Guna mendorong adanya kepedulian pemerintah desa dalam pengembangan pertanian warga, Wahana Tani Mandiri (WTM), Sabtu (08/04/2017), menggelar rapat koordinasi bersama 3 Kepala Desa, 6 Badan Perwakilan Desa (BPD), PP3K Tanawawo, Para Kader Tani, Camat Magepanda, Camat Tanawawo, dan Sekcam Mego guna merancang rencana peraturan desa yang berpihak pada kepentingan para petani.
Kegiatan yang digelar di Pusat Sekolah Lapangan (Puskolap) Jiro-jaro, Tana li, desa Bhera, kecamatan Mego dihadari camat Magepanda, camat Tanawawo, sektretaris kecamatan Mego dan tujuh perangkat desa dan anggota BPD desa dampingan.
Carolus Winfridus Keupung (Direktur WTM) pada pembukaan acara tersebut mengatakan bahwa “Pembangunan bidang pertaniaan terus dikembangkan Wahana Tani Mandiri selain dengan menghadirkan kader tani sebagai pelopor penggerak pertanian di kelompok tani yang ada di masyarakat, juga melakukan sejumlah kegiataan, seperti: penelitian benih local, diskusi isu pertanian warga, melakukan kunjungan ke kebun petani dan mendorong adanya anggaran pertanian bagi petani yang bersumber dari desa.
Sebagain desak ini sudah memberikan perhatian serius terhadap pembangunan pertanian, namun sebagain besar desa hingga kini ada yang belum berani berikan perhatian secara serius. Ini yang menjadi salah satu persoalan dalam pengembangan sektor pertanian. Untuk itu kita mendorong agar pemerintah desa mampu dan berani memberikan perhatian serius kepada petani dengan kebijakan anggaran dalam reregulasi desa,” ungkap Win.
Lebih lanjut, Win Keupung mengatakan, dalam pengembangan pertanian menuju kedaulatan pangan petani, tidak terpisahkan dengan pengelolahan lingkungan yang berdampak pada kehidupan. Selama ini Wahana Tani Mandiri pun memberikan perhatian terhadap lingkungan dengan melakukan kegiatan penghijauan mata air. Namun ada sisi yang harus didorong terkait persoalan lingkungan, usaha tani dan lainnya yang berhubungan dengan komunitas petani, yakni bagaimana peran BPD dalam merangsang pemberdayaan pembangunan desa, dengan melihat sejumlah permasalahan di desa, kecamatan dengan melakukan Pelatihan penyusunan perdes, manajemen pembangunan desa.
Bahwa, Pembangunan yang dipimpin oleh rakyat terkait dengan pembangunan desak hususnya pertanian.Pld kami mencoba mengimentasikan dengan menciptakan kader tani. Kader tani adalah petani dan membantu proses pengembangan di komunitas untuk melakukan perubahan di sector pertanian. Ada penelitian, diskusi, kunjungan kebun bahkan sampai pelatihan. Program ini tidak ada dukungan ke petani. Petani didorong untuk melakukan swadaya di kelompok, ujar aktifis Walhi NTT.
Urbanus Pagan, Camat Magepanda dalam membuka acara Rapat Koordinasi tersebut mengatakan, bahwa saya senang karena tempat ini baik adanya dan wilayah ini sangat potensi. Terkait acara hari ini sangat bagus karena lingkungan berpengaruh pada kehidupan.
Kami di Magepanda dikenal penghasil beras tetapi kondisi sekarang banyak petani beli beras. Kami meminta WTM dalam pendampingan jangan hanya padi saja tetapi hal-hal lain juga harus dipikirkan. Butuh perdes dalam hal ini, karena suatu saat sawah tidak ada dan tidak dimanfaatkan lagi. Populasi penduduk akan mengakibatkan berkurangnya produksi sehingga Payung hokum untuk lahan pertanian sangat penting untuk menyelamatkan lahan-lahan pertanian. Perdes tentang ternak juga penting untuk menyelamatkan lahan, ujar Pagan.
Sedangkan Awales Syukur, (Sekcam Mego) mengapresiasi WTM bisa memfasilitasi pertemuan ini. Hampi 90 % penduduk di wilayah kecamatan Mego berada di sektor pertanian. Keberadaan WTM penting di wilayah progaram. Segi pemerintah kami senang terkait pengelolaan pertanian untuk memberdayakan petani. Petani sendiri mengumpulkan bibit sehingga sebagai sumber penampung bibit. Pemerintah desa seharusnya merespon baik para petani, ujar mantan Humas Sekda Sikka.
Desa membuat regulasi untuk pedoman dalam menentukan anggaran. Desa membuat Perdes terkait bidang-bidang yang berhubungan dengan pertanian. Desa banyak yang bingung untuk membuat anggaran sehingga banyak silva. Kita bisa duduk secara bersama untuk memikirikan program andalan bagi petani sehingga petani tidak bingung dalam mengelola bibit, pengolahan lahan.
Kita butuh kolaborasi dengan WTM dalam hal pemakaian pupuk organik. Kita harus menggerakkan petani kita terkait manfaat dan cara pengelolaannya. Proses ini butuh pemahaman secara berulang-ulang kepada petani kita. Dari 10 desa sudah siap dokumen untuk rancangan terkait berbagai hal pemberdayaaan pertanian. Di Napugera ada pelatihan dan melakukan kegiatan Kordinasi dengan teman 10 desa untuk shering bugjet dengan mitra kita, ajak Syukur
Kita punya sumber mitra yang dekat, yaitu: WTM untuk melakukan pendampingan secara baik. Kita juga perlu mengadvokasi secara baik segala hal yang menyangkut program di desa. Desa yang di Mego bila kita kordinasi secara baik pastinya bisa dilakukan. Kita harus kerjasama dan kolaborasi dengan LSM dam hal ini WTM sebagai bagian dari proses pemberdayaanitu. Pelatihan untuk kapasitas aparat desa dan BPD sangat penting. Kita bukan hanya memikirkan petani tetapi kapasitas kelembagaan desa sangat berpengeruh pada progam desa. (Tk-KN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar