MAUMERE, SUARAFLORES.CO — Kakao adalah salah satu komoditi andalan bagi para petani di Kabupaten Sikka, NTT sejak lama. Pengembangan Kakao secara individu telah dilakukan belum melalui sebuah pengembangan kapasitas. Wahana Tani Mandiri (WTM) dalam Program Peningkatan Kapasitas Masyarakat Tani dalam Adaptasi Perubahan Iklim lewat Pendekatan Usahan Tani Berbasis Konservasi, bekerjasama dengan Miserior Jerman. Salah satu aktivitas dengan melakukan kunjungan belajar ke wilayah yang dinilai sukses.
Dari hasil identifasi WTM, kebun Kakao Eduardus, di dusun Gedo, Desa Wolokoli, Kecamatan Bola menjadi bidikan untuk kunjngan belajar, karena Edu sangat fokus mengembangkan Kakao.“Kebun Kako Edu sangat layak menjadi arena belajar bagi petani dampingan WTM yang ingin mengembangkan kakao sebagai salah satu komoditi unggulan di bumi Sikka,” kata Hery Naif, salah satu aktivis WTM Sikka.
Hery Naif menjelaskan bahwa kegiatan kunjungan belajar ini dihadiri oleh 40-an petani dan kader tani dampingan WTM dari Kecamatan Mego dan Tanawawo serta staf WTM (Jumat, 22/04/16).
Diterangkan Hery, dalam acara pembukaan, Kristoforus Gregorius,Koordinator Lapangan dan Pertanian, sekaligus ketua rombongan kegiatan ini mengatakan, kunjungan belajar silang ini sebagai upaya bagi petani untuk mempelajari hal-hal yang belum dilakukan di kebunnya sekaligus belajar untuk mengatasi permasalahan yang ada di kebunnya.
Eduardus, petani yang sukses mengembangkan kakao di Gedo, Kecamatan Bola, mengatakan, sebagai petani sebetulnya adalah mulia. Hanya saja petani sering tidak fokus.
“Hampir setiap komoditi ditanam di kebun sesuai dengan grafik harga di pasaran. Ketika vanili bagus, semua ramai-ramai tanam vanili. Ketika cengkeh bagus, pun demikian. Itu berarti bahwa petani masih bergantung pada pasar, “paparnya.
Padahal seorang petani, sambung dia, semestinya mengembangkan sebuah model tergantung keinginan petani. Karena apa pun yang dikembangkan tentunya bernilai di pasar.
Setelah acara pembukaan, para petani yang mengikuti acara tersebut ramai-ramai menuju kebun Kakao Eduardus. Di sana mereka mempraktekan metode sambung samping dan sambung tunas.
Para petani sungguh serius mengikuti acara tersebut. Edu, menjelaskan bagaimana mencari Kakao yang bisa disambung dengan pohon yang ingin menjadi induknya. Lebih dari itu, Edu mengharapkan agar para petani dampingan WTM ke depan harus fokus mengembangkan komoditi yang menjadi pilihannya. (m16/herysf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar