Jumat, 14 Juli 2017

OXFAM KUNJUNGI BEATRIKS RIKA DAN KELOMPOK TANI LOWO LO'O


Pengalugan bagi Wiwidyanto (PM Oxfam, Righ to Food)
Maumere, KN. WTM dalam kerjasamanya dengan OXFAM  melakukan program ”Study Farmer to Famer In Sikka” dalam mendorong pengembangan kedaulatan pangan bagi masyarakat tani Sikka di wilayah dampingan dan juga di luar dampingan selama 4 bulan dengan kelompok-kelompok sasaran yang ada di Kecamatan Talibura, Kangae, Mapitara, Magepanda, Mego, Tanawawo dalam kegiatan sosialisasi pangan.

Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk tindak lanjut dari penghargaan yang dianugerahkan kepada Beatriks Rika sebagai Female Food Hero (Perempuan Pejuang Pangan) tahun 2015 versi Oxfam. Beatrisk Rika dipilih sebagai salah satu pemenang dari 9 perempuan di seluruh Indonesia, karena ia berhasil melakukan penelitian pemulian padi yang dinamainya pada 3 S (Sega, Sela Sona).
Karena itu, tepatnya pada hari Rabu, 13 Juli  2017 WTM bersama Oxfam mengadakan Kunjungan lapangan ke kelompok tani Lowo Lo’o, yang selama ini didampingi oleh Beatriks Rika Sebagai Kader Tani WTM. 

Wiwidyanto sedang berdiskusi dengan Kel. Tani Lowo Lo'o
Kegiatan ini berlangsung di Desa Bhera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka tepatnya di kediaman almahrum Frans Seda. Kegiatan dihadiri oleh Widiyanto Manajer Program Righ to Food-OXFAM dan Carolus Winfridus Keupung (Direktur WTM), Heribertus Naif  (Koordinator Program), Dedy B.Alexander (Koordinator Pertanian), Maria Martha Muda, (Koordinator Advokasi, Riset, dan Pengelolaan Lingkungan). Pada kesemmpatan hadir juga Martinus Maju sebagai Fasilitator Kecamatan Mego, yang mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan tersebut.

Tujuan kunjungan ini adalah untuk melihat keberadaan Betriks Rika sebagai orang yang perna mendapatkan penganugareha sebagai Perempuan Pejuang Pangan (Female Food Hero) pada Tanggal 16 Oktober 2016 di Jakarta bersama para Pejuang Perempuan Pangan lainnya yang menjadi dampingan OXFAM.

Selain itu, kedatangan Widiyanto juga  mau melihat secara langsung keberlanjutan dari penelitian yang sementara ini dijalankan dan seperti apa dorongan WTM sebagai lembaga dampingan untuk bisa membawa suatu perubahan yang baru dalam membangun mitra dengan OXFAM ke depannya nanti. Dan juga memantau langsung apa yang dilakukan Beatriks dalam Study farmer to farmer in Sikka. Kunjungan ini dihadiri oleh 30-an anggota Lowo Lo’o.  

Kunjungan OXFAM pertama kali ini disambut gembira oleh 30-an anggota kelompok dengan mengalungkan selempang bermotif kembang bunga. Pengalungan diberikan oleh ketua kelompok Lowo Lo’o Yohanes Seda kepada Widayanto sebagai tamu terhormat dan disambut tepukan tangan.
Bapak Joni sapaan akrabnya, mengucapkan selamat pagi dan selamat bertemu untuk pertama kali di tempat ini. Baik anggota maupun para staf WTM merasa senang dan bangga walaupun dengan kesederhaaan dan hati tulus mau menerima tamu siapa saja yang berkunjung ke sini.

Dalam sambutan pembukaannya, Widiyanto mengatakan bahwa Kelompok Lowo Lo’o menjadi kelompok yang beda dari kelompok-kelompok lain yang menjadi dampingan WTM. Perbedaan ini karena sosok seorang Beatriks Rika adalah petani peneliti yang berhasil melakukan pemuliaan padi atau mengawinsilangkan padi sampai mendapatkan padi baru yang di beri nama 3S yaitu Sega, Sela dan Sona karena ditemukannya sendiri.

Selain itu, Wiwid juga mengucapkan terimakasih atas penyambutan yang baik. Ini sebagai awal perjumpaan kita untuk sama-sama membangun dari apa yang kita punya. Saya yakin kelompok ini aktif,  bersatu dan tentunya saling bekerjasama. Siapa saja yang datang berkunjung itu merupakan hal positif  dan mereka itulah sebagai pendorong di mana saja dan kapan saja termasuk kami di OXFAM dan tidak ketinggalan WTM sebagai lembaga swdaya yang tetap dan terus maju memperjuangkan hak-hak bapak dan mama sekalian, ungkap mantan aktifis Huma.

C. Winfridus Keupang, Direktur WTM
Carolus Winfridus Keupung, mengatakan bahwa sebagai petani kita harus bangkit. Sosok Beatriks Rika menjadi tokoh inspirasi dan motivasi bagi kita anggota. Sosok yang berhasil sebagai petani peneliti yang menjadi top di tingkat NTT. Belum tentu ada orang yang seperti beliau ini, ungkap Win, Diektur WTM.

Win menceritakan pengalaman Betriks Rika pada saat itu mendapat penganugerahan sebagai Perempuan Pejuang Pangan. Petani jangan membuat diri menjadi sulit, harus bisa menghadirkan beatriks-beatriks yang lain bukan saja di penelitian padi tetapi hal atau temuan baru yang bisa dilakukan, terpenting mau berusaha, tegas Win.

Taka lupa Yohanes Seda, Ketua Kelompok Lowo Lo’o dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Widiyanto yang sudah berkunjung ke tempat kami. Inilah kami, tidak ada yang bisa kami berikan selain selempang kecil. Mudah-mudahan barang kecil ini bermanfaat untuk dipakai. Nanti kembali ke sana jangan lupa dengan kami.

Beatriks Perempuan Pejuang Pangan, 2015
Dalam forum diskusi itu, Beatriks mengulas pengalamannya tentang penelitian yang dilakukan.  Betriks Rika mengatakan keberhasilan ini adalah inspirasi  dari seorang petani peneliti Filipina Yuni, dampingan MASIPAG. Saya berpikir dalam hati kenapa mereka bisa kita tidak bisa? tanya Beatriks.


Dari sinilah muncul keinginan yang begitu tinggi untuk mau berusaha bercita-cita menjadi petani peneliti sungguh-sungguh. Pada akhirnya saya pun berhasil dalam mengawinsilangkan padi sampai mendapatkan penghargaan atas usaha yang selama ini ia perjuangkan, ungkap beatriks disambut tepuk tangan anggota kelompoknya.

Tidak ada komentar:

<marquee>WTM LAKUKAN VAKSIN AYAM DI 3 KELOMPOK TANI DI EGON GAHAR</marquee>

Ansel Gogu (Kader Tani WTM) sedang Vaksin ayam anggota Kel. Tani Egon Gahar, KN , Dalam rangka mendorong sebuah pola budi daya ternak t...