Pengalugan bagi Wiwidyanto (PM Oxfam, Righ to Food) |
Maumere, KN. WTM dalam kerjasamanya dengan OXFAM melakukan program ”Study Farmer to Famer In
Sikka” dalam mendorong pengembangan kedaulatan pangan bagi masyarakat tani
Sikka di wilayah dampingan dan juga di luar dampingan selama 4 bulan dengan
kelompok-kelompok sasaran yang ada di Kecamatan Talibura, Kangae, Mapitara,
Magepanda, Mego, Tanawawo dalam kegiatan sosialisasi pangan.
Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk
tindak lanjut dari penghargaan yang dianugerahkan kepada Beatriks Rika sebagai Female Food Hero (Perempuan Pejuang
Pangan) tahun 2015 versi Oxfam. Beatrisk Rika dipilih sebagai salah satu
pemenang dari 9 perempuan di seluruh Indonesia, karena ia berhasil melakukan
penelitian pemulian padi yang dinamainya pada 3 S (Sega, Sela Sona).
Karena itu, tepatnya pada hari Rabu,
13 Juli 2017 WTM bersama Oxfam mengadakan
Kunjungan lapangan ke kelompok tani Lowo Lo’o, yang selama ini didampingi oleh
Beatriks Rika Sebagai Kader Tani WTM.
Wiwidyanto sedang berdiskusi dengan Kel. Tani Lowo Lo'o |
Kegiatan ini berlangsung di Desa
Bhera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka tepatnya di kediaman almahrum Frans Seda.
Kegiatan dihadiri oleh Widiyanto Manajer Program Righ to Food-OXFAM dan Carolus
Winfridus Keupung (Direktur WTM), Heribertus Naif (Koordinator Program), Dedy B.Alexander (Koordinator
Pertanian), Maria Martha Muda, (Koordinator Advokasi, Riset, dan Pengelolaan
Lingkungan). Pada kesemmpatan hadir juga Martinus Maju sebagai Fasilitator
Kecamatan Mego, yang mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan tersebut.
Tujuan kunjungan ini adalah untuk
melihat keberadaan Betriks Rika sebagai orang yang perna mendapatkan penganugareha
sebagai Perempuan Pejuang Pangan (Female Food Hero) pada Tanggal 16 Oktober
2016 di Jakarta bersama para Pejuang Perempuan Pangan lainnya yang menjadi
dampingan OXFAM.
Selain itu, kedatangan Widiyanto juga
mau melihat secara langsung
keberlanjutan dari penelitian yang sementara ini dijalankan dan seperti apa
dorongan WTM sebagai lembaga dampingan untuk bisa membawa suatu perubahan yang baru
dalam membangun mitra dengan OXFAM ke depannya nanti. Dan juga memantau
langsung apa yang dilakukan Beatriks dalam Study farmer to farmer in Sikka. Kunjungan
ini dihadiri oleh 30-an anggota Lowo Lo’o.
Kunjungan OXFAM pertama kali ini disambut
gembira oleh 30-an anggota kelompok dengan mengalungkan selempang bermotif
kembang bunga. Pengalungan diberikan oleh ketua kelompok Lowo Lo’o Yohanes Seda
kepada Widayanto sebagai tamu terhormat dan disambut tepukan tangan.
Bapak Joni sapaan akrabnya,
mengucapkan selamat pagi dan selamat bertemu untuk pertama kali di tempat ini. Baik
anggota maupun para staf WTM merasa senang dan bangga walaupun dengan
kesederhaaan dan hati tulus mau menerima tamu siapa saja yang berkunjung ke
sini.
Dalam sambutan pembukaannya,
Widiyanto mengatakan bahwa Kelompok Lowo Lo’o menjadi kelompok yang beda dari
kelompok-kelompok lain yang menjadi dampingan WTM. Perbedaan ini karena sosok
seorang Beatriks Rika adalah petani peneliti yang berhasil melakukan pemuliaan
padi atau mengawinsilangkan padi sampai mendapatkan padi baru yang di beri nama
3S yaitu Sega, Sela dan Sona karena ditemukannya sendiri.
Selain itu, Wiwid juga mengucapkan
terimakasih atas penyambutan yang baik. Ini sebagai awal perjumpaan kita untuk
sama-sama membangun dari apa yang kita punya. Saya yakin kelompok ini
aktif, bersatu dan tentunya saling bekerjasama.
Siapa saja yang datang berkunjung itu merupakan hal positif dan mereka itulah sebagai pendorong di mana
saja dan kapan saja termasuk kami di OXFAM dan tidak ketinggalan WTM sebagai
lembaga swdaya yang tetap dan terus maju memperjuangkan hak-hak bapak dan mama
sekalian, ungkap mantan aktifis Huma.
C. Winfridus Keupang, Direktur WTM |
Carolus Winfridus Keupung, mengatakan
bahwa sebagai petani kita harus bangkit. Sosok Beatriks Rika menjadi tokoh
inspirasi dan motivasi bagi kita anggota. Sosok yang berhasil sebagai petani
peneliti yang menjadi top di tingkat NTT. Belum tentu ada orang yang seperti
beliau ini, ungkap Win, Diektur WTM.
Win menceritakan pengalaman Betriks
Rika pada saat itu mendapat penganugerahan sebagai Perempuan Pejuang Pangan.
Petani jangan membuat diri menjadi sulit, harus bisa menghadirkan
beatriks-beatriks yang lain bukan saja di penelitian padi tetapi hal atau
temuan baru yang bisa dilakukan, terpenting mau berusaha, tegas Win.
Taka lupa Yohanes Seda, Ketua
Kelompok Lowo Lo’o dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Widiyanto yang sudah berkunjung ke tempat kami. Inilah kami, tidak ada
yang bisa kami berikan selain selempang kecil. Mudah-mudahan barang kecil ini
bermanfaat untuk dipakai. Nanti kembali ke sana jangan lupa dengan kami.
Beatriks Perempuan Pejuang Pangan, 2015 |
Dalam forum diskusi itu, Beatriks
mengulas pengalamannya tentang penelitian yang dilakukan. Betriks Rika mengatakan keberhasilan ini
adalah inspirasi dari seorang petani
peneliti Filipina Yuni, dampingan MASIPAG. Saya berpikir dalam hati kenapa
mereka bisa kita tidak bisa? tanya Beatriks.
Dari sinilah muncul keinginan yang
begitu tinggi untuk mau berusaha bercita-cita menjadi petani peneliti
sungguh-sungguh. Pada akhirnya saya pun berhasil dalam mengawinsilangkan padi
sampai mendapatkan penghargaan atas usaha yang selama ini ia perjuangkan,
ungkap beatriks disambut tepuk tangan anggota kelompoknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar