Demikian sekretaaris camat Kecamatan Mego, Syukur Awales, dalam rapat koordinasi pertanian dan lingkungan yang digelar Wahana Tani mandiri di aula Pusat Sekolah Lapangan, jiro-jaro, Tanah Li, desa Bhera, kecamatan Mego.
Dalam rapat koordinasi pertanian yang dihadiri camat Magepanda, camat Tanawawo dan sejumlah aparat desa dan anggota badan perwakilan desa ini, sekretaris Kecamatan Mego menjelaskan, secara kualitas, bibit lokal yang ada sangat bagus dan mampu bertahan lama, jika dibandingkan dengan bibit-bibit tanaman yang diberikan pemerintah atau pun dari pihak luar cenderung mengandung bahan kimia yang tentunya membawa dampak negatif bagi kesehatan masyarakaat maupun petani khususnya.
“Agar bisa terjawab penggunaan bibit tanaman local, pemerintah desa seharusnya merespon secara baik kebutuhan petani yang ada di masing-masing desa, dengan cara membuat regulasi yang berhubungan dengan bidang pertanian secara khusus menetapkan anggaraan desa yang berpihak pada kepentingan petani, seperti: pengelolahan bibit local, penggunaan pestisida organik dan pupuk organik, pengelolaan lahan serta lingkungan dan sumber mata air,” tegasnya.
Awales menjelaskaan, secara demografis, Sembilan puluh persen wilayah kecamatan Mego merupakan daerah pertanian. Untuk mencapai pembangunan pertanian yang baik demi meningkatkan kesejahteraaan petani, perlu adanya kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk Wahana Tani Mandiri. Sehingga masyarakat petani selalu diberdayakaan dengan sejumlah kegiatan pendampingan dan pelatihan.
“Pelatihan dan pendambingan tentu tidak saja ditujukan bagi para petani, namun pelatihan pun harus diberikaan kepada aparat desa BPd guna meningkatkan kapasitas dalam penjabaran program desa menuju kesejahteraan masyarakat,” pintahnya. (Eryn-KN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar