Jumat, 15 Januari 2016

WTM Lakukan Kunjungan Belajar Produksi Minyak

Acara Pembukaan Kunjungan Belajar 
Dalam upaya mendorong pengembangan kualitas hidup yang lebih layak bagi masyarakat dampingan di Kecamatan Mego, Magepanda dan Tana Wawo,  Wahana Tani mandiri (WTM) yang didukung Miseror melakukan kunjungan belajar produksi minyak kelapa di kelompok Kembang Baru Nanghure (12/12). Kelopok Kembang Baru ini menjadi pilihan belajar, karena sejak tahun 2009 kelompok ini sudah mengelola dan memproduksi minyak kelapa “Sunset” yang sudah mendapatkan ijin produksi dari Dinas Perindustrian Kabupaten Sikka.

Pada acara pembukaan, rombongan belajar yang dipimpin Herry Naif (Koordinator Penelitian, Advokasi dan Pengelolaan Lingkungan WTM). Menurut Naif, kunjungan belajar ini merupakan sebuah refleksi atas perjalanan Advokasi WTM sejak 1995. Bahwa WTM sudah berada dalam tiga  mazhab, yakni pada awalnya WTM melakukan pengorganiasian kelompok Tani. Tidak heran pada masa itu ada begitu banyak kelompok tani yang dibentuk. Mazhab kedua WTM memperkenalkan konsep pengelolaan usaha tani terpadu secara organik. Pada masa ini WTM, mengkampanyekan tentang pertanian organik, dan secara tegas menolak model pengelolaan pertanian kimiawi. Kini WTM,  memasuki mazhab pemberdayan rakyat atas hasil produksi kebun atau produksi lain yang bisa dijadikan pendapatan altenatif bagi petani di wilayah dampingan. Bahwa selain upaya memenuhi kebutuhan pangan dalam rumah tangga, kelompok tani dampingan juga perlu memikirkan berbagai potensi yang ingin dikembangkan oleh para petani, demikian ujar Naif.

Sedangkan Yoseph Dala, Insiator kelompok Kembang Baru memberi apreseasi kepada WTM sebab sudah pada saatnya, WTM harus naik kelas. Segala potensi petani harus diolah menjadi yang lebih baik mulai dari model produksi dan manajemen yang perlu dibangun. Untuk itu, hari ini mari kita belajar membuat minyak agar tidak tengik. Minyak itu bisa bertahan lama dan diatur pengepakannya. Lebih lanjut, Yos mengatakan bahwa pembuatan minyak merupakan sebuah upaya untuk memberdayakan potensi lokal yang dimiliki kabupaten Sikka yangmana merupakan kabupaten pemilik kelapa terbesar di Wilayah Flores.

Setelah seremonial pembukaan, 22 petani yang didatangkan dari 11 kelompok tani dampingan WTM dibagi dalam tiga (tiga) kelompok untuk belajar memproduksi minyak mulai dari cara memilah kelapa yang baik, mengupas, memarut, menyaring hingga memasak minyak.

Seluruh tahapan dan proses pembuatan minyak secara serius dilakukan dan diikuti oleh para petani yang sedang mengikuti kunjungan belajar.

Setelah proses memasak minyak, para petani difasilitasi untuk membuat  perencanaan bersama agar kegiatan ini punya dampak positif bagi mereka. Dalam diskusi, disepakati bahwa ada 4 kelompok tani di Dobo Nuapu'u yang akan melakukan proses masak minyak pada hari selasa, 15 Desember 2015 untuk mempraktekan apa yang diiperoleh hari ini. Kelompok Usaha Bersama Lekebai mempraktek masak minyak (20/12). Sedangkan beberapa kelompok lain akan mulai memproduksi minyak setelah memasuki tahun 2016 sebagai kebangkita baru.

Di sela-sela kegiatan, Winfridus Keupung, (Direktur WTM) menjelaskan mengenai gambaran konsep yang mau dikembangkan WTM ke depan. Bahwa WTM sedang mendorong agar seluruh hasil produksi dan potensi yang ada hendaknya dikembangkan agar memiliki nilai tambah tetapi bukan berarti mengubah profesi mereka sebagai petani. Menurutnya, ini merupakan pendapatan tambahan dalam memenuhi kebutuhan hak dasar petani. Tanpa usaha ini petani akan terus tenggelam dalam berbagai kebutuhan yang melilitinya, ujar Win.

Untuk mewujudkongkretkan ini, WTM punya konsep bahwa petani perlu menciptakan produksi yang memenuhi dirinya dan sesamanya. Sebagai langka awal, dari beberapa diskusi yang dibangun, telah diidentifikasi beberapa potensi yang mau diproduksi selain minyak kelapa adalah pengolahan pisang dan Kacang tanah. Mengenai keduanya itu akan dilakukan setelah tahun 2016. Kedua potensi ini banyak terdapat di wilayah Magepanda.

Kami berharap pengolahan pisang ini pun dapat menjadi sebuah model pengelolaan yang perlu diemban sebagai upaya peningkatan kualitas hidup rakyat. Faktanya, petani secara borongan menjual pisangnya ke luar daerah melalui truk jalan darat. Di sana pisangnya diolah lalu dikembalikan ke Flores daerah dimana pisangnya berasal. Dari fakta ini, apakah petani kita tidak bisa mengelolanya sendiri agar mampu menembusi pasar dengan sebuah model pemakingan yang memenuhi standar pasar. 
   

Tidak ada komentar:

<marquee>WTM LAKUKAN VAKSIN AYAM DI 3 KELOMPOK TANI DI EGON GAHAR</marquee>

Ansel Gogu (Kader Tani WTM) sedang Vaksin ayam anggota Kel. Tani Egon Gahar, KN , Dalam rangka mendorong sebuah pola budi daya ternak t...