Maumere, KN. Beternak ayam bagi petani adalah sesuatu
kebiasaan. Hampir setiap petani tentunya memiliki ayam. Ayam dianggap sebagai
binatang yang harus dimiliki. Hanya sayang, bahwa ternak ayam tidak dilihat
sebagai sesuatu potensi yang bisa dijadikan pendapatan ekonomi petani. Padahal
beternak ayam itu lebih gampang yang penting dijalankan berdasarkan analisa
usaha tani yang dibuat sebelumnya.
Menyadari pentingnya beternak ayam,
Wahana Tani Mandiri (WTM) dalam pertemuan rutin dengan kelompok tani yang
dilakukan oleh fasilitator lapangan kecamatan Magepanda (Maria Marha Muda)
mengambil topik “Bukan Sekedar Beternak Ayam”. Topik ini
didiskusikan bersama kelompok Tani Apon Langga (Desa Kolisia B) pada Jumat,
20/06/16).
Kegiatan yang dihadiri oleh puluhan
anggota kelompok tani dibukan oleh Yohanes Moning (Kader Tani Desa Kolisia B).
Turut hadir dalam acara tersebut Herry Naif (Koordinator Advokasi, Lingkungan
Hidup dan Pengelolan Lingkungan Hidup WTM dan Wihelmus Woda (Koordinator Media
dan Publikasi) WTM.
Diskusi ini difokuskan pada
bagaiamana melalukan ternak ayam yang baik serta pengendalian penyakit ternak
dengan cara tradisional, yakni: Pepaya Muda, Kunyit, Pinang, Buah/Daun Sawo,
kotoran (tai) ternak, dan kotoran Kambing.
Bahwa di banyak tempat sering kali
orang menawarkan untuk dilakukan vaksin ternak yang munggunakan obat kimia.
Tetapi WTM, yang telah puluhan tahun hidup bersama petani, ternyata ada begitu
banyak pengobatan dan pencegahan tradisional yang sudah dilakukan oleh
masyarakat. Tidak salah bila kemudian petani menggunakan ini untuk mencegah
tetelo yang sering menyerang ayam, demikian ujar Marta Muda.
Maria Marta Muda yang sering disapa
Oa oleh anggota kelompok tani dampingan WTM begitu bersemangat menyampaikan
tentang pencegahan dan pengobatan pada ayam. Dalam diskusi ini juga, Oa bersama
para petani membuat analisa Usaha Tani dengan memperhitungkan berapa besar
pendanpatan yang diperoleh dari ayam.
Prinsip dasarnya harus menghitung
berapa lama ayam itu bertelur, berapa lama ayam mengeram. Dari sini kita
kemudian bisa memperhitungkan dengan berapa jumlah ayam yang dimiliki petani.
Dengan demikian bisa dihitung dalam setahun berapa kali ayam itu mengeram dan
menghasilkan ayam dan kemudian bisa dikalkulasikan dengan harga pasar saat itu
maka petani mendapatkan berapa besar pendapatan, demikan jelas Oa.
Dari tabel periodisasi beternak ayam, Oa
mengatakan bahwa ayam itu biasanya bertelur selama lima belas (15) hari,
mengeram 21 hari, dan 14 hari anak ayam itu hidup bersama degan induknya. Maka
seekor ayam dirata-ratakan setiap tahun 6 kali berproduksi. Setiap ekor ayam
diperkirakan sekali berproduksi 6 ekor. Maka setahun seorang petani bisa
mendapatkan 15 juta setahun.
Itu berarti bahwa sebetulnya ayam bisa dijadikan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dalam meningkatkan pendapatan ekonomi. Hanya saja perlu mendapatkan keseriusan dan ketekunan. Malah bukan hanya itu tetapi petani harus meyakini bahwa beternak ayam akan mampu memberi pendapatan yang lebih baik bagi petani.
Setelah analisisi usaha tani dari
beternak ayam kemudian dilanjutkan dengan praktek pencegahan ayam. Ini
dilakukan agar para petani bisa mempraktekannya secara langsung. Selain itu,
disepakati bahwa pengembangan ternak ayam harus diawali dengan pembuatan
kandang yang berbentuk rumah panggung. Ini dimaksudkan agar ayam itu bebas dari
virus dan lebih dari itu ayam akan lebih berkembang. (Tim - KN)