Pada pembukaan acara tersebut, dalam sambutannya Ibu Theresia mengungkapkan bahwa kawasan Egon ini seharusnya dianggap penting karena menjadi kawasan lindung. Bahwa, tidak tabu bila rakyat Mapitara mengakses tetapi harus mengedepankan aspek perimbangan ekologi agar tidak terjadi seperti hari ini. Jangan kita punya program menanam tetapi ada yang terus melakukan penebangan.
Lebih lanjut, Theresia mengapreseasi WTM yang melakukan penyelamatan ini sebagai gerakan bersama yang bukan hanya untuk kita hari ini tetapi kepentingannya untuk anak-cucu kita, ujarnya.
Setelah itu, dilanjutkan dengan presentasi dari Herry Naif (Koordinator Program WTM-CEPF) tentang apa yang menjadi dasar Wahana Tani Mandiri (WTM) dalam kerjasamanya dengan Critycal Ecosystem Partnership Fund (CEPF) dan Yayasan Burung Indonesia agar melakukan gerakan penyelamatan kawasan mata air di kawasan Egon Ilimedo. Beberapa permasalahan yang diidentifikasi, yakni: Konflik Tapal Batas Kawasan 1932 dan 1984, menurunnya debit Air, Sumber Mata Air Kering, Debit Mata Air Menurun, Perambahan Hutan, Kebun rakyat di Areal Mata Air. Deretan kasus-kasus ini kemudian berdampak pada pendapatan warga sekitar kawasan masih rendah, ujarnya.
Lebih lanjut, disampaikan tentang tujuan kegiatan, yakni: Memotivasi masyarakat Mapitara agar melihat pentingnya konservasi tanah dan air bagi kehidupan masyarakat Mapitara; membangun kesadaran penyelamatan ekologi kawasan Egon Ilimedo menjadi bagian hidup warga, meningkatnya partisipasi para pihak dalam upaya penyelamatan ekologi di kawasan Egon Ili Medo;menjadikan momentum ini sebagai Green Valentine’s Day, ujar Herry.
Setelah itu, dilanjutkan dengan pembentukan panitia. Penentuan pimpinan panitia dilakukan secara aklamasi, yang mana dipercayakan sebagai ketua pelaksana Camat Mapitara, Seksi Keamanan (Koramil Bola) Seksi Perlengkapan (Kepala Desa Egon Gahar) dan teknis perlengkapan di lapangan akan difasilitasi oleh pemerintah desa, fasilitator desa, dan babinsa. (Tim KN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar