Kelompok Tani Kaju Naja O’a adalah salah satu kelompok yang
berdomosili di dusun Nawuteu tepatnya di desa Kolisia B, Kecamatan Magepanda.
Kelompok ini bergabung bersama WTM (Wahan Tani Mandiri) sejak tahun 2014.
Kelompok ini beranggotakan 24 orang yang terdiri dari 15 orang laki dan 9 orang
perempuan.
Tentunya di dalam sebuah komunitas pasti memiliki tipikal
atau ciri yang berbeda dari masing-masing anggotanya. Berbeda dengan yang satu
ini anggota dengan nama lengkapnya Hendrikus Gedo, lahir di sebuah kampung
kecil Masekea, pada tanggal 6 Juli 1962 Ia mempunyai 3 orang, 1 putra dan 2
putri dan 4 orang cucu.
Hendrikus Gedo dengan sapaan akrabnya bapa Minggus dianugerahi
sebagai seorang petani yang tulen. Sosok yang begitu semangat dan boleh dikatakan
sangat aktif dan kreatif.
Kini, bapa Minggus dipercayakan sebagai salah satu pengurus
yang mana bertugas sebagai operator mesin, karena kebetulan kelompok ini
memiliki sumur bor yang dimanfaatkan oleh anggota untuk kebutuhan air minum dan
siram sayur. Tugas yang dipercayakan kepada Bapa Minggus ia laksanakan dengan
sungguh-sungguh dan bertanggung jawab, tepat waktu sehingga aggota tetap
semangat. Apabila ada kemacetan atau
kesalahan teknis dalam menggunakan mesin bor air, Bapa Minggus langsung
menghadirkan tenaga ahli untuk memperbaikinya.
Hanya dalam kesehariannya di kelompok, bapa Minggus dikenal memiliki
watak keras dan tegas sehingga anggota bisa belajar disiplin sehingga pada saat
pertemuan anggota semuanya hadir.
Dalam setiap pertemuan selalu ada konsep baru yang ia
lontarkan dan ternyata diterima baik oleh anggotanya.
Awalnya belum ada arisan kelompok, tiba-tiba dengan spontan dan
nada begitu halus beliau menyampaikan “Bagaimana kalau dibuat arisan kecil sehingga bisa membantu
kita anggota“. Ungkapan spontan ini kemudian disepakati anggota untuk
mengumpulkan uang (Iuran) yang mana setiap anggota duapuluh ribu rupiah (Rp. 20.000) sebagai dana awal kelompok.
Bagi Bapak yang mempunyai empat orang anak ini, menurutnya
pendampingan WTM cukup bagus. Sangat berbeda dengan pendampingan-pendampingan
yang sebelumnya dan sementara ini ia ikuti, ujarnya.
Walaupun hanya dengan ilmu dan teknik pola pertanian yang
sederhana sudah cukup membantu para petani, tergantung pada petani untuk melihatnya sebagai kesempatan emas untuk
anggota terapkan.
Pada tanggal 1 Juni 2016, Fasilitator Maria Martha Muda
(Fasilitator Lapangan Wilayah Magepanda) bersama anggota melakukan praktek Teknik Olah
Jalur di kelompok Kaju Naja O’a. Praktek ini langsung di kebunnya. Sebelumnya
lahan sudah disiapkan dengan baik, kira-kira sekitar 20 mx 20 m luasnya. Bapa
Minggus selama 2 minggu tidak pernah istirahat hanya karena mencangkul tanah
sedalam 50cm, dengan lebar 1 m panjang 7 m untuk olah jalur ini. Dari lahan
yang ada semuanya sudah dicangkul sesuai petunjuk yang diberikan. Jumlah olah
jalur yang dicangkul berjumlah 20 lajur.
Jangankan 2 atau 3 orang yang kerjakan, 5 orang pun pasti
tidak sanggup bahkan tidak bisa menghabiskan waktu hanya dalam 2 minggu. Tetapi
bagi bapa benar-benar mau ujicoba, apakah ilmu yang diberikan WTM bisa dibuktinyatakan?
demikian ulasnya.
Ternyata benar, pada bulan berikutnya; yaitu bulan Agustus pada
saat kunjungan ke kebunnya, lahan yang dijadikan praktek tersebut semuanya
sudah dipenuhi dengan tanaman jagung. Jagung tumbuh subur, karena awalnya bahan
organik yang disisihkan cukup padat. Di samping
sebelah atas lahan yang masih sisa, ia tanami dengan terung organik, tanahnya pun
subur, daunnya hijau dan sudah mulai berbunga.
Mari kita belajar dari Bapa Minggus, seorang petani yang tekun, ulet, aktif dan
penuh sabar. Apa pun sesuatu yang baru, ia ingin mencobanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar