Senin, 21 Maret 2016 - 08:49:18 WIT | dibaca: 165 pembaca
WTM dan MASIPAG Kawin Silang Padi
KAREL PANDU/TIMEX
MAUMERE,
TIMEX-Petani Wahana Tani Mandiri (WTM) bersama Masipag Filipina
melakukan perkawinan silang padi pada sejumlah desa di Kabupaten Sikka.
Desa tersebut diantaranya di Puskolap Jiro Jaro, Tanali Desa Bhera
Kecamatan Mego, sejak 14-16 Januari lalu.
Hal ini disampaikan Direktur WTM, Carolus Winfridus Keupung kepada Timor Express, Jumat (18/3) di Maumere.
Carolus
menjelaskan, program peningkatan kapasitas masyarakat tani dalam
adaptasi perubahan iklim melalui pendekatan usaha tani berbasis
konservasi. Hal ini merupakan kerja sama WTM bersama Miserior Jerman.
Salah satu aktivitas yang dilakukan adalah pemulihan benih. Pemulihan
benih dimaksudkan untuk kembali mengidentifikasi benih-benih padi lokal
yang hampir punah setelah masuknya varietas-varietas baru yang dibawa
oleh korporasi dan Dinas Pertanian.
Kegiatan
yang berlangsung tiga hari itu difasilitasi Yuni (petani
Masipag-Filipina, Elisabet (konsultan People Led Development Miserior
Jerman), Kristof (Satu Nama) didampingi Herry Naif (koordinator
Advokasi, Riset, Lingkungan dan Pengelolaan Hasil).
"WTM
bersama Masipag Filipina melakukan kerja sama untuk melakukan
perkawinan silang padi agar bisa menemukan benih padi unggulan bagi
para petani," ungkap Carolus.
Ia
menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Miserior sebagai penyokong
dana kepada WTM dan kepada para fasilitator. Kegiatan tersebut penting
untuk dilakukan oleh petani, yang mana petani bisa melakukannya
(mempraktekan) di kebun masing-masing.
Diharapkan,
beberapa tahun ke depan para petani dampingan WTM di tiga kecamatan
(Magepanda, Mego dan Tanawawo) pastinya memberi sebuah nilai baru dalam
proses pemulian benih lokal.
"Kegiatan
ini juga merupakan kesempatan untuk menaikan bargaining potition petani
yang selama ini hanya menjadi penanam tetapi tidak menjadi peneliti.
WTM bersama petani melakukan kaji banding dan uji terap yang pelakunya
juga adalah para kader tani. Kami melihat bahwa saatnya petani harus
didorong untuk merebut kembali kedaulatan benih yang lama hilang,"
ujarnya.
Sementara
itu Direktur Walhi NTT, Hery Naif mengatakan, kegiatan penelitian ini
dilakukan dalam dua metode yakni in class untuk mengetahui apa dan
tujuan penelitian dilakukan serta langkah-langkah yang perlu dilakukan
dan out class adalah untuk mempraktikkan teori-teori yang disampaikan.
Dengan dua metode itu akan mempermudah proses pemahaman petani dalam
melakukan praktik kawin silang benih.
Kegiatan
praktik kawin silang lanjut Hery, diawali dengan penjelasan soal
persiapan kawin silang setelah itu para peserta bersama fasilitator
menuju lokasi persahawan Lowolo, Bhera untuk pengambilan sampel padi
yang siap kawin. Jenis padi yang dijadikan sampel perkawinan adalah pare
Kupang dan pare Chiherang. setelah pengambilan benih dilanjutkan dengan
penjelasan tentang bagaimana melakukan kawin silang.
Dari penjelasan itu, para peserta kemudian melakukan praktik pemotongan benih yang siap kawin.
Semua
peserta serius mengikuti praktik tersebut, kendati harus dilakukan
dalam beberapa tahapan penerjemahan dari bahasa tagalog, Inggris dan
Indonesia. Sebaliknya bila dari peserta, maka harus diterjemahkan dari
bahasa Indonesia, Ingris dan Tagalog.
Setelah
melakukan praktik pemotongan malai betina yang siap kawin, ditutup
dengan kertas minyak dan dilanjutkan dengan penjelasan tentang bagaimana
melakukan perkawinan. Namun perkawinan ini harus memperhatikan waktu
(jam) birahi dari padi jantan.
Menurut fasilitator waktu kawin padi adalah pukul (09.00-11.00).
Setelah
dilakukan perkawinan silang benih, para peserta kembali ke kelas dan
melakukan evaluasi tahapan dan proses serta membuat perencanaan bersama
tentang apa yang dilakukan setelah acara praktik tersebut. Kegiatan ini
dinilai cocok karena hampir sebagian besar padi ladang dan sawah di
wilayah Magepanda, Mego dan Tanawaso belum berbulir.
"Ini
adalah kesempatan bagi kami para peserta untuk melakukan kawin silan",
kata Siprianus Rehing, salah seorang petani asal Bu Selatan. (kr5/ays)
Sumber: http://www.timorexpress.com/20160321084918/wtm-dan-masipag-kawin-silang-padi#ixzz47yCEQMul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar