Naif (Koordinator Program) dilaksasanakan pada hari . Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Wahana Tani Mandiri dan seluruh staf program baik itu program Miserior maupun CEPF.

Evaluasi kelembagaan dan program yang disatukan dalam satu kesatuan itu dilaksanakan pada setiap akhir bulan. Pada kegiatan evaluasi ini banyak hal dibahas termasuk dengan upaya pembenahan kelembagaan menuju sebuah lembaga yang transparan dan akuntable. Malah momentum ini juga semakin mengintegrasikan solidaritas mereka sebagai sesama dalam sebuah lembaga. Lebih dari itu, WTM harus mendapatkan kredilibatas dari publlik entah itu campaign yang dilakkukan ataupun manajemen kelembagaan, demikian ungkap Herry.

Setiap staf lapangan diminta mempresentasikan tentang apa yang sudah dilakukan dan bagaimana proses lapangan. Malah diminta untuk menyampaikan dampak positif dan negatif dari pelaksanaan program, agar ada evaluasi dan solusi bila ada masalah di lapangan. Bila tidak kita punya indikator untuk menilai sejauhmana kemajuan yang dicapai masyarakat dampingan, tutur mantan direktur WALHI NTT.

Dalam presentasi itu, Mus Mulyadi, Marianus Mayolis dan Gabriel Maryanto mempresentasikan bahwa proses perencanaan kelompok tani dan dan rencana petani sedang jalan dilapangan. Di sisi lain para petani sedang mengejar agar pembuatan kandang dituntaskan sebelum akhir Agustus agar proses budidaya ternak ayam itu segera dilakukan sesuai dengan apa yang mau dicapai.

Sedangkan para staf lapangan di wilayah program Miserior lebih banyak menyampaikan tentang dampak program semesteral yang sedang dicapai petani dampingan. Bahwa ditemukan hal negatif adalah sebuah proses untuk menyempurnakan pelaksanaan kegiatan. Alex Bambang lebih menyoroti mengenai bagaimana ada sebuah kesadaran petani akan pentingnay penyelamatan lingkungan maka di sana petani melalui kelompok tani melakukan inisiasi penghijauan beberapa mata air.

Martinus Maju (Fasilitator Lapangan wilayah Mego) lebih menekankan aspek pengelolaan hasil yang mana banyak kelompok dampingannya, terdapat banyak kelompoknya yang secara periodik melakukan pengelolaan hasil (minyak kelapa dan kripik pisang). Sedangkan Martha Muda mengutarakan tentang pengembangan sayur-mayur di wilayah Magepanda yang menjadi pembicaraan publik di pasar Alok Maumere, yang mana para konsumen mencari sayur mayur produksi Magepanda karena proses pengelolaannya menggunakan pupuk organik dibanding dengan wilayah lain yang menggunakan kimia.

Dari presentasi itu, Carolus Winfridus Keupung (Direktur WTM) mengatakan bahwa para fasilitator lapangan harus benar-benar memperhatikan teknis pertanian, bila ada kendala disampaikan pada lembaga agar dibahas dan dicarikan solusi penyelesaiannya.

Para fasilitator lapangan harus lebih serius agar petani bersemangat dan kemudian berakhir dengan sebuah dampak positif. Bila tidak kita tidak ada manfaatnya bagi petani padahal kita hadir untuk memberikan sebuah nilai bagi  petani, demikian tutur putra Lela.

Setelah itu dilakukan perencanaan bulanan (Agustus) yang disesuaikan dengan beberapa aktifitas kelembagaan.










Tidak ada komentar:

<marquee>WTM LAKUKAN VAKSIN AYAM DI 3 KELOMPOK TANI DI EGON GAHAR</marquee>

Ansel Gogu (Kader Tani WTM) sedang Vaksin ayam anggota Kel. Tani Egon Gahar, KN , Dalam rangka mendorong sebuah pola budi daya ternak t...