Kegiatan pengolahan hasil kebun (Pisang) menjadi Kripik ini dibuka oleh Rosa Munda Rona (Kepala desa Done), Kecamatan Mego. Kegiatan ini dihadiri oleh anggota utusan dari tiga kelompok tani dampingan WTM yakni: Kelompok Tani Bogo sama II, Tedu Tembu dan Wa Mesu.
Kegiatan yang berlangsung sehari hari ini difasilitasi oleh Ernsetina (Petani Masipag – Filipina, Elisabet (Konsultan People Led Development Miserior Jerman), Kristof (Satu Nama) didampingi Herry Naif (Koordinator Advokasi, Riset, Lingkungan dan Pengelolaan Hasil).
Herry Naif (Koordinator Advokasi, Riset, Lingkungan dan Pengelolaan Hasil) dalam sambutan pembukaannya mengucapkan Lanjut Herry, kegiatan ini juga merupakan kesempatan untuk menaikan barganing potition petani yang selama ini hanya menjadi penanam tetapi tidak menjadi peneliti. WTM bersama petani melakukan Kaji Banding dan Uji terap yang pelakunya juga adalah para kader tani. Kami melihat bahwa saatnya petani harus didorong untuk merebut kembali kedaulatan benih yang lama hilang, Ujarnya.
Sedangkan Ernestina Dua Sina (Staf WTM) menjelaskan bahwa pisang
merupakan jenis buah yang bisa ditemui dengan mudah hampir di seluruh
pelosok tanah air di Indonesia. Buah pisang bukan saja enak dimakan,
tapi juga kaya akan gizinya. Selain itu rasa nya pun manis. Buah
pisang memiliki berbagai macam jenis, selain bisa langsung dimakan
juga bisa diolah dalam bentuk keripik pisang. Cara membuat keripik
pisang pun sangatlah mudah.
Namun
untuk membuat keripik pisang yang enak dan dijual ke pasaran,
dibutuhkan pisang yang berkualitas dan cara pengemasan pun yang
berbeda sehingga keripik pisang masih tetap terasa enak meski
disimpan dalam jangka waktu yang lama. Bukan hanya itu saja, keripik
pisang juga merupakan cemilan keluarga dengan harga terjangkau,
sehingga bisa dinikmati baik di kalangan anak anak maupun di kalangan
orang dewasa.
Getrudis Dari (Staf Keuangan WTM) sebelum kegiatan, ia mencoba membuat analisis ekonomi terhadap pengolahan hasil. Getrus melhat bahwa seorang
petani yang memiliki keterampilan yang baik, tidak akan menjual
pisang di pasar dengan harga yang murah baik di jual dalam 1 sisir
atau pun 1 tandan yang hanya mendapatkan hasil Rp 10.000,.per sisir
atau Rp 50.000, per tandan. Petani yang memiliki keterampilan, akan
mengolah kembali pisang yang ada dengan membuatnya menjadi keripik
pisang.
Ada pun cara membuat dan menjual ke pasar dengan keuntungan yang lebih besar adalah sebagai berikut :
Ada pun cara membuat dan menjual ke pasar dengan keuntungan yang lebih besar adalah sebagai berikut :
Perhitungan
laba-rugi untuk per hari, per minggu, per bulan adalah sbb :
Modal
:
Untuk
1 tandan pisang/hari, misalkan
Pisang
1 tandan = Rp 10.000 x 10 sisir = Rp 100.000,.
Bumbu
: Rp 30.000,.
Minyak
goreng 1 jirigen : Rp 70.000,.
Transportasi
: Rp 50.000,.
Pengepakan
: Rp 50.000.
Tenaga
kerja : 10 orang x Rp 25.000,. = Rp 250.000,.
Keperluan
lainnya : Rp 50.000,.
Total
: Rp 600.000,.
Misalkan
harga jual keripik pisang : Rp 30.000,./kg
Jika
dalam sehari menjual 25 kilo maka hasil penjualan yang didapat adalah
Rp 750.000,.
Maka
keuntungan yang diperoleh dalam 1 hari dengan menjual 25 kilo adalah
sebesar : Rp 750.000 – Rp 600.000,. = Rp 150.000,.
Kesimpulannya
adalah :
Modal
per hari : Rp 600.000,.
Modal
per minggu : Rp 600.000 x 7 hari = Rp 4.200.000,.
Modal
per bulan : Rp 4.200.000 x 4 minggu = Rp 16.800.000,.
Laba
per hari : Rp 150.000
Laba
per minggu : Rp 150.000 x 7 hari = Rp 1.050.000,.
Laba
per bulan : Rp 1.050.000 x 4 minggu = Rp 4.200.000,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar