OLEH: WTM
PETANI DAN PERMASALAHANNYA
Petani Bergotong royong dalam menanam padi di Magepanda |
Petani selalu dihantui dengan berbagai masalah,
seperti: tanaman selalu diserang hama
penyakit, tanah tidak subur, produksi tanaman menurun, tidak ada
pupuk/pestisida. Lebih dari itu masalah perubahan iklim yang tidak menentu mengakibatkan tanaman mati dan
bisa menyebabkan gagal panen.
Permasalahan
lain yaitu lahan tidak dimanfaatkan dengan baik atau tidak punya lahan.
Sedangkan di sisi lain seorang pegawai
negeri/swasta memiliki usaha pertanian, di sekitar halaman rumahnya ditanami sayur-sayuran, memiliki ternak,
kebun pangan dan tanaman perdagangan. Sementara halaman rumah petani terlihat
tidak dimanfaatkan.
Kenyataan
tersebut menunjukkan bahwa petani belum mampu mendedikasikan dirinya sebagai
seorang petani yang benar. Petani yang tekun dan ulet. Kemampuan petani
tersebut berdampak pada hasil yang dicapai. Hal ini tentu sangat bervariasi
antara seorang petani dengan petani lainnya.
Keberhasilan
petani sangat dipengaruhi faktor produksi, yaitu lahan, iklim, air, peralatan,
benih, bibit. Hal ini tentunya harus pula didukung dengan pengetahuan dan
ketrampilan yang baik pula. Kemampuan yang diperoleh dari kreatifitas dirinya
maupun karena adanya bimbingan dari luar.
Tampilan
petani antara satu wilayah dengan wilayah lain pada umumnya berbeda. Sangat
tergantung pada keadaan topografi, budaya, iklim, akses informasi dan
komunikasi, pengetahuan dan ketrampilan dan ketersediaan sarana produksi.
Kondisi ini berdampak pada sikap dan perilaku petani terhadap pengembangan
usaha taninya.
Beberapa fakta disinyalir
menjadi faktor penyebab ketidakberdayaan
petani,
diantaranya:
a) Partisipasi masyarakat, terutama petani, orang miskin, perempuan dan kaum marginal lainnya dalam pengelolaan program masih kurang.
b) Program
yang diberikan
kepada masyarakat belum dikelola secara transparan dan akuntabel. Program hanya
diketahui segelintir orang, seperti kepala desa dan elit-elit di desa.
c) Pelatihan-pelatihan yang diberikan tidak sepenuhnya
ditindaklanjuti oleh masyarakat pada pasca pelatihan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya
dukungan kegiatan pasca pelatihan, seperti pendampingan yang rutin, monitoring, evaluasi, dan
memfasilitasi pembelajaran bersama.
PERTANIAN
BERKELANJUTAN
Pembibitan Kakao |
Makin
menipisnya cadangan minyak bumi akan menyebabkan harga pupuk, khususnya urea
dan ZA akan semakin tinggi karena pupuk pabrikan tersebut dibuat dari bahan dan
dengan proses padat energi (energy fosil). Hal ini menjadi tantangan agar petani ke depannya dapat menyediakkan puput sendiri dari bahan
lokal.
Penggunaan
pupuk organik dapat membantu menjaga kesuburan tanah. Demikian pula penggunaan
pupuk pestisida nabati (bio pestisida) juga dapat menekan pencemaran lahan,
air, dan udara.
Di
era pasar bebas, kita perlu meningkatkan daya saing, termasuk daya saing produk
pertanian. Untuk dapat meningkatkan daya saing produk pertanian, antara lain:
perlu meningkatkan mutu produk dan efisiensi dalam proses produksi. Pemanfaatan
sumber daya lokal sebagai “input”, Apakah sebagai bahan pupuk, pestisida, pakan
ataupun energi, tentu akan membantu meningkatkan efisiensi. Pemanfaatan sumber
daya lokal sebagai input tentu akan sangat bisa dioptimalkan.
Dibutuhkan
suatu sistem yang dapat memberi keberlanjutan usaha tani yang disebut dengan
pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture). Sistem yang
tidak hanya mengedepankan distribusi, namun lebih penting dari pada itu adalah
dapat mengamankan usaha tani dan lingkungan.
Pertanian
berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pemanfaatan sumber daya
yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat
diperbaharui (unrenewable resources) untuk proses produksi pertanian
dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin.
Beberapa manfaat yang menjadi ciri-ciri pertanian berkelanjutan, yaitu:
- Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan
(economically viable). Petani mampu menghasilkan keuntungan dalam tingkat
produksi yang cukup dan stabil, pada tingkat resiko yang bisa
ditolerir/diterima.
- Berwawasan ekologis (ecologically sound). Kualitas agro-ekosistem
dipelihara atau ditingkatkan, dengan menjaga keseimbangan ekologi serta
konservasi keanekaragaman hayati. Sistem pertanian yang berwawasan ekologi
adalah sistem yang sehat dan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap
tekanan dan gangguan (stress dan
shock).
- Berkeadilan sosial. Sistem pertanian yang menjamin terjadinya keadilan
dalam akses dan kontrol terhadap lahan, modal, informasi, dan pasar, bagi
yang terlibat tanpa membedakan status sosial-ekonomi, gender, agama atau
kelompok etnis.
- Manusiawi dan menghargai budaya lokal. Menghormati eksistensi dan
memperlakukan dengan bijak semua jenis mahluk yang ada. Dalam pengembangan
pertanian tidak melepaskan diri dari konteks budaya lokal dan menghargai
tatanan nilai, spirit dan pengetahuan lokal
- Mampu beradaptasi (adaptable). Mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi yang selalu berubah, seperti perubahan iklim, pertumbuhan populasi, tantangan kebijaksanaan yang baru dan perubahan konstalasi pasar.
Manfaat yang diperoleh agar dapat diukur/dilihat hasilnya lewat indikator
pengelolaan pertanian berkelanjutan, yaitu:
- a Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai;
- b. Membudidayakan tanaman secara alami;
- c. Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian;
- d. Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang;
- e. Menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan penerapan teknik pertanian;
- f. Memelihara keragaman genetik sistem pertanian;
PRAKTEK-PRAKTEK
PERTANIAN BERKELANJUTAN
Beberapa kegiatan yang
dapat menunjang dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan keuntungan
produktivitas pertanian dalam jangka panjang, meningkatkan kualitas lingkungan,
serta meningkatkan kualitas hidup petani, adalah:
a.
Pengendalian Hama Terpadu Strategi Kawasan
Seringkali anjuran teknis pengendalian adalah menggunakan upaya
penyemprotan pestisida kimia. Namun seringkali pula petani mengalami kegagalan
yaitu semakin berkembangnya hama/penyakit tanaman.
Pengendalian Hama Terpadu merupakan suatu pendekatan untuk mengendalikan
hama yang dikombinasikan dengan metode-metode biologi, budaya, fisik dan kimia,
dalam upaya untuk meminimalkan; biaya, kesehatan dan resiko-resiko lingkungan.
b.
Konservasi Lahan
Beberapa metode konservasi lahan, dapat meliputi:
·
Menciptakan
jalur-jalur konservasi.
- Menggunakan dam penahan erosi.
- Melakukan penterasan.
- Menggunakan pohon-pohon dan semak untuk menstabilkan tanah.
c.
Menjaga Kualitas Air/Lahan Basah
Konservasi dan perlindungan sumberdaya air telah menjadi bagian penting
dalam pertanian. Banyak diantara kegiatan-kegiatan pertanian yang telah
dilaksanakan tanpa memperhatikan kualitas air.
Adapun langkah-langkah yang ditujukan untuk menjaga kualitas air, antara
lain;
- Mengurangi tambahan senyawa kimia sintetis ke dalam lapisan tanah
bagian atas (top soil) yang
dapat mencuci hingga muka air tanah (water
table).
- Menggunakan irigasi tetes (drip
irrigation).
- Menggunakan jalur-jalur konservasi sepanjang tepi saluran air.
- Melakukan penanaman rumput bagi binatang ternak untuk mencegah
peningkatan racun akibat aliran air limbah pertanian yang terdapat pada
peternakan intensif.
d.
Tanaman Pelindung
Penanaman tanaman-tanaman seperti gandum dan semanggi pada akhir musim
panen tanaman sayuran atau sereal, dapat menyediakan beberapa manfaat termasuk
menekan pertumbuhan gulma (weed), pengendalian erosi, dan meningkatkan nutrisi
dan kualitas tanah.
e.
Diversifikasi Lahan dan Tanaman
Bertanam dengan memiliki varietas yang cukup banyak di lahan pertanian
dapat mengurangi kondisi ekstrim dari cuaca, hama penggangu tanaman, dan harga
pasar. Peningkatan diversifikasi tanaman dan jenis tanaman lain, seperti:
pohon-pohon dan rumput-rumputan, juga dapat memberikan kontribusi terhadap konservasi
lahan, habitat binatang, dan meningkatkan populasi serangga yang bermanfaat.
Beberapa langkah kegiatan yang dilakukan, adalah:
- Menciptakan sarana penyediaan air, yang menciptakan lingkungan bagi
katak, burung dan binatang-binatang lainnya yang memakan serangga dan
insek.
- Menanam tanaman-tanaman yang berbeda untuk meningkatkan pendapatan
sepanjang tahun dan meminimalkan pengaruh dari kegagalan menanam sejenis
tanaman saja.
f.
Pengelolaan Nutrisi Tanaman
Pengelolaan nutrisi tanaman dengan baik dapat meningkatkan kondisi tanah
dan melindungi lingkungan tanah. Peningkatan penggunaan sumberdaya nutrisi di
lahan pertanian, seperti pupuk kandang dan tanaman kacang-kacangan (leguminosa)
sebagai penutup tanah dapat mengurangi biaya pupuk an-organik yang harus
dikeluarkan.
Beberapa jenis pupuk organik yang bisa digunakan antara lain:
- Pengomposan
- Penggunaan kascing
- Penggunaan Pupuk Hijauan (dedaunan)
- Penambahan nutrisi pada tanah dengan emulsi ikan dan rumput laut.
g.
Agroforestry
Agroforestri merupakan
suatu sistem tata guna lahan yang permanen, dimana tanaman semusim maupun
tanaman tahunan ditanam bersama atau dalam rotasi membentuk suatu tajuk yang
berlapis, sehingga sangat efektif untuk melindungi tanah dari hempasan air
hujan. Sistem ini akan memberikan keuntungan baik secara ekologi maupun
ekonomi.
PETANI DAN ORGANISASI KELOMPOK TANI
Kelompok
masyarakat yang sering kita jumpai adalah kelompok tani. Kelompok tani adalah
sekelompok petani yang memiliki visi dan misi yang sama dalam mengembangkan
usaha taninya. Biasanya kelompok tani terdiri dari orang petani yang memiliki
kedekatan dan sehati dalam berjuang bersama. Kelompok tani biasanya merupakan
kelompok hamparan, kelompok doa, kelompok komoditi atau lainnya. Kelompok Tani
beranggotakan petani dewasa
(pria/wanita) maupun petani muda yang disebut dengan taruna tani
(pemuda/pemudi).
Pertemuan Kelompok Tani di Parabubu |
Kelompok tani
biasanya dipimpin oleh seorang ketua kelompok, yang dipilih atas dasar
musyawarah dan mufakat diantara anggota kelompok tani. Pada waktu pemilihan
ketua kelompok tani sekaligus dipilih kelengkapan struktur organisasi kelompot
tani yaitu sekretaris kelompok, bendahara kelompok, serta seksi-seksi yang
mendukung kegiatan kelompoknya. Seksi-seksi yang ada disesuai kan dengan
tingkat dan volume kegiatan yang akan dilakukan.
Masing-masing
pengurus dan anggota kelompok tani harus memiliki tugas dan wewenang serta
tanggung jawab yang jelas dan dimengerti oleh setiap pemegang tugasnya.
Agar kelompok
tani tetap aktif maka pengurus dan anggota kelompok tani harus mampu menjaga
kekompakan dan rasa saling percaya. Hal ini karena jumlah anggota kelompok yang
terbatas (biasanya jumlah anggota kelompok tani berkisar antara 10-25 orang
anggota) yang memungkinkan terjadinya
kemandekan akibat konflik dan adanya perpecahan dalam kelompok.
Untuk itu para
pengurus kelompok haruslah orang yang dapat memfasilitasi anggotanya secara
baik. Pengurus harus dapat memecahkan permasalahan yang terjadi dalam kelompok.
Dan kelompok tani harus memiliki dan menegakkan peraturan-peraturan yang
berlaku bagi setiap kelompoknya dengan sanksi-sanksi yang jelas dan tegas.
Kelompok tani secara tidak langsung dapat dipergunakan sebagai
salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas usaha tani melalui
pengelolaan usaha tani secara bersamaan. Kelompok tani juga digunakan sebagai
media belajar organisasi dan kerjasama antar petani. Dengan adanya kelompok
tani, para petani dapat bersama – sama memecahkan permasalahan yang antara lain
berupa pemenuhan sarana produksi pertanian, teknis produksi dan pemasaran
hasil.
Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar
anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani.
Sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha tani dilaksanakan oleh
kelompok secara bersamaan. Melihat potensi tersebut, maka kelompok tani perlu
didampingi dan diberdayakan lebih lanjut agar dapat berkembang secara optimal.
Agar mereka dapat bergerak secara metodis, berdayaguna, dan teroganisir.
Suatu gerakan kelompok tani yang tidak teroganisir dan tidak
mengikuti kerjasama menurut pola-pola yang maju, tidak akan memecahkan
problem-problem yang dihadapi petani.
Ada beberapa manfaat dari pembentukan kelompok tani yaitu :
a) Semakin meingkatnya interaksi usaha tani dan sosial antar petani
dalam kelompok
b) Meningkatnya kerjasama antar petani.
c) Memudahkan proses penerapan inovasi atau teknologi baru.
d) Semakin meningkatnya orientasi pasar, baik yang berkaitan dengan
masukan (input) atau produk yang dihasilkannya.
e) Semakin dapat membantu efesiensi pembagian air irigasi serta pengawasannya
oleh petani sendiri.
Beberapa
peran yang dapat dilakukan oleh suatu kelompok tani dalam memberdayakan diri
untuk memperkuat pengelolaan usaha tani yaitu:
1)
Sebagai Wadah Penggerak Usaha Petani
Kelompok tani harus menjadi wadah untuk petani
mengembangkan usahanya. Kelompok tani harus dapat mendorong meningkatnya
aktifitas usaha tani di setiap anggotanya.
Untuk itu dalam kelompok tani harus terjadi
gerakan membangun aktifitas usaha tani yang diawali dengan suatu niat usaha
anggota yaitu suatu perencanaan usaha tani. Selanjutnya melakukan perencanaan
kelompok tani dan melakukan evaluasi terhadap capaian dari aktifitas yang
dilakukan bersama tersebut.
2)
Sebagai Tempat Belajar bagi Petani
Dalam kelompok tani terdapat berbagai
anggota dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman yang bervarias antara satu dan
yang lainnya. Akan terjadi suatu komunikasi dan interaksi pengetahuan dan
ketrampilan antara sesama anggota kelompok tani guna meningkatkan pengatahuan,
ketrampilan, serta sikap dalam berusaha tani yang lebih baik dan menguntungkan,
serta berperilaku lebih mandiri untuk mencapai kehidupan yang lebih sejahtera.
Ada beberapa kemampuan yang perlu ada dalam suatu kelompok untuk
dapat mencapai tujuannya yaitu :
a.
Menggali dan
merumuskan keperluan belajar.
b. Berhubungan dan
bekerjasama dengan sumber informasi dan teknologi yang diperlukan dalam proses belajar mengajar,
baik yang berasal dari sesama petani, lembaga pendamping maupun pihak – pihak
lain.
c.
Menciptakan
ruang/waktu untuk terjadinya interaksi pengetahuan dan ketrampilan.
d.
Mempersipakan
sarana belajar.
e.
Berperan serta
aktif dalam proses belajar mengajar.
f.
Mengemukakan
keinginan, pendapat maupun masalah yang dihadap anggota kelompok.
g.
Memahami
keinginan, pendapat maupun masalah yang dihadapi orang dalam kelompok.
h. Merumuskan
kesepakatan bersama baik dalam memecahkan masalah maupun untuk melaksanakan
berbagai kegiatan kelompok.
i.
Mentaati dan
melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama.
j.
Merencanakan dan
melaksanakan pertemuan – pertemuan berkala kelompok.
3)
Sebagai Unit Produksi Usaha Tani
Sebagai unit produksi usaha tani,
kelompok tani merupakan satu kesatuan unit usaha tani, untuk mewujudkan
kerjasama dalam mencapai skala ekonomi yang lebih menguntungkan.
Untuk dapat sebagai suatu unit
produksi, ada beberapa kemampuan yang harus ada dalam kelompok tani yaitu :
a.
Adanya suatu
kesepakatan pola usaha tani yang
menguntungkan berdasarkan teknologi terapan dan berorientasi pasar.
b.
Adanya rancangan
usaha tani yang berisikan kegiatan dan biaya
c.
Memiliki
kemampuan teknologi pengelolaan usaha tani
d.
Mampu membangun
jaringan dengan para pihak yang berhubungan dengan unit produksi
e.
Mampu mengelola
administrasi kelompok.
4)
Sebagai Wahana Kerjasama antara Anggota Kelompok dan antara Kelompok dengan Pihak Lain
Untuk meningkatkan kegiatan
pengelolaan usaha tani dibutuhkan kerjasama yang baik antara petani. Kelompok
tani merupakan tempat baik dan strategis
untuk untuk memperkuat kerjasama antara sesama petani. Selain itu juga sebagai
strategi komunikasi petani dengan pihak lain untuk pengembangan dan pengelolaan
usaha tani.
Untuk itu, kelompok harusnya memiliki
beberapa kemampuan dalam upaya menumbuhkan kerja sama yaitu :
a. Menciptakan suasana saling kenal, saling
percaya – mempercayai dan selalu berkeinginan untuk bekerjasama.
b. Menciptakan suasana keterbukaan dalam
menyatakan pendapat dan pandangan – pandangan di antara anggota untuk mencapai
tujuan bersama.
c. Mengatur dan melaksanakan pembagian
tugas/kerja di antara sesama anggota sesuai dengan kesepakatan bersama.
d. Mengembangkan kedisiplinan dan rasa tanggung
jawab di antara sesama anggota kelompok.
e. Merencanakan dan melaksanakan musyawarah dan
pertemuan – pertemuan lainnya agar tercapai kesepakatan yang bermanfaat bagi
kelompoknya.
f.
Mentaati dan
melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam kelompok.
g. Melaksanakan tukar menukar pikiran.
h. Melakukan kerja sama dengan berbagai pihak
dalam upaya pengelolaan usaha tani
i. Mengembangkan
kadar kepemimpinan di kalangan para anggota kelompok dengan jalan memberikan
kesempatan kepada setiap anggota untuk mengembangkan ketrampilannya di bidang tertentu sehingga berperan sebagai
agen teknologi.
j. Mengadakan
pemupukan modal untuk keperluan pengembangan usaha para anggota kelompok.
Tulisan ini merupakan refleksi Wahana Tani Mandiri, selama 20 tahun mengadvokasi pertanian di NTT dan di Sikka.
Terima Kasih
Tulisan ini merupakan refleksi Wahana Tani Mandiri, selama 20 tahun mengadvokasi pertanian di NTT dan di Sikka.
Terima Kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar