Selasa, 30 Mei 2017

WTM DORONG KEBIJAKAN DESA YANG BERPIHAK PADA PETANI

Rapat Staf WTM (30 Mei 2017). Foto: Tinus Maju
Maumere - KN, Dalam rapat evaluasi staf WTM bulan Mei dan perencanaan kegiatan  bulan Juni yang dilakukan di kantor WTM, Jalan Wairklau (29-31/05). Kegiatan diskusi ini berjalan seru, yang mana setiap Fasilitator Lapangan, Koordinator Bidang memperesentasikan tentang aktifitasnya.

Evaluasi yang dipimpin Herry Naif (Koordinator Program WTM - CEPF) memberi ruang yang seluas-luasnya kepada setiap staf WTM untuk menyampaikan tentang apa yang dialami di lapangan. Hampir semua Fasilitator Lapangan wilayah Mapitara kerja sama WTM-CEPF mengulas tentang kegiatan usaha tani yang mana telah dilakukan berbagai praktek pembuatann pupuk organik dan pestisida organik. Selain itu, Yanarius Yustinus, Mus Mulyadi dan Marianus Mayolis (Fasilitator Lapangan) menyinggung tentang Analisa ROCCIPI dan Perumusan Peraturan Desa (Perdes).

Bahwa kegiatan perumusan Peraturan Desa yang sudah sampai pada Konsultasi Publik adalah Desa Hebing. Diharapkan kegiatan konsultasi publik yang dilakukan di 3 dusun (Hebing, Watubaler dan Galit) memberikan masukan untuk penyempurnaan peraturan desa tentang perlindungan mata air, ulas Yolis.

Lebih dari itu, juga disinggung mengenai advokasi kebijakan desa yang dilakukan oleh Wahana Tani Mandiri (WTM) terutama bagaimana mendorong kebijakan yang berpihak pada petani.  Bahwa, sudah 3 tahun WTM dalam kerja samanya dengan Misereor telah mendorong pemerintah desa berpihak pada petani dengan mengakomodir berbagai kepetingan petani yang diwujdkan dalam kebijakan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes). Alangkah lebih bagusnya, kita perlu mendapatkan APBDes kemudian dibuat analisis tentang Responsifitas Kebijakan Pemdes terhadap kepentingan petani, dengan demikian kita bisa mengukur seberapa keberpihakan, dan kemudian perlu dilihat juga proses implementasinya, tegas Herry.

Menanggapi diskusi ini, Alex Bambang kemudian melihat bahwa ini menarik karena sebetulnya komunikasi WTM dengan Pemdes di wilayah dampingan itu harus tuntas sampai pada bagaimana teknis pengembangan usaha tani. Bahwa WTM perlu membantu dalam proses pengimplementasian sehingga ada sinergitas antara kebijakan dan pelaksaannya, ujar Alex.

Sedangkan dalam presentasi dari para fasilitator lapangan WTM di wilayah program Misereor (Yohanes Dawa Martinus Maju, Richardus Dodiq Effendi) lebih mengulas tentang pelatihan manajemen kelompok yang sudah dilakukan di beberapa desa sebagai upaya pembenahan manajemen kelompok tani. Bahwa pelatihan ini harus berdampak pada perubahan manajemen kelompok tani dengan menerapakan sebuah manajemen yang partisipatif.

Selebihnya juga dibahas tentang tentang kesiapan penelitian pemulian benih dan kaji banding. Bahwa kegiatan ini menjadi substansi program yang harus diperkuat agar bagaimana meyakinkan bahwa organik jauh lebih tepat dalam menjawabi permasalahan petani hari ini, ujar Maria Marta Muda. (Ryn-KN)







Tidak ada komentar:

<marquee>WTM LAKUKAN VAKSIN AYAM DI 3 KELOMPOK TANI DI EGON GAHAR</marquee>

Ansel Gogu (Kader Tani WTM) sedang Vaksin ayam anggota Kel. Tani Egon Gahar, KN , Dalam rangka mendorong sebuah pola budi daya ternak t...