LATAR BELAKANG
Beatriks Rika, Sedang melakukan praktek dan share pengetahuan |
Krisis pangan terus
membelit rakyat hingga hari ini. Berbagai kampanye akan kedaulatan pangan yang
digalakkan berbagai komponen sebagai upaya memenuhi hak atas pangan yang berkualitas seakan tidak menjawabi
permasalahan tersebut. Malah yang terjadi adalah keterbatasan pangan dan hampir
sebagian benih lokal (pangan) punah. Benih dari luar wilayah, yang merupakan
hasil rekayasa genetik menjadi
pilihan untuk dikembangkan di NTT. Tentunya, tidak cocok dengan kondisi alam
dan iklim.
Wahana Tani Mandiri dalam
kerja samanya dengan Misserior – Jerman dalam program “Peningkatan Kapasitas Petani dalam Adaptasi Perubahan Iklim lewat
Pendekatan Usaha Tani Berbasis Konservasi”. Hakekatnya, program bertujuan
membangun kedaulatan pangan mulai dari komunitas-komunitas kecil, dengan
menanam kembali berbagai varietas pangan lokal yang pernah dikembangkan
masyarakat setempat. Salah satu kegiatan yang sedang dijalankan adalah pemulian
benih variaetas padi lokal.
Dari aktifitas
ini, kemudian melahirkan Beatriks Rika, figur perempuan yang sukses melakukan
pemulian benih. Keberhasilan ini kemudian mendapatkan apreseasi sebagai salah
satu Famale Food Hero, versi Oxfam tahun
2015.
Beatriks fasilitasi Study farmet to Faremer di Kel. Rembulan |
Sedangkan
diskusi kedaulatan pangan yang difasilitasi oleh Beatriks Rika dan WTM itu
sebanyak 14 Kelompok Tani, di 13 Desa, 6 Kecamatan, yang mana 3 wilayah program dan 3 wilayah luar program WTM di
Kabupaten Sikka. Total peserta kegiatan diskusi kedaulatan pangan 297, L: 152
dan P: 145. (Lihat Tabel 1. Pelaksanaan Diskusi Kedaulatan Pangan).
Tabel 1. Diskusi Kedaulatan Pangan
NO
|
LOKASI
KEGIATAN
|
KELOMPOK
TANI
|
WAKTU
|
PESERTA
KEGIATAN
|
|||
KECAMATAN
|
DESA
|
L
|
P
|
TOTAL
|
|||
1
|
Mego
|
Dobonuapu
|
Bugusupu
|
17 Januari
|
29
|
2
|
31
|
Bhera
|
Lowo Lo’o
|
5 April
|
9
|
6
|
15
|
||
Dobo
|
Kasih Ibu
|
8 April
|
5
|
9
|
14
|
||
Korobhera
|
Rembulan
|
12 April
|
8
|
15
|
23
|
||
2
|
Tanawawo
|
Bu Selatan
|
Nue Heu Pega
|
3 April
|
4
|
12
|
16
|
Poma
|
Pama Mbale 1
|
11 April
|
20
|
18
|
38
|
||
Renggarasi
|
Watu Teke
|
4 April
|
9
|
6
|
15
|
||
3
|
Magepanda
|
Done
|
· Bogo Sama 2
· Tedo Tembu
|
21 Maret
|
10
|
7
|
17
|
4
|
Mapitara
|
Hale
|
Suka Tani
|
24 Maret
|
12
|
3
|
15
|
Natakoli
|
Popo Wolot
|
25 Maret
|
8
|
14
|
32
|
||
5
|
Kangae
|
Teka Iku
|
Mawar
|
23 Maret
|
3
|
22
|
25
|
Langir
|
Wawua
|
22 Maret
|
6
|
23
|
29
|
||
6
|
Talibura
|
Bangkoor
|
Kojablo
|
20 Maret
|
15
|
4
|
19
|
TOTAL
|
145
|
152
|
297
|
TUJUAN
·
Pembelajaran akan pemulian padi lokal sebagai solusi atas
keterbatasan benih;
·
Kampanye kedaulatan pangan di kelompok tani;
·
Mendorong keterlibatan Negara/Pemerintah melalui sebuah
kebijakan yang mendukung pengembangan pola pertanian yang organik dan
mengembangkan kapasitas inovatif bagi petani.
OUTPUT
·
Adanya benih padi lokal yang unggul dan adaptif terhadap perubahan
iklim ditemukan melalui praktek pemulian benih padi;
·
Adanya motivasi bagi petani lain agar melihat pemulian
sebagai solusi petani dalam menghadapi keterbatasan benih dan terutama adaptif
perubahan iklim;
·
Mendorong Pemerintah agar menjadikan pemulian benih sebagai
sebuah solusi inovatif dalam bidang pengelolaan pertanian;
PELAKSANAAN KEGIATAN
PERSIAPAN TIM
BERSAMA BEATRIKS RIKA
Secara lembaga, Wahana Tani Mandiri - WTM)
berinisiasi menggagas kerja sama dengan Oxfam Indonesia sebagai salah satu
bentuk kampanye sekaligus penyebarluasan pengetahuan dengan pola “Study
Farmer to Farmer” terutama ke kelompok dampingan WTM dan beberapa lokasi
lain yang dipandang perlu.
Mengawali
kegiatan ini, dilakukan Breaving materi
Kedaulatan pangan oleh Carolus Winfridus Keupung (Direkur WTM), Dedy
Alexander (Koord Advokasi Pertanian),
Maria Marta Muda (Koordinator Advokasi dan Riset dan Pengelolaan Lingkungan Hidup),
Herry Naif (Koordinator Program CEPF) .
Kegiatan
ini difasilitasi oleh Carolus Win Keupung, yang mana dalam materi itu ia
menegaskan bahwa kedaulatan pangan menjadi hal yang urgen. Dan salah satu wujud
kegiatan itu adalah Pemuliaan.
PENGEMBANGAN PENELITIAN/PEMBUATAN RUMAH PEMBIBITAN
Sebagai bentuk pembenahan
penilitian baik secara manajemen maupun fisik penelitiannya, maka dilakukan
pembuatan rumah pembibitan untuk melindungi tanaman padi yang sedang mendapat
perhatian khusus sebagai sampel penelitian.
Karena itu, dibangun rumah
pembibitan dan para-para (rak) untuk tempat disimpannya polibag yang terisi
dengan tanaman padi penelitian. Ditambah dengan dibuatkan papan penelitian
sebagai bentuk kampanye Beatriks di wilayah penelitiannya.
DISKUSI PENELITIAN DAN SHARE INFORMASI DENGAN
KELOMPOK TANI
Dalam pengembangan program “Study
Farmer to Farmer” di beberapa wilayah itu dengan beberapa metode,
yakni: diskusi, tanya jawab, dan presentasi dari Beatriks, sebagai bentuk
sosialisasi dan shering pengalaman terkait kegiatan pemuliaan kawin silang padi
lokal yang sudah dilakukan.
Diskusi kedaulatan pangan yang difasilitasi
oleh Beatriks Rika dan WTM itu sebanyak 14
Kelompok Tani, di 13 Desa, 6 Kecamatan, yang mana 3 wilayah program dan 3
wilayah luar program WTM di Kabupaten Sikka. Total peserta kegiatan diskusi
kedaulatan pangan sebanyak 297, L: 152 dan P: 145. (Lihat Tabel Pelaksanaan
Diskusi Kedaulatan Pangan.
KECAMATAN MEGO
·
Kelompok Bugusupu, desa Dobo Nuapu’u, Kecamatan
Kegiatan ini diawali dengan sambutan Direktur WTM terkait
pengembangan pangan lokal yang dikembangkan masyarakat. Pengembangan pola
pertanian berkelanjutan yang diterapkan dengan pola usaha tani terpadu
diharapkan dapat dilaksanakan sebaik mungkin melalui pendampingan WTM di
kelompok tani.
Setelah itu, Beatrik Rika melakukan sosialisasi tentang kedaulatan pangan
yang dilanjutkan dengan sharing pengalaman terkait penelitian pemuliaan/kawin silang
padi yang dia lakukan. Ada kesepakatan terkait identifikasi jenis padi lokal yang
pernah ditanam di kelompok, sehingga di musim tanam setiap
anggota kelompok mengembangkan padi lokal sebagai varietas utama.
·
Kelompok
Rembulan, desa Korobhera, Kecamatan Mego
Kegiatan ini diawali dengan sambutan Koordinator
Pertanian
terkait pengembangan pangan lokal yang dikembangkan masyarakat. Hadir juga kader
tani, Said Naja yang sekaligu ketua kelompok tani Rembulan.
Pengembangan pola pertanian berkelanjutan yang diterapkan
dengan pola usaha tani terpadu diharapkan dapat dilaksanakan sebaik mungkin
melalui pendampingan WTM di kelompok tani.
Setelah itu, Beatrik Rika melakukan sosialisasi tentang kedaulatan pangan
yang dilanjutkan dengan sharing pengalaman terkait penelitian pemuliaan/kawin silang
padi yang dia lakukan.
Kesepakatan yang dibangun saat itu terkait identifikasi jenis padi
lokal yang pernah ditanam di kelompok, sehingga di musim tanam setiap
anggota kelompok mengembangkan padi lokal sebagai varietas utama.
KECAMATAN MAGEPANDA
·
Kelompok Bogosama 2, desa Done, Kecamatan Magepanda
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 21 Maret
2017. Peserta yang hadir berjumlah 18 orang (L: 10 dan P: 8).
Kunjungan kali ini merupakan kunjungn yang dilakukan di
kelompok dampingan selama 3 tahun yang tentunya sudah sekit lebih paham program
pendampingan yang dilakukan WTM melalui staf lapangan.
Terkait penelitian, di kelompok ini ada salah satu petani
peneliti sekaligus kader tani yang melakukan penelitian padi lokal. Tetapi tidak berhasil pada
saat proses kawin silang. Oleh karena itu, melalui diskusi kali ini
Bapa Kanisius garu semakin termotivasi untuk mengulang kembali penelitiannya
secara sabar dan tekun.
KECAMATAN
TALIBURA
·
Kelompok Kojablo, desa Bangkoor, kecamatan Talibura
Kegiatan kunjungan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20 Maret 2017. Peserta yang hadir
sebanyak 19 orang (L: 15, P:4) ditambah dengan dua (2)
orang perwakilan dari BPK Talibura.
Kelompok Kojablo sangat berterima kasih atas kunjungan kali
ini, dimana terjadi shering pengalaman terkait pemuliaan benih. Kelompok ini sudah menjadi
penangkar benih padi dan jagung selama 3 tahun akan tetapi benih yang
mereka gunakan adalah benih Ciheran.
Oleh karena itu ada kesepakatan di kelompok untuk
mengidentifikasi benih lokal yang ada di wilayah Talibura. Setelah itu, kelompok bersedia membuat
denplot penelitian padi. Untuk itu kelompok meminta pihak WTM
bersama mama Beatriks untuk melatih mereka sebagai kesepakatan dan
keberlanjutan dari diskusi ini.
KECAMATAN KANGAE
·
Gapoktan Wa Wua, desa Langir, Kecamatan Kangae
Kegiatan dibuka oleh kepala desa Langir dan dihadiri oleh
PPL desa langir dan Kepala BPK kecamatan Kangae.
Dari hasil diskusi bersama anggota kelompok dan PPL, kelompok telah
mengembangkan pangan lokal dan pupuk organik. Tanaman jagung merupakan
komoditi utama desa Langir.
Selain itu, advokasi dana desa sudah mulai dilakukan dan terbukti bahwa
kepala desa Langir melaui program pemberdayaan sudah mengalokasikan anggaran
dana tahun 2017 untuk penyediaan bahan dan alat pembuatan pupuk cair.
Di samping itu masih banyak hal menyangkut pemberdayaan
pertanian di desa Langir sudah diakomodir dalam RPJM - Des. Kepala desa menghimbau
bahwa kunjungan dan kerja sama dengan WTM harus berlanjut sehingga komunikasi
dan koordinasi sangat penting untuk memaduka program desa, dinas dan WTM dapt
berjalan dengan baik.
·
Kelompok Tani Mawar, Desa Teka Iku, kecamatan Kangae
Kegiatan dilaksanakan di aula kantor desa Teka Iku pada hari
Kamis tanggal 23 Maret 2017 dengan jumlah peserta sebanyak 15 orang (L: 12, P:3).
Beatriks Rika, dalam materinya mengulas tentang
pangan lokal yang hampir punah. Untuk itu, para petani sebaiknya
mengidentifikasi pangan lokal yang ada dan kemudian dikembangkan. Saya dengan
beberapa teman belajar untuk bagiamana melakukan perkawinan silang padi lokal
(pemulian). Mengapa? Karena selama ini kita sangat bergantung pada benih dari
luar. Semestinya kita sebagai petani kaya dengan varietas benih lokal.
KECAMATAN
MAPITARA
·
Kelompok Suka tani, desa Hale Kecamatan
Mapitara
Kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 24 Maret 2017
dengan jumlah peserta sebanyak 23 orang (L: 9, P: 14).
Berkaitan dengan kedaulatan pangan tentunya belum sesuai
dengan apa yang diharapkan karena jenis tanaman pangan lokal yang ditanam
sangat sedikit. Oleh karena itu melalui dikusi dan perencanaan di kelompok untuk
mengembangkan berbagai jenis tanaman pangan lokal.Disamping itu ada kesepakatan
untuk mengidentifikasi berbagai jenis padi lokal yang pernah ditanam di wilayah
desa Hale, sehingga di waktu musim tanam memotivasi setiap anggota
kelompok untuk mengembangkan padi lokal.
·
Kelompok Popowolot, desa Natakoli, Kecamatan Mapitara
Kegiatan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 25 Maret 2017
dengan jumlah peserta sebanyak 31 orang (L: 29, P: 2).
Berkaitan dengan kedaulatan pangan tentunya belum sesuai
dengan apa yang diharapkan karena jenis tanaman pangan lokal yang ditanam
sangat sedikit. Oleh karena itu melalui dikusi dan perencanaan di kelompok
untuk mengembangkan berbagai jenis tanaman pangan lokal.
Di samping itu, ada kesepakatan untuk mengidentifikasi berbagai jenis padi
lokal yang pernah ditanam di wilayah desa Hale, sehingga di waktu musim
tanam memotivasi setiap anggota kelompok untuk mengembangkan padi lokal.
KECAMATAN TANAWAWO
·
Kelompok Nua Heu Pega, desa Bu Selatan
Kegiatan diskusi pangan dalam program study farmer
to farmer, kerja sama WTM dengan Oxfam, dilakukan di Kelompok Tani Nua Heu
Pega, desa Bu Selatan (03/4). Kegiatan ini difasilitasi oleh Sipri Rehing
(kader tani dan peneliti). Peserta yang hadir 16 orang, L: 4, P: 12.
Dalam pembukaan, Sipri juga menyinggung tentang
pengalamanya akan penelitian tetapi gagal. Dari kami semua yang sukses adalah
Beatriks Rika yang akan menyeringkan pembelajaran bagi kita semua.
Beatriks Rika, dalam materinya mengulas tentang
pangan lokal yang hampir punah. Untuk itu, para petani sebaiknya
mengidentifikasi pangan lokal yang ada dan kemudian dikembangkan. Saya dengan
beberapa teman belajar untuk bagiamana melakukan perkawinan silang padi lokal
(pemulian). Mengapa? Karena selama ini kita sangat bergantung pada benih dari
luar. Sipri juga adalah salah satu peneliti yang diharapkan akan sukes ke depan
sehingga kita memperbanyak benih lokal yang unggul dan adaptif dengan kondisi
iklim kita di sini.
·
Kelompok Pama Mbale 1, Desa Poma
Kegiatan diskusi pangan yang dilakukan di Kelompok
Tani Pama Mbale 1, desa Poma (11/4). Kegiatan ini difasilitasi Alexander Saragi
(Koodinator Pertanian WTM). Peserta kegiatan 38 orang, L: 20, P: 18.
Dalam pembukaan, Aleks mengungkapkan tentang
pentingnya usaha pertanian yang mendorong kemandirian petani dan kelestarian
lingkungan. Prinsipnya pola pertanian terpadu yang ditawarkan WTM ini memiliki
dua nuansa tersebut, bila kita konsisten menjalankannya.
Beatriks Rika, dalam materinya mengulas tentang
pangan lokal yang hampir punah. Sebagai petani sekiranya kita memilliki benih
lokal yang selama ini kita tanam dan kembangkan di kebun kita. Bila kemudian
kita bergantung pada pihak luar, maka sampai kapan pun kita sedang
menggantungkan diri. Kita akan terus jadi petani yang tidak berdaulat dalam
diri kita.
Setelah itu dibangun kesepakatan bersama agar
pengembangan pangan lokal menjadi tanggung jawab bersama.
·
Kelompok Watu
Teke, Desa Renggarasi
Dalam pembukaan, Yan mengungkapkan tentang
pentingnya usaha pertanian yang mendorong kemandirian petani dan kelestarian
lingkungan. Prinsipnya pola pertanian terpadu yang ditawarkan WTM tentunya bila
kita konsisten maka perlahan-lahan kita akan menuju kemandirian yang didukung
dengan kelestarian lingkungan. Tanpa itu, kimia yang sedang ramai dibagikan itu
menghancurkan pola pertanian yang selama ini kita bangun.
Beatriks Rika, dalam materinya mengulas tentang
pangan lokal yang hampir punah. Sebagai petani sekiranya kita memilliki benih
lokal yang selama ini kita tanam dan kembangkan di kebun kita. Bila kemudian
kita bergantung pada pihak luar, maka sampai kapan pun kita sedang
menggantungkan diri. Kita akan terus jadi petani yang tidak berdaulat dalam
diri kita.
Setelah itu dibangun kesepakatan bersama agar pengembangan
pangan lokal menjadi tanggung jawab bersama.
PENUTUP
Pelaksanaan
program “Study Farmer to Farmer” yang
rencananya mulai berjalan pada bulan Februari tetapi kemudian mengalami
hambatan secara kelembagaan di tingkat internal WTM.
Namun, pada
bulan Maret program ini diagendakan WTM bersama Beatriks Rika untuk melakukan
Road Show di beberapa kelompok tani di
beberapa kecamatan di Kabupaten Sikka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar