EMPAT PETANI DAMPINGAN WTM,
BERHASIL KAWIN SILANG PADI
Rusdy MagaJun 24, 2016EconomicComments Off On EMPAT PETANI DAMPINGAN WTM,
BERHASIL KAWIN SILANG PADI
Beatrix Rika, Kanis Garu dan Herjon sedang melakukan | pemulian tanaman tanaman padi |
Zonalinenews-Maumere, Dua pelatihan kawin silang yang diselenggarakan
WTM, kerja sama dengan Miserior Jerman dalam program “Program Penguatan Kapasitas Masyarakat Tani dalam Adaptasi
Perubahan Iklim lewat Pendekatan Usaha Tani Berbasis Konservasi” telah
menghasilkan 4 petani peneliti yang sukses. Keempat petani diantaranya,
Beatriks Rika (Lekebai), Siprianus Rehing (Bu Selatan), Yohanes Dara dan
Sirilus (Parabubu). Keempat petani tersebut, memilih benih lokal sesuai dengan
keinginan masing-masing. Beatriks mengawinkan pare kupa dengan ciherang. Sipri
menginkan pare gorothuna dengan menge, Yohanes Dara dan Sirilus mengawinan pare
laka dan bebonaja.
Menurut
Direktur Wahana Tani Mandiri (WTM) Carolus Winfridus Keupung , WTM dalam
kerjasama dengan Miserior Jerman salah satu aktivitas adalah Penelitian Kawin
Silang Padi (Pemulian Benih Padi). Bagi Wahana Tani Mandiri dan petani
dampingannya, penelitian bukanlah hal yang baru. “ Mengapa WTM mengembangkan
pertanian organik sekarang karena ini juga hasil penelitian bersama petani
dampingan, pada tahun 2002. Padahal awalnya kami adalah bagian dari kimia,
demikian ujar Carolus Winfridus saat ditemui di kantornya,Kamis 23 Juni
2016 pukul 10.00 Wita
Carolus
Winfridus menjelaskan, WTM juga secara kelembagaan melakukan kajian pertanian
untuk mengetahui secara pasti tentang sebuah tanaman. Dari pengalaman ini, saya
menyimpulkan bahwa penelitian itu bukanlah hal baru, ujar mantan direktur WALHI
NTT
Terkait
dengan penelitian kawin silang yang sedang dilakukan petani, dan keempat petani
yang sukses itu, kami berbangga. Bahwa di tengah keterpurukan iklim yang
dinilai tidak bersahabat yang mana ketidakpastian musim penghujan dan curah
hujan yang sangat rendah, masih ada petani yang sukses melakukan penelitian.
Kami berharap pengalaman sukses ini menjadi motivasi bagi petani yang lain agar
kemudian juga mencoba melakukan penelitian.
Koordinator
Advokasi, Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Hasil – WTM, Herry Naif mengatakan
penelitian kawin silang demi pemulian benih sepintas dinilai gampang. Benar.
Tetapi ada banyak faktor yang bisa mendukung dan menghambat penelitian mulai
dari petani peneliti sendiri maupun faktor-faktor eksternal.
Sebenarnya,
ada dua puluhan petani yang melakukan penelitian tetapi gagal karena para
petani peneliti tidak serius dalam melakukan pemantauan dan perawatan. Tetapi
bagi kami ini adalah sebuah dinamika agar membuat petani melakukan
pembelajaran.
“Para
petani telah mencoba mengikuti langka-langka penelitian sesuai dengan apa
yang diperoleh dalam pelatihan yang fasilitasi oleh Matian Pagang (Lembor
– Manggarai Barat) dan Yuni (Masipag Filipina), “ujar Herry.
Beatriks
Rika, petani peneliti pertama yang sukses kawinkan padi dan pada hasil kawin
(F1) yang disebutnya padi 3S (Sengga, Sanggo, Sedu) itu sudah ditanam di
pematang sawah yang berumur 30 hari. “Awalnya padi itu daunnya kuning. saya
begitu kuatir bila padi itu mati. Tetapi ternyata seminggu kemudian setelah
perpindahannya ke sawah, mulai menampakan daun hijau dan padi itu sudah 20 cm
tingginya. Bentuk daunya melengkung, panjang dan lancip. Jumlah anakan baru 1,
ujar beatriks saat ditemui di rumah kediamannya di Lekebai, desa Bhera,
Kecamatan Mego.
Lanjut
Beatriks , sampai saat ini dirinya masih mengikuti perkembangannya untuk
mengetahui apakah dia mengikuti sifat pada yang mana? Apakah jantan (kupa) atau
ciherang (betina). “ Kemudian saya mau tau sifat baru apa saja yang akan muncul
dari hasil kawin tersebut, sehingga saya harus serius mengikutinya, ujar kader
Tani WTM yang mendampingi 3 kelompok tani di desa Bhera,”ujar Betrriks.(*Angga)
Sumber: http://www.zonalinenews.com/2016/06/empat-petani-dampingan-wtm-berhasil-kawin-silang-padi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar