Kunjungan lapangan adalah sebuah rangkaian aktivitas yang harus dilakukan Wahana Tani Mandiri (WTM) sebagai bentuk pemantauan lapangan sekalian untuk mengetahui secara pasti apa yang dilakukan oleh petani. Karena itu, secara manajerial para koordinator WTM perlu mengalokasikan waktu ke Lapangan agar ada cross-chek data antara kader, fasilitator dan Kader.
Untuk itu, di tengah kesibukannya, Koordinator Advokasi, Riset dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Herry Naif) bersama fasilitator melakukan kunjungan lapangan ke wilayah persawahan Lowoloo, desa Bhera, Kecamatan Mego bersama Beatriks Rika (Kader WTM) pada hari Jumat, 4 Maret 2016.
Dalam pengembangan program "Peningkatan Kapasitas Masyarakat Tani dalam Adaptasi Perubahan Iklim lewat Pendekatan Usaha Tani Berbasis Konservasi" kerja sama WTM dengan Miserior Jerman. Salah satu aktivitas adalah penelitian varietas padi lokal sebagai salah wujud membangun kedaulatan pangan yang tidak terus menjadi penada bagi bibit-bibit hasil dari korporasi yang telah disebarkan lewat dinas pertanian. Bagaimana petani bisa berdaulat kalau setiap kali menanam petani harus menunggu bibit dari dinas. Lucu sekali...., kata Herry Naif.
Menurutnya, saat ini petani harus didorong sampai pada sebuah penelitian varietas sekalian mereka belajar dan kemudian bisa mengembangkan sendiri. Hal ini muda, yang penting ada transfer ilmu kepada petani, bila tidak mereka terus dibualin dengan bibit yang diuji coba di tempat lain, kemudian dikembangkan di Kabupaten Sikka yang memiliki iklim yang berbeda. Lebih baik petani didorong menjadi peneliti dari varietas yang sudah ada dan kemudian mereka melakukan sendiri.
Untuk itu, Wahana Tani Mandiri (WTM) sejak keberdiriannya, tetap konsisten mengembangkan sebuah pola pertanian yang harus menjadikan petani sebagai subjek dalam pengelolaan. Hanya dengan jalan ini, tentunya dalam waktu yang panjang tetapi suatu waktu petani akan mengalami kemandirian, yang penting serius menjalankan aktivitas sebagia petani, tutur putra kefa.
Dari hasil kunjungan kebun di Lowoloo ditemukan bahwa ada sebuah kemajuan di tingkat petani dimana mereka sudah mulai mencoba dengan pertanian organik dan malah ada sebuah kreatifitas dari kader tani (Beatriks Rika) yang sudah mencoba berinisiasi untuk mengembangkan padi varietas lokal (mite) dan padi Gilir agar menjadi varietas yang mau dikawinkan.
Kita berharap semangat ini tertular pada petani kelompok yang didampingi beatriks agar pertanian organik dan kemudian mereka masif melakukan penelitian dengan varietas pada yang berbeda.
"Datanglah kepada rakyat, Tinggalah bersama mereka, dan mulailah dari apa yang mereka punya" (Lao Tse).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
<marquee>WTM LAKUKAN VAKSIN AYAM DI 3 KELOMPOK TANI DI EGON GAHAR</marquee>
Ansel Gogu (Kader Tani WTM) sedang Vaksin ayam anggota Kel. Tani Egon Gahar, KN , Dalam rangka mendorong sebuah pola budi daya ternak t...
-
PROGRAM : PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG MANAJEMEN EKOSISTEM BERKELANJUTAN DI KAWASAN EGON 1. LATAR BELAKANG ...
-
Secara historis-kultural, padi merupakan sebuah tanaman yang diyakini sebagai dewi. Atau dalam sebutan orang sikka dua nalu pare...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar