Sabtu, 28 Januari 2017

WTM Lakukan Evaluasi dan Perencanaan Bulanan

Maumere, KN. Sepanjang bulan Januari, Kru WTM beraktifitas sesuai dengan tugas masing-masing. Namun sebelum akhir bulan, kru WTM kembali berkumpul di Kantor WTM, Jalan Wairklau untuk melakukan evaluasi terhadap seluruh aktifitas yang dilakukan oleh Staf lapangan, Para koordinator Bidang dan Koordinator Program. Kegiatan evaluasi ini berbeda dengan sebelumnya karena pembahasannya sungguh serius yang mana selain membahas aktifitas bulan Januari tetapi juga harus membahas Laporan Semesteral untuk Program CEPF dan Laporan Dampak 3 tahun untuk Program Misserior. Kegiatan yang difasilitasi oleh Alex Bambang (Koordinator Lapangan) dihadiri oleh Direktur WTM (Carolus Keupung) dan Koordinator Program CEPF, Herry Naif. (27-28/01).

Kendatipun demikian, evaluasi berjalan lancar. Dalam prensetasi staf lapangan dapat dilihat bahwa ada banyak aktifitas yang dilakukan di wilayah Mapitara seperti: Pengadaan Benih Kakao, Pengadaan Ayam, dan Prensetasi Hasil Kajian Pengelolaan Sumber daya alam yang dilakuan di wilayah Mapitara seperti: Desa Natakoli, Egon Gahar, Hale dan Hebing.

Selain itu, ada beberapa perubahan struktur organisasi karena beberapa staf lapangan kini menjadi koordinator bidang. Misalnya Alexander Lapangan Tanawawo kini sebagai Koordinator Lapangan, Marta Muda sebagai Koordinator Riset dan Pengelolaan Lingkungan untuk Program Misserior. Menanggapi itu, Carolus Winfridus Keupung menegaskan bahwa perubahan posisi ini tentunya seiring dengan dengan peningkatan kapasitas yang dilakukan lembaga selama ini. Bahwa, saatnya ada beberapa staf memang harus dinaikan posisinya, ujarnya. Selain itu, Alex Bambang menegaskan bahwa setiap kita seharusnya selalu berada pada rel tugas kita. Harus bertanggung jawab dalam menunaikan aktifitas yang telah dirancang dalam perencanaan bulanan yang secara rutin dibuat bersama, ujar Aleks.

Kelompok Hewer Liman Lakukan Diskusi dan Praktek Pembuatan Pestisida Organik

Maumere KN, Dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat di Wilayah Mapitara, Wahana Tani Mandiri (WTM)dalam kerja samanya dengan Critycal Ecosystem Partnership Fund (CEPF) dalam program "Improving Ecosystem Manajemen And Livhoods Arround Mt. Egon in Flores, yang mana salah satu kegiatan adalah pembuatan pupuk dan Pestisida Organik. Sebagai implementasi dari salah satu kegiatan dari program tersebut, kelompok tani Hewer Liman, dusun Watubaler melakukan diskusi dan praktek pembuatan pestisida organik yang difasilitasi oleh Marianus Mayolis (15/01) Fasilitator Lapangan Desa Hebing dan Hale.

Kegiatan ini diawali dengan materi dasar tentang apa itu pestisida organik, apa manfaatnya bagi tanaman dan kemudian dilanjutkan dengan praktek.

Kegiatan ini berjalan dengan lancar karena anggota petani dampingan sangat serius dalam mengikuti dan mempraktekannya sebagai peningkatan kapasitas mereka. Malah menurut seorang petani mengatakan bahwa kami butuh pengetahuan seperti ini, karena sebagai petani sering mengalami banyak masalah terutama terserangnya tanaman dengan berbagai hama dan penyakit. Kami berharap bahwa kegiatan pestisida organik akan membantu kami dalam mengatasi masalah yang sering menimpah tanaman di kebun kami, ujarnya.

Minggu, 22 Januari 2017

WTM DISTRIBUSI AYAM LOKAL PADA DUA KELOMPOK DI GLAK

Maumere, KN., Dalam rangka mendukung budidaya ternak ayam yang telah difasilitasi oleh Wahana Tani Mandiri (WTM) yang mana setiap anggota kelompok memiliki kandang ayam. Sebagai dukungan/stimulans kepada anggota, WTM dalam kerja sama nya dengan Critycal Ecosystem Partnership Fund (CEPF) mendistribusi ayam lokal. Untuk itu, Tim WTM bersama dengan Suplaier mendroping 90 ekor ayam kepada kelompok tani Gagang Pani dan Ru Reo di Glak, desa Hale, Kecamatan Mapitara, pada Seni, 23 Januari 2016.

Herry Naif, Koordinator Program WTM mengatakan bahwa acara pendistribusian ini merupakan sebuah aktifitas yang tertunda karena terserangnya tetelo pada ayam di wilayah Mapitara umumnya dan malah hampir sebagian kabupaten Sikka. Untuk itu, pendistribusian ini dilakukan setelah dinyatakan aman, ujarnya.

Acara penyerahan ini juga dihadiri oleh Anton Teyson dan Servasius Alfred dan beberapa masyarakat dari kelompok gaging pani dan Ru Reo. Acara ini ditandai secara simbolis dengan penyerahan ayam oleh Suplier (Frans Toki). Selanjutnya pendandatangan berita acara penerimaan ayam oleh kedua kader dengan WTM.

Menurut Anton Teyson, kami berterima kasih kepada WTM yang secara serius mendampingi kami, diharapkan dengan didatangkannya 3 ekor ayam per anggota ini akan membantu kami di kelompok untu bergerak maju menuju kemandirian. Lebih dari itu, beliau berharap bahwa petani juga perlu secara serius mengikuti apa yang dilatih oleh WTM, ujarnya.

Kamis, 19 Januari 2017

WAHANA TANI MANDIRI: PEMDES DOBO NUA PU’U DAN WTM SELENGGARAKAN PELATIH...

WAHANA TANI MANDIRI: PEMDES DOBO NUA PU’U DAN WTM SELENGGARAKAN PELATIH...: Maumere, KN Dalam rangka meningkatkan kapasitas petani, Pemeritan Desa Dobo Nuapu’u menyelenggarakan Pelatihan Budidaya Kakao. Pelatihan ini...

PEMDES DOBO NUA PU’U DAN WTM SELENGGARAKAN PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KAKAO

Maumere, KN Dalam rangka meningkatkan kapasitas petani, Pemeritan Desa Dobo Nuapu’u menyelenggarakan Pelatihan Budidaya Kakao. Pelatihan ini difasilitasi Dedi Alexander (Koordinator Lapangan WTM), Thomas Didimus (Kader Tani WTM), Yustinus Pulong (PPL Swadaya). Kegiatan ini juga dihadiri oleh Carolus Winfridus Keupung (Direktur WTM) dan Beatriks Rika (Perempuan Pejuang Pangan versi Oxfam) di Aula Kantor Desa Dobo Nuapu’u, pada hari Selasa – Kamis, (17-19/01).

Sergius Solo, Kepala Desa Dobo Nuapuu, dalam membuka acara pelatihan yang dihadiri 30-an warga Dobo Nuapu’u itu, mengatakan bahwa pertama, melalui pelatihan ini petani kembali disegarkan dengan pengetahuan dan teknis-teknis yang belum dipraktekkan dalam budidaya kakao. Artinya bahwa pelatihan ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan karena melalui pelatihan ini kita tidak hanya bicara soal kakao tetapi akan disinggung soal kedaulatan pangan dan pupuk organik.

Kedua: pemerintah Desa Dobo Nuapu’u dalam mengelola Kuangan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDES) difokuskan pada bagaimana memberdayakan petani untuk mencapai sebuah kualiatas hidup yang layak. Karena itu, kami mendistribusi tanaman umur panjang, Pala, cengkeh dan kakao tanaman kehutanan, sebagai motivasi kepada petani. Pemdes juga menyelenggarakan pelatihan pupuk dan pestisida organik, pelatihan budidaya kakao, ujar Sergius.

Selain itu, bahwa Pemerinta Desa dobo Nuapu’u dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa Dobo Nuapu’u, melihat tanaman Kakao menjadi salah satu tanaman komoditi yang sudah lama dikembangkan di wilayah tersebut, sebagai salah satu komoditi yang hendak dibudidayakan oleh warganya.

Dalam pelatihan ini juga kita sengaja kita mengambil pemateri dari mitra (WTM) dan kampung sendiri karena selama ini mereka telah banyak melakukan kegiatan-kegiatan dengan kader tani desa yang tentunya banyak teknis yang diketahuinya, demikian kata pemdes dua periode. Sedangkan Carolusu Winfridus Keupung dalam sambutanya mengatakan bahwa pelatihan ini harus dikaitkan dengan konsep pertanian berkelanjuan melalui sistem pertanian terpadu. Dengan demikian perencaan yang kita bangun dalam pengembangan tanaman kakao dan pangan itu sesuai dengan teknik yang dianjurkan.

Dalam pelatihan itu juga, Beatriks Rika (peneliti kawin silang padi lokal) mengatakan bahwa kedaulatan pangan harus dimulai dari petani dengan mengidentifikasi pagan (padi) varietas lokal. Karena itu yang sebetulnya adaptif dengan iklim kita di sini. Saya sudah dua tahun mencoba penelitian ini, dan ternyata kegiatan ini membutuhkan keseriusan petani.

Sedangkan Dedy alexander dan Thomas Didimus yang secara khusus membawa materi soal budidaya kakao. Bahwa dalam budidaya kakao, petani harus memiliki perencanaan usaha tani, mulai dari persiapan lahan, pemibibitan benih, perawatan hingga panen, ujar Alex.

Thomas Didimus, dalam materinya ia juga menyoroti agar proses perawatan kakao, misalnya pemupukan dan pengendalian hama harus dilakukan secara organik. Bahwa kakao itu, harus dirawat dengan pola organik. Dalam materi itu, didi juga menyinggung soal jarak tanam, sehingga dalam sebuah lahan bisa petani mengaturnya agar akan kemudian mempermudah proses perawatan selain itu pohon kakao itu dapat menghasilkan buah yang banyak, ujar Didi.

Selasa, 10 Januari 2017

AKU BANGGA JADI PETANI

Alex.... Begitu biasa disapa dikalangan WTM. Dalam program Wtm kerjasama dengan Missereor alex sebagai Fasilitator lapangan mendampingi kelompok-kelompok di Kecamatan Tanawawo. Filosofi “Memanusiakan manusia yang lain” selalu dikembangkan pada petani karena masyarakat petani dan generasi muda masih miskin ilmu/tekhnis pertanian. Hal ini disebabkan karena latar belakang pendidikan petani dan kemauan petani dalam mengelola usaha tani. Oleh karena itu Fasilitator lapangan berkunjung,berdiskusi di kelompok harus secara maksimal dalam hal pemberdayaan dan penguatan kapasitas petani. Di samping itu penting adanya untuk Shering Pengalaman terkait usaha tani dan permasalahan yang dihadapi petani serta mencari solusi yang sederhana untuk dikembangkan bersama.

Alex,seorang putra Batak yang berasal dari keluarga petani sudah melanglangbuana di nusantara ini tidak pernah malu dan lupa untuk berkebun,bahkan selama di Wtm di samping mendampingi kelompok tani masih meluangkan waktu untuk merawat tanaman yang ada di kebunnya. “AKU BANGGA SEBAGAI PETANI” motto ini harus kita tanamkan dalam diri sehingga akan mendorong pribadi kita untuk bekerja mengelola kebun untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan.

Apabila petani sering berdiskusi dengan petani yang lain maka dengan sendirinya SDM dan pengalaman petani akan semakin meningkat. Yang terpenting adalah kesadaran dan kemauan dari petani itu sendiri, serta generasi muda yang menjadi ujung tombak pertanian di masa yang akan datang. Kadangkala banyak petani tidak serius dan malu jadi petani,tetapi perlu disadari bahwa petani merupakan pekerjaan yang mulia.

Petani adalah anugrah dan menjadi sosok yang dihormati karena perjuangannya,jangan berkecil hati jika anda petani tetapi berbanggalah anda sebagai petani karena semua orang membutuhkan anda. Terima kasih....lanjutkan perjuangan petani

Jumat, 06 Januari 2017

WTM Presentasi Hasil Studi PSDA di desa Hebing

Maumere, KN. Wahana Tani Mandiri (WTM) kerjasama dengan Critycal Ecosistem Partnership Fund (CEPF) melakukan penelitian studi Pengelolaan Sumber Daya Alam untuk wilayah kecamatan Mapitara. Tidak terasa selama 4 (empat) bulan WTM bersama kader melakukan penelitian melalui pengambilan data di setiap dusun dan kelompok tani sebagai data primer dalam penelitian tersebut, terutama yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Sebab studi ini difokuskan pada isu penyelamatan lingkungan hidup.

Berkat kerja sama dan koordinasi yang baik antara pihak desa, BPD, kelompok tani dan WTM melakukan persentase Sudi PSDA di desa Hebing Kec Mapitara. Kegiatani ini dilaksanakan pada hari Jumat 7 Januari 2017 di Aula kantor desa Hebing. Peserta yang menghadiri kegiatan tersebut berjumlah 32 orang utusan dari desa, BPD, kepala dusun, RT/RW, kader tani, serta utusan dari kelompok tani dampingan WTM. Sedangkan staf WTM sebagai fasilitator dalam kegiatan tersebut.

Kegiatan persentasi Studi PSDA dibuka oleh Sekretaris Desa (Sekdes) Hebing. Dalam sambutannya Sekdes menyampaikan terima kasih banyak kepada pihak WTM yang telah mendampingi beberapa kelompok tani yang ada di desa Hebing. Kehadiran WTM di desa Hebing diharapkan dapat memberi suasana baru dan perubahan yang nyata bagi petani sehingga petani yang tergabung dalam kelompok tani secara perlahan bisa mempraktekkan sistem pertanian terpadu di kebun, ujarnya.

Sebelum presentase dimulai, Sekdes mengarahkan peserta untuk serius serta memberi masukan-masukan terkait permasalahan yang terjadi di desa Hebing, sehingga secara bersama pula masalah tersebut bisa diselesaikan lewat berbagai upaya-upaya penyelesaian.

Sedangkan, Ketua BPD menegaskan bahwa kami sangat antusias dengan kehadiran WTM di wilayah kami. Menurutnya lembaga ini adalah lembaga sosial yang turun langsung di tengah-tengah masyarakat untuk tujuan mulia, yaitu membantu menyelesaikan permasalahan masyarakat, demikian pengakuannya. Berkaitan dengan kegiatan PSDA, ia menegaskan bahwa kegiatan ini sudah berlangsung sejak 4 bulan yang lalu mulai dari pembekalan, sosialisasi sampai pada metode untuk pengambilan gagasan (pagas). Menurutnya WTM membuat pagas di setiap dusun berdasarkan pendapat, masukan masyarakat yang secara nyata dialami. Pada kesempatan ini, diharapkan supaya masukan masukan tersebut kita bahas bersama sampai pada hasil perencanaan yang nantinya bisa direalisasikan oleh desa bersama WTM, harapnya.

Setelah acara seremonial pembukaan kegiatan, persentasi diserahkan sepenuhnya kepada tim pengkaji PSDA. Dalam hal ini, kegiatan presentase difasilitasi oleh koordinator advokasi dan lingkungan (Wilfridus Woda) tentang analisa masalah berdasarkan data terkait permasalahan di desa Hebing. Kemudian dilanjutkan oleh Koordinator Pertanian (Dedy Alexander) terkait pengelompokan masalah dan upaya penyelesaian masalah sehingga dapat menyimpulkan suatu perencanaan yang prioritas.

Kegiatan presentasi ini menjadi momentum konsultasi publik dari hasil studi agar kemudian disempurnakan untuk menghasilkan sebuah potret ekologi yang mana juga akan ditemukan cara-cara ampuh dalam mengatasi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan upaya penyelamatan ekologi dan bagaimana meningkatkan pendatapan petani melalui sebuah pola pertanian yang selaras alam (berkelanjutan) agar kawasan ini mengalami keseimbagan ekologi. Dengan demikian, upaya dalam menghadapi problem besar yang sedang mengkhawatirkan kerusakan lingkungan diminimalisir. (Tim KN)

WTM LAKUKAN PELATIHAN PUPUK CAIR DAN PESTISIDA ORGANIK

WTM LAKUKAN PELATIHAN PUPUK CAIR DAN PESTISIDA ORGANIK
Kegiatan pelatihan pembuatan Pupuk dan Pestisida Organik untuk 5 kelompok (Winiroja, Tipopama, KWT Gaemuri, Mamorua dan Sa Ate) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Reroja bertempat di Aula kantor desa, pada hari Selasa tgl 3 January 2017. Peserta kegiatan ini berjumlah limapuluhan warga. Turut hadir dalam kegiatan itu adalah Kepala desa, Ketua BPD, kepala dusun, kader tani, Fasilitator Lapangan, Kordinator Advokasi penelitian dan pengolahan hasil, Kordinator Pertanian dari WTM.

Sebelum dilakukan presentasi materi, kegiatan pelatihan dibuka Kepala Desa Reroja (Bernadus Benhar Kelan). Dalam sambutannya, Benhar mengatakan bahwa Pihak desa sangat antusias terhadap kegiatan pelatihan PPO ini dan juga berterima kasih kepada WTM yang selalu mendampingi kelompok dalam hal usaha taninya.

Kegiatan ini bukan hanya pratek sesaat tetapi harus ada implementasi serta bukti keseriusan dari setiap peserta/kelompok untuk tetap secara rutin mebuat pupuk dan pestisida organik, tegas Behnar.

Kepala desa juga meminta kepada pihak WTM untuk tetap mendampingi kelompok tani serta tetap menjalin kerja sama dengan pemdes Reroja sehingga program pemberdayaan terhadap petani dapat berjalan dengan baik. Selain itu harapan dari desa bahwa WTM harus secara rutin dan berkelanjutan dalam mendampingi kelompok tani, sehingga ada dampak perubahan yang nyata di tingkat petani dari segi pengelolaan usaha tani sampai pada peningkatan pendapatan petani, pesannya.

Sedangkan menurut Petrus Woda, Ketua BPD Reroja mengungkapkan bahwa dengan mengurangi pemakaian pestisida kimia dan beralih ke pestida organik karena bahan mudah didapat dan mudah cara pembuatannya, pemanfaatan lahan yang maksimal. Lebih dari itu, Petu juga menegaskan bahwa lahan pertanian jangan dijual karena lahan ini untuk anak cucu kita di kemudian hari.

Selanjutnya Maria Martha Muda, koordinator advokasi penelitian dan pengolahan hasil WTM dalam program Misserior mengapresiasi pemerintah desa yang mulai mengakomodir kegiatan pelatihan pestisida organik, sebagai wujud keberpihakan pemdes kepada petani. Selain itu, kami melihat bahwa Pihak desa Reroja khususnya Kepala desa BPD sangat mendukung kegiatan yang didampingi WTM selama ini di desa reroja, ujarnya.

WTM melalui progam Kerja sama Missereor - WTM mengembangkan sistem pertanian berkelanjutan dengan pola usaha tani terpadu yang organik. Oleh karena itu, WTM bersama-sama dengan petani dampingan mengelola usaha tani melalui peningkatan pemakaian organik di lahan/sawah oleh kelompok tani, ungakap putri Nagi.

Hal yang sama disampaikan juga Dedy Alexander (Koordinator pertanian) bahwa kegiatan ini harus berlanjut sampai pada Rencana Tindak Lanjut (RTL) di setiap kelompok yang mengikuti pelatihan ini sehingga secara rutin diproduksi dan dimanfatkan di kebun petani berdasar pada perencanaan petani.

Alex juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintan desa Reroja yang selalu siap mendukung kegiatan beberapa kelompok tani yang sedang didampingi WTM desa Reroja. Ke depan kita tetap menjalin kerja sama yang baik guna tercapainya tujuan bersama untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Setelah itu, Fransiskus Toki selaku kader tani yang memfasilitasi kegiatan tersebut dengan memberi materi singkat tentang pupuk dan pestisida organik. Materi dimulai dari pengertian pupuk dan pestisida, keunggulan, alat dan bahan, proses pembuatan, serta cara penggunaan.

Kemudian bersama kader mama Martha Avriana membagi peserta menjadi 2 kelompok kerja untuk proses pembuatan pestisida organik. Semua peserta antusias dengan menyiapkan bahan bahan yang diperlukan untuk pengolahan pestisida organik.

Beberapa alat dan bahan yang dipersiapkan untuk pembuatan pestida organik adalah Gentonng, parut, lesung/alu, pisau. Sedangkan bahan-bahan alami diantaranya: Ubi gadung, Kulit rita, kulit denu, kaliraga, tarung, koko, Moro, Neta, kusi, biji mahoni, daun nimba, daun karinu, daun pepaya, sambiloto, lombok, bawang merah dan bawang putih.

Setelah itu dilanjutkan dengan proses dan praktek pembuatannya yang difasilitasi oleh kader tani dan fasilitator lapangan.

Kamis, 05 Januari 2017

Warga Bu Selatan Buka Tahun Baru dengan Lakukan Aksi Penghijauan Mata Air

Bu Selatan, KN. Dalam rangka perayaan Tahun Baru 2017, OMK dari 6 Stasi di Paroki Nuaria, yakni Organisasi Muda-Mudi Katolik (OMK) (Nuaria, Wolore'a, Gaikiu, Wolobela, Detuduli dan Woloara) menggelar berbagai macam rangkaian kegiatan di Aula Kapela Stasi Woloara, Desa Bu Selatan, Kecamatan Tanawawo, pada senin-selasa (2-3/01/17).

Berbagai kegiatan yang dilakukan diantaranya; Penghijauan, Pentas Seni, Api unggun rohani, Seminar HIV-Aids. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Bu Selatan bekerja sama dengan Paroki Nuaria, OMK, pelajar, mahasiswa wilayah Bu' dan juga Wahana Tani Mandiri (WTM) melalui kader tani WTM di desa Bu Selatan, Sipri Rehing serta partisipasi beberapa staf WTM. Kegiatan dibuka oleh kepala desa Bu Selatan Sipri Dulle. Tema kegiatan perayaan tahun baru bersama tersebut adalah "Bersama dalam iman menuju masa depan yang berintegritas kristiani".

Mengawali acara tersebut dengan dilaksanakannya Penghijauan mata air di 2 mata air; yaitu mata air Lowo labo dan Lowo Se, dengan menanam ribuan stekan beringin, dadap. Dua jenis pohon ini menjadi pilihan warga sebagai pelindung mata air. Pelaksanaan kegiatan penghijauan ini, peserta dibagi menjadi 2 kelompok. Peserta OMK menghijaukan mata air "Lowo Se" di Woloara, desa Bu Selatan yg difasilitasi oleh Sipri Dulle (Kepala Desa Bu Selatan) serta Dedy Alexander (koord pertanian WTM) dan Dody Efendi (staf lapangan) Wahana Tani Mandiri (WTM).

Sedangkan peserta lainnya dari pelajar, mahasiswa dan masyarakat difasilitasi oleh Ony (Kepala Urusan Pemerintahan Desa Bu Selatan) dan Sipri Rehing (Kader Tani WTM) serta Martinus Maju (staf lapangan WTM).

Setelah Penghijauan, acara dilanjutkan dgn Pentas Seni budaya dan ditutup dengan perayaan ekaristi oleh romo Luciano Neo Wio Ocarm. Dalam kotbahnya, Romo Lucy menegaskan bahwa perlindungan terhadap generasi pewaris dari berbagai pengaruh negatif itu penting dilakukan oleh Gereja. Selain itu juga penyelamatan lingkungan sebagai wujud dari upaya menjaga keutuhan ciptaan Tuhan yang mana dunia sedang diterpah climate change (perubahan iklim). Tentunya fakta ini akan berdampak buruk bagi generasi pewaris, tukas pastor paroki Nuaria.

Sipri Dulle (Kepala Desa Bu Selatan, yang dihubungi di sela-sela kegiatan mengatakan bahwa kegiatan OMK ini bertujuan untuk membangun semangat kebersamaan bagi muda mudi se-paroki Nuaria serta memupuk rasa cinta terhadap lingkungan khususnya mata air. Sedangkan menurut Alex, Koordinator Advokasi Pertanian WTM) bahwa dengan melakukan penghijauan di mata air sama halnya kita melestarikan ekologi dan mempertahankan ketersediaan mata air. Karena air adalah kebutuhan yg paling mutlak bagi kehidupan, Jadi merawat dan menghijaukan mata air sama halnya anda menghapus air mata.

<marquee>WTM LAKUKAN VAKSIN AYAM DI 3 KELOMPOK TANI DI EGON GAHAR</marquee>

Ansel Gogu (Kader Tani WTM) sedang Vaksin ayam anggota Kel. Tani Egon Gahar, KN , Dalam rangka mendorong sebuah pola budi daya ternak t...