Direktur WTM menjelaskan tentang isu Buku terbitan WTM |
Perayaan syukur peringatan Hari Ulang Tahun WTM yang dipimpin oleh Pater Wenseslaus Edy, Mgl. yang dihadiri oleh para Kader Tani, Utusan Kelompok Tani, para mantan staf, mitra dan para undangan lainnya. Perayaan syukur ini diselenggarakan di Puskolap Jiro Jaro, Tana Li, Mego.
Dalam renunganya, Pastor yang berordo The Gods of Love mengatakan bahwa perayaan hari ini adalah berkah bagi WTM dan bagi semua umat. Bahwa perjalanan WTM selama dua puluh tahun ini pasti memiliki sejarah yang panjang dan tentunya ada banyak pengalaman yang menggembirahkan dan bahkan ada yang memiluhkan. Tetapi semua itu hendaknya dipandang sebagai berkah Allah yang perlu disyukuri. WTM telah memilih petani sebagai sahabat, agar bagaimana bersama petani ada kebangkitan dalam memperjuangkan kehidupan lahiriah yang ramah terhadap alam dan berkelanjutan.
Direktur Wahana Tani Mandiri (Carolus Winfridus Keupung) mengatakan bahwa, sejak keberdiriannya 29 Januari 1996, WTM berkarya bersama-sama petani sebagai bagian integral dari proses pembangunan manusia seutuhnya. Prinsipnya, manusia hidup untuk memanusiakan manusia Lain" yang diimplementasikan dalam sebuah filosofi: datanglah kepada rakyat, tinggalah bersama mereka dan mulailah dari apa yang mereka punya. Pada hari yang penuh syukur ini diucapkan terima kasih kepada para petani, kader, mitra dan para donatur yang selalu siap mendukung kerja-kerja WTM.
Sedangkan, Tovik Koban (Sekretaris badan pembina) mengatakan bahwa perayaan HUT ini merupakan momentum bersejarah bagi WTM agar tidak patah semangat mengadvokasi petani baik dalam pengembangan usaha tani ataupun berbagai kegiatan lainnya. Kami dari badan pembina menitipkan pesan agar WTM terus bersemangat dalam mengadvokasi hak-hak petani, demikian ujar sang reporter TV-one wilayah Flores.
Setelah itu dilanjutkan dengan caffe WTM dengan menghadirkan para mantan staf. Hampir semua mereka memberi apreseasi kepada lembaga yang telah membesarkan dan membekali mereka sehingga mereka juga mendapatkan kesempatan berekspresi di luar WTM. Misalnya, Paskalis, Sonya, Herman Mbupu mengurai cerita tentang kisah pengalamannya ketika bersama WTM.
Setelah itu, dilakukan lounching buku "Membangun Kemandirian Petani" yang merupakan rangkuman pengalaman para fasilitator WTM sejak 20 tahun yang lalu. Bahwa penerbitan buku ini hendaknya memacu lembaga agar kemudian dalam waktu-waktu mendatang perlu menerbitkan buku-buku yang berkisah tentang petani.
Sebagai puncak perayaan dilakukan pemotongan tumpen 20 tahun WTM oleh Direktur WTM. Kemudian sebagai ungkapan kebersamaan dilakukan pembagian kepada semua mantan staf dan beberapa tokoh masyarakat yang hadir dalam acara itu.
Sedangkan Herry Naif (Ketua Panitia) yang dihubungi secara terpisah mengatakan bahwa acara yang dilangsungkan dalam penuh kesederhanaan, tetapi sungguh bermakna dalam mengikat-eratkan persaudaan antara WTM dengan para alumni dan para petani dampingan. Perayaan HUT ini menjadi momentum refleksi kelembagaan secara internal dan eksternal. Karena tanpa itu, lembaga akan kehilangan arah dan cita-cita. Acara ini pun dibuat bersama sebagai petani agar kondisi kekeringan yang berkepanjangan ini tidak menjadi beban dalam upaya perbaikan kualitas hidup. Solidaritas antar yang satu dengan yang lain menjadi kekuatan mereka dalam menghadapi kondisi keterbatasan pangan tahun ini, ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan mengenai kekeringan yang dianggap sepeleh. Padahal semestinya dari awal sudah dipersiapkan langka-langka kongkret sebagai upaya mitigasi dalam ancaman keterbatasan pangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar