Maumere, KN. Dalam
perencanaan kelompok tani Sinar Tani Detugau, desa Bhera, Kecamatan Mego,
Kabupaten Sikka menjadikan pisang sebagai salah satu produksi pertanian yang
perlu dikembangkan. Mayoritas penduduk dusun ini adalah petani lahan kering.
Selain produksi pangan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga, para petani juga
memiliki tanaman komoditi seperti kakao dan malah sekarang kelompok tani ini
memiliki kebun contoh pengembangan tanaman hortikultura (sayur mayur).
Dalam areal sehektar, para anggota kelompok tani sinar tani menanam berbagai tanaman sayur seperti: sawi, paria, terung, lombok dan berbagai tanaman hortikuluta lain yang dianalisa bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan selebihnya dipasok ke pasar.
Ina Agustina, sedang memantau tanaman sayur di kebun contoh |
Dalam areal sehektar, para anggota kelompok tani sinar tani menanam berbagai tanaman sayur seperti: sawi, paria, terung, lombok dan berbagai tanaman hortikuluta lain yang dianalisa bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan selebihnya dipasok ke pasar.
Model pertanian yang dibangun adalah sistem pertanian organik. Karena itu, para anggota yang memiliki ternak itu diminta menampung kotoran sapi, babi, kambing agar kemudian dipasok ke kebun anggota, demikian tutur Ina Agustina
Herry Naif, membuka acara Pelatihan |
Herry Naif dalam sambutan pembukaan, mengatakan
bahwa WTM dalam program ini sungguh mendorong kemandirian petani yang mana para
petani memanfaatkan potensi wilayahnya sebagai sumber daya yang dapat mendukung
pengelolaan pertanian di wilayahnya sambil mendorong keterlibatan berbagai
pihak terutama pemerintah desa untuk melihat petani sebagai salah satu kelompok
yang harus mendapatkan akses budged dalam APBDes.
Lebih dari itu, para petani perlu mengkapasitasi diri untuk mengelola hasil pertanian yang dihasilkan agar mampu bersaing di pasar. Bila tidak, para petani sebatas menjadi penjaga kebunnya para pihak yang beruang. Karena itu, WTM secara kelembagaan dalam kerja sama WTM dengan Miserior Jerman dalam program “Peningkatan Kapasitas Masyarakat Tani dalam Adaptasi Perubahan Iklim lewat Pendekatan Usahan Tani Berbasis Konservasi, salah satu aktifitasnya adalah mendorong pengolahan hasil petani agar masuk dalam pasar-pasar lokal.
Lebih dari itu, para petani perlu mengkapasitasi diri untuk mengelola hasil pertanian yang dihasilkan agar mampu bersaing di pasar. Bila tidak, para petani sebatas menjadi penjaga kebunnya para pihak yang beruang. Karena itu, WTM secara kelembagaan dalam kerja sama WTM dengan Miserior Jerman dalam program “Peningkatan Kapasitas Masyarakat Tani dalam Adaptasi Perubahan Iklim lewat Pendekatan Usahan Tani Berbasis Konservasi, salah satu aktifitasnya adalah mendorong pengolahan hasil petani agar masuk dalam pasar-pasar lokal.
Lebih lanjut, Martinus Maju (Fasilitator Lapangan WTM) untuk wilayah kecamatan Mego mengatakan bahwa kami yang ada di lapangan terus bersama petani akan terus memotivasi petani agar secara teknis mendampingi petani. Malah petani harus dimotifasi agar menjadikan segala sumber daya yang dimiliki menjadi modal dalam peningkatan pendapatan demi sebuah dampak baik sosial, ekonomi dan politik demi mencapai sebuah perubahan sosial dalam mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar