Sebagai salah satu implementasi kongkret program tersebut, WTM kemudian bekerja sama dengan para pihak di Kabupaten Sikka, terutama beberapa instansi pemerintahan yang punya keterkaitan dengan isu penyelamatan sumber daya alam. Instansi yang terlibat dalam kegiatan itu adalah Dinas Lingkungan Hidup Sikka, UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan wilayah kabupaten Sikka, Dinas Sosial dan Kapolsek Bola, Koramil Bola, Pemerintah Kecamatan Mapitara, Puskesmas Mapitara serta empat (4) desa, yakni: Natakoli, Egon Gahar dan Hebing. Kegiatan ini kemudian dinamai “Gerakan Penyalamatan Kawasan Mata Air di Kawasan Egon Ilimedo”
Kegiatan penanaman pohon pada delapan (8) sumber mata air diantaranya: Natakoli (Wair Toke dan Wair Lago), Egon Gahar (Wair Sokon Petut), Hale (Wair Puat dan Habi Narin) dan Hebing (Wair Tena dan Kara Wair), dibuka Drs. Yoseph Ansar Rera (Bupati Sikka) dan dihadiri oleh Ir. Yunida Pollo, Vitalis Nong Veni, SH (Kepala UPT Kesatuan Pengelolaan Kehutanan Sikka), Farid Ladapase (Sekretaris Dinas Sosial), Dra. Theresia Silmeta M. Donata (Camat Mapitara), Yosep Parera (Koramil Bola), Yohanes Balla (Kapolsek Bola), Kepala Desa Egon Gahar, Hebing, dan Natakoli, Rm. Tasman Ware, Pr (Pastor Paroki Renya Rosari Hale Hebing).
Kegiatan Gerakan Penyelamatan ini diawali dengan seremonial pembukaan di pelataran kantor camat Mapitara, dengan penyerahan simbolik bibit tanaman kepada pemerintah desa oleh Bupati Sikka, Kadis Lingkungan Hidup, Kepala UPT Kehutanan dan Direktur WTM, kepada wakil dari empat desa tersebut, pada hari Rabu, 22 Februari 2017.
Carolus Winfrdus Keupung (Direktur WTM), mewakili tim Panitia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi untuk terselenggaranya kegiatan ini. Sebetulnya kegiatan ini hanya dilakukan dengan para petani warga kelompok tani, tetapi kami melihat bahwa kawasan ini merupakan paru-paru kabupaten Sikka yang harus dilihat sebagai tanggung jawab kita semua. Untuk itu, kemudian kami berinsiatif untuk mengundang instansi pemerintah di kabupaten, kecamatan, desa dan bahkan mengajak keterlibatan semua warga di Mapitara.
Theresia Silmeta M. Donata (Camat Mapitara), dalam sambutannya mengungkapkan bahwa air adalah kebutuhan vital. Bahwa sejak bangun pagi hingga tidur, setiap manusia pasti membutuhkan air. Karena itu, tidak salah bila hari ini kita semua perlu melakukan gerakan penyelamatan kawasan.
Menurut saya, gerakan ini adalah gerakan nurani, cinta kasih kepada anak-cucu kita. Bahwa kita menanam untuk kebutuhan mereka ke depan. Bahwa di Mapitara sebetulnya banyak mata air, tetapi faktanya banyak pipa yang ada, itu tanpa air. Apakah ini karena kekurangan debit air karena kerusakan di hulu ataukah karena hal lain. Saya menegaskan bahwa hari ini kita menanam tetapi ada sekelompok orang yang masih berniat untuk menebang, maka saya mengajak kita semua untuk menjaga kawasan ini ujar camat Mapitara.
Bupati Sikka, Yoseph Ansar Rera dalam membuka acara “Gerakan Penyalamatan Kawasan Mata Air di Kawasan Egon Ilimedo”, mengapreseasi kegiatan yang diinisasi oleh WTM, karena kawasan ini adalah jantung kabupaten Sikka. Malah Maumere dikenal sebagai “the heart of Flores” maka kawasan ini penting untuk dilestarikan. Saya mengajak semua pihak agar gerakan seperti ini terus dilakukan dalam upaya melestarikan lingkungan.
Kegiatan gerakan ini dilakukan semarak karena hampir seluruh warga Mapitara terlibat, yang mana setiap desa berada di titik-titik mata air yang mau dihijaukan sedangkan hanya warga desa Hebing yang kemudian bersama Satuan Kerja Pemerintahan Daerah (SKPD) menanam di dua kawasan Mata air di Wair tena dan Kara Wair.
Sesuai kegiatan seremonial pembukaan di Kantor Camat Mapitara, Bupati dan rombongan menuju Kara Wair untuk menanam pohon. Setiap instansi telah disiapkan areal penanamannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar