Minggu, 04 Juni 2017

WTM KAPASITASI KADER TANI TENTANG PENELITIAN, USAHA TANI DAN ADVOKASI

Maumere, KN. Wahana Tani Mandiri (WTM) dalam kerja samanya dengan Misereor Jerman dalam Program: “Peningkatan Kapasitas Petani dalam Perubahan Iklim lewat Pendekatan Usaha Tani Berbasis Konservasi”  secara periodik (dua bulan sekali) menyelenggarakan Brifing kader tani sebagai upaya peningkatan kapasitas kader tani. Kegiatan ini dihadiri para kader tani dampingan dari 3 kecamatan, yaitu: Magepanda, Mego, dan Tanawawo.
Kegiatan dilakukan di Pusat Sekolah Lapangan (PUSKOLAP) Jiro-Jaro selama 2 hari (Jumad-Sabtu 1- 2 Juni 2017) dihadiri 23 orang, terdiri dari kader tani 18 orang dan 5 orang staf membahas tentang Penelitian Pemulian, Usaha Tani dan Advokasi Kebijakan terutama rencana Peraturan Desa (Perdes) yang difasilitasi oleh para Staf WTM.
Maria Martha Muda (Koordinator Advokasi Riset dan Pengelolaan Lingkungan) dalam Program Misereor menjelaskan bahwa penelitian yang akan dilakukan itu ada 4 jenis diantaranya: penelitian pemuliaan tanaman padi atau kawin silang padi, penelitian kaji banding, penelitian pupuk dan penelitian pestisida organik.
Bahwa, penelitian sedang menjadi substansi program yang akan banyak membutuhkan energi, yang mana hasil dari pupuk dan pestisida organik akan dilakukan uji laboratorium. Karena itu, komposisi dan takaran bahan-bahan harus diperhatikan sehingga uji laboratorium itu sebagai langkah positif bagi WTM dan petani organik, ujar Martha.
Kamilus Ardianus Ardi (Kader Tani) desa Renggarasi, Kecamatan Tanawawo mensharingkan bahwa dulu saya pernah bergabung dengan WTM sebagai anggota binaan dan saya sudah buat uji coba pada tanaman pakai pupuk kimia dan organik untuk membandingkan keduanya. Dari hasil kajian itu, ternyata pupuk organik itu lebih bagus. Kalau memang sekarang WTM masih buat itu saya terus mengikutinya karena saya sekarang adalah calon petani peneliti , ungkap Ardianus, keder tani baru Kecamatan Tanawawo.
Sedangkan,  Sipri Rehing  kader tani dan kepala dusun Woloara, desa Bu Selatan, Kecamatan Tanawawo, penelitian cukup memberikan pemahaman kepada petani untuk mau meneliti karena konsep ini memudahkan kami dan sebagai alat bantu dalam proses pengamatan sampai pada mencapai hasil.
Untuk penelitian pemuliaan tanaman padi atau kawin silang padi mereka sudah menyiapkannya, seperti: persiapan lahan, varietas padi lokal yang mau di tanam, serta alat-alat pendukung, sedangkan yang lain lahannya masih sementara di panen. Padi sudah kami panen tapi belum bisa diambi karena harus melalui upacara adat, tegas Sipri.
Sedangkan, Martinus Maju (fasilitator lapangan wilayah Mego dalam materinya tentang budidaya tanaman hortikultura, ia menyampaikan bahwa sebagai petani harus kerja keras, tekun dan ulet.
Bahwa,  petani dikatakan mandiri kalau kita miliki semua ini, punya kebun yang ditanam. Ia menjelaskan tentang budidaya tanaman hortikultura mulai dari pengolahan lahan sampai pada masa panen. Untuk pengolahan lahan dan pemanfaatan pupuk jangan lupa harus organik, tambah Tinus. Tanam sayur itu tidak susah asalkan dirawat baik, dan yang paling penting adalah mengikuti teknik budidaya yang baik, tegas Ayah Tinus panggilan akrabnya.
Bambang Dedy Alexanders,  (Koordinator Pertanian) menjelaskan tentang persiapan-persiapan terkait dengan rencana kerja yang sudah disepakati bersama. Dalam bulan Juni berjalan ini kita akan mengadakan 2 kegiatan penting bersama, yaitu kunjungan belajar dan pelatihan PERDES.   
Kegiatan Pelatihan PERDES akan diadakan di Puskolap Jiro-Jaro akhir juni dihadiri oleh Para Kepala desa, BPD, Tokoh masyarakat, tokoh adat dan para kader tani. Ke lima tokoh ini sebagai Tim perumus PERDES di desa dengan tujuan agar didorong sebuah kebijakan desa yang berpihak pada petani dan konservasi lingkungan terutama kawasan-kawasan mata air, ujar Aleks.
Mengakhiri kegiatan brifing kader itu, Carolus Winfridus Keupung (Direktur WTM) membuat kesimpulan dan penegasan terhadap beberapa materi yang disampaikan sebelumnya. Bahwa, Penelitian, advokasi dan usaha tani kita harus dari waktu ke waktu itu membaik dalam rangka memberikan dampak positif kepada kehidupan petani dan juga kelestarian lingkungan tetap terjaga. Petani dalam melakukan usaha tani harus selaras dengan alam. Pertanian organik sedang menjadi pilihan WTM bersama petani dampingan.

Prinsipnya, pertanian yang tidak selaras dengan alam akan memanen kerusakan lingkungan dan malah mewarisi kerusakan pada anak cucu, ujar Win.

Tidak ada komentar:

<marquee>WTM LAKUKAN VAKSIN AYAM DI 3 KELOMPOK TANI DI EGON GAHAR</marquee>

Ansel Gogu (Kader Tani WTM) sedang Vaksin ayam anggota Kel. Tani Egon Gahar, KN , Dalam rangka mendorong sebuah pola budi daya ternak t...